Mohon tunggu...
M Syifaul Khoir
M Syifaul Khoir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemain Ke 12, Football is love❤️💛💚

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Industri Tekstil

14 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 14 Januari 2023   10:32 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN
Dunia sedang dilandan masalah lingkungan yang sangat memprihatinkan. Dimana salah satu dampak yang diberikan adalah menurunnya atau berkurangnya kualitas air bersih karena banyak sumber air atau aliran air yang tercemar oleh limbah, baik itu limbah domestic maupun limbah industry (Rahman, et al., 2018). 

Salah satu sumber masalah pencemaran lingkungan yaitu limbah industry yang pembuangannya dan pengolahannya kurang diperhatikan (Rahmat, et al., 2018). Salah satu industry yang cukup berpengaruh dalam pencemaran lingkungan yaitu industry tekstil. Industri tekstil di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang sangat pesat, terlebih lagi di Indonesia terkenal dengan beberapa kain khas seperti batik, songket, dan lain sebagainya. Selain kain-kain tradisional, industry tekstil di Indonesia juga sangat marak, setidaknya ada 1.230.988 perusahaan yang menekuni industry tekstil baik itu rumahan maupun yang perusahaan (Febi & Arini, 2021).

Sebagai negara berkembang, Indonesia bergantung pada sektor industri. Industri tekstil merupakan salah satu industri yang bergantung padanya. Selama beroperasinya industri tekstil, pasti akan timbul limbah. Limbah tekstil adalah limbah yang dihasilkan selama operasi kanji, pemisahan pati, pemutihan, pemasakan, alkalizing, pencelupan, pencetakan dan finishing industri tekstil. Bukan rahasia lagi bahwa suatu industri pasti menghasilkan limbah. Sebagian besar limbah ini seringkali dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar. Begitu pula dengan industri tekstil. Limbah dari industri tekstil sendiri meliputi limbah cair dan limbah padat. 

Air limbah yang muncul karena adanya prosses produksi pada industry tekstil merupakan salah satu limbah yang paling berpolusi jika dibandingkan dengan beberapa sektor industry lainnya seperti cat, kertas, dan farmasi (Guntur & Erina, 2019). Tujuan pengelolaan sampah adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan. Limbah padat dan cair perlu untuk dilakukan pemanfaatan kembali guna untuk mengurangi pendapatan limbah. Limbah padat dapat lebih bermanfaat daripada limbah cair karena limbah cair sudah mengandung campuran bahan kimia 

PEMBAHASAN

A. Limbah Industri Tekstil
Limbah merupakan sebuah hasil bahan buangan dari hasil produksi yang berupa zat sisa dari proses kegiatan manusia (Amiroh & Arini, 2019). Salah satu faktor yang membuat lingkungan tercemar di berbagai negara adalah adanya limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industry. Banyaknya jenis limbah pada masa sekarang, hal ini perlu menjadi konsentrasi para pengusaha, perusahaan, dan penggiat industry untuk mampu memberikan pengolahan limbah yang maksimal dengan cara mendaur ulang sehingga mmpunyai nilai tersendiri (Amiroh & Arini, 2019). Jika dilihat dari sifatnya limbah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Limbah Organik
Limbah yang dihasilkan dari makhluk hidup dan sifatnya mudah terurai, seperti sisak makanan dan lain sebagainya.

2. Limbah Anorganik
Limbah yang sifatnya sulit atau bahkan tidak bisa terurai seperti kaleng, kaca, dan plastic.
Sedangkan jika dilihat dari segi bentuknya, limbah dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Limbah Gas
2. Limbah Padat
3. Limbah Cair

Salah satu limbah yang cukup berperan besar dalam tercemarnya lingkungan yaitu limbah dari industry tekstil. Dalam buku "Introduction To Textie Fiber" kata Textile berarti tenun, tenunan, atau ditenun dalam bahasa prancis (Citra & Hasna, 2021). Limbah tekstil sendiri merupakan hasil dari sisa produksi tekstil yang dapat memberikan dampak negative dan mampu di olah lagi dengan daur ulang (Amiroh & Arini, 2019). Industry tekstil selalu ada di setiap negara karena hasil produknya berupa pakaian atau kebutuhan sandang lainnya yang menjadi kebutuhan pokok manusia (Hindrywati, 2020). Pemanfaatan dan pengolahan limbah tekstil penting untuk dilakukan karena limbah tekstil bisa dimanfaatkan hingga bernilai kembali dan limbah industry tekstil juga mampu berpotensi menjadi pencemar utama lingkungan jika tidak diolah (Findia & Arumsari, 2019).

Limbah dari industry tekstil yang cukup berbahaya adalah limbah yang berupa cairan. Limbah cair dari industry tekstil mengandung beberapa zat berbahaya bagi lingkungan salah satunya yaitu pewarna tekstil. Pewarna tekstil yang zat kimianya tersusun dari senyawa turunan benzzenanya yaitu senyawa azo, senyawa ini sangat sulit untuk terurai. Jika senyawa ini terdapat di lingkungan, senyawa azo mampu memnyebabkan kerusakan lingkungan dan bahaya bagi kesehatan seperti kanker dan mutase genetic lainnya. Zat pewarna yang ada dalam limbah cair industry tekstil merupakan zat pewarna sisa yag tidak digunakan dalam produksi tekstil. Zat pewarna tersusun dari gugusan kromogenik yaitu gugusan yang membuat molekul menjadi berwarna. Molekul dari zat pewarna sendiri merupakan campuran dari gugus kromofor dengan zat organic tak jenuh serta gugus auksokrom yang berperan sebagai pengikat warna kepada serat kain. Gugus auksokrom terbagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Kelompok Anion
SO3H, -OH, -COOH sebagai --O, SO3, dan lain lain
2. Kelompok Kation
NII2, NIIR, j0NR2 sama dengan --NR2Cl.

B. Pengolahan Limbah Industri Tekstil

Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai jenis-jenis limbah yang dihasilkan dalam industry tekstil, yaitu limbah gas buang, partikel, padat, dan cair. Limbah padat industry tekstil biasanya berupa bahan sisa kain atau bahan sisa lainnya yang digunakan dalam proses produksi industry tekstil. Sedangkan limbah cair merupakan cairan sisa yang dihasilkan dalam proses industry tekstil yang biasanya terkontaminasi atau tercampur dengan zat pewarna yang tidak ramah lingkungan. 

Kedua limbah ini harus diolah dengan tepat agar limbah yang dihasilkan tidak terbuang sia-sia dan tidak mencemari lingkungan. Limbah ini perlu dicari bagaimana caranya agar bisa dimanfaatkan kembali, kalaupun tidak bisa dimanfaatkan setidaknya diproses lagi sedemikian rupa agar mengurangi pemcemaran lingkungan. Limbah padat industry tekstil biasanya berupa kain sisa yang tida digunakan dalam proses produksi industry tekstil, Limbah kain ini dapat dimandaatkan kembali dan dapat digunakan sebagai bahan dasar proses pembuatan produk tertentu. 

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi dan Arini (2021) yang menjelaskan bajwa limbah kain dari industry tekstil berpotensi besar untuk dapat dimanfaatkan kembali melalui metode upcycle yang didalamnya harus melewati serangkaian proses seperti observasi, mengsortir sesuai kebutuhan, dan memproduksinya dengan menggunakan teknik surface design.

Selanjutnya yaitu Limbah cair, limbah cair pada industry tekstil cenderung tidak bisa dimanfaatkan dan sangat berbahaya serta berpotensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengolahan limbah cair sedemekian rupa sebelum limbah tersebut dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Secara umum proses pengolahan limbah cair industry tekstil terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Proses Prapemrosesan
Pada proses ini biasanya dilakukan beberapa tahapan seperti penyaringan butiran kasar, pemerataan, pengaturan suhu, penghilangan warna, dan penyaringan halus. Pada tahapan pengaturan suhu, air limbah tekstil cair biasanya mempunyai suhu 350-400 derajat Celcius, hal ini perlu dilakukan pendinginan agar mempermudah proses biologis yang melibatkan aktivitas bakteri lebih maksimal, biasanya proses pendinginan dilakukan pada menara pendinginan. Pada tahapan perubahan warna, air limbah industry tekstil yang berwarna akan dilakukan perubahan warna dengan cara menambahkan larutan FeSO4 dengan konsentrasi 600-700 ppm, selanjutnya air limbah indutri tekstil akan diatur kadar pH nya dengan cara menambahkan kapur tohor dengan konsentrasi 150-330 ppm dan Ferro Sulfat pada limbah cair. Pada tahapan penyaringan butiran kasar, air limbah industry tekstil di saring untuk menangkap kain dan residu serat yang dimungkinkan masih ada pada air limbah.

2. Proses pengolahan primer
Pada proses ini akan terjadi dua proses yaitu proses biologis dan proses sedimentasi. Proses biologis akan berlangsung secara alami yang mengandalkan bakteri. Proses biologis ini diiringi oleh proses sedimentasi, kedua proses tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunaan parit oksidasi, kolam aerobic, dan lumpur aktif.
3. Proses pengolahan sekunder
Proses sekunder merupakan proses persiapan air limbah yang diolah untuk masuk ke sumber penerima. Beberapa parameter diperiksa di outlet settling tank untuk membuat cetakan dan untuk mengetahui apakah limbah cair industry tekstil ini layak di buang ke sumber air atau tidak. Dalam beberapa kasus limbah cair industry tekstil diperlukan melakukan penambahan larutan polimer pada konsentrasi 0,5-2,0 ppm, agen anti-busa, dan alumunium sulfat pada konsentrasi 150-33 ppm guna mengurangi suspensi dan residu yang tersisa.

KESIMPULAN
Limbah tekstik merupakan limbah yang muncul karena adanya proses sizing, pemisahan, bleaching, pemasakan, pemolesan, pencelupan, pencetakan, dan finishing dari produksi tekstil. Industri tekstil memproses dan memproduksi bahan jadi dengan memanfaatkan zat warna, sisa zat warna yang digunakan (limbah tekstil) mampu mencemari lingkungan dengan derajat kereaktifannya masing-masing. Limbah tekstil sendiri mempunyai karakteristiknya masing-masing, hal ini dapat dilihat dari sifat biologi, sifat fisik, dan sifat kimia dari limbah yang dihasilkan. Semoga karya ilmiah ini dapat memperkaya pengetahuan para pembaca yang akan mendirikan usaha industri tekstil agar lebih memahami pengertian limbah tekstil dan cara penanganan limbah tekstil yang benar cocok untuk tidak membuang limbah tekstil tidak sesuai yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
 
Ajim, Nanang. 2020. "Jenis dan Penggolongan Limbah Industri Tekstil", https://www.mikirbae.com/2016/08/jenis-dan-penggolongan-limbah-industri.html, diakses pada 04 Januari 2021 pukul 17.00
Amiroh, S. F., & Arini Arumsari, 2019, Pemanfaatan Limbah Konfeksi Di Soreang Dengan Inspirasi Kesenian Sisingaan, E-Proceeding Of Art & Design, Vol. 6 No. 2 Page 1871
Citra Puspitasari & Hasna Adams, 2021, Perancangan Produk Fashio Dengan Teknik Tenun Sebagai Upaya Kreatif Mengoptimalkan Pemanfaatan Limbah Benang Rajut (Studi Kasus: Sentra Rajut Binong Jati-Bandung), Jurnal Desain, Vol. 8 No. 3 Page 334-344
Dwioktavia. 2011. "Pengolahan Limbah Industri Tekkstil", https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/, diakses pada 03 Januari 2021 pukul 20.00
Febri Oktapiyanti & Arini Arumsari, 2021, Pemanfaatan Limbah Kain Katun Dari Industri Konfeksi Soreang Menggunakan Teknik Surface Design Untuk Produk Fesyen, Jurnal E-Processding Of Art & Design, Vol. 8 No. 6 Page 3633.
Findia, Amiroh Salwa, and Arini Arumsari. 2019. "PEMANFAATAN LIMBAH KONFEKSI DI SOREANG DENGAN INSPIRASI KESENIAN SISINGAAN." Edited by Arini Arumsari. e-Proceeding of Art & Design (Universitas Telkom).
Guntur, A. F., & Erina, R., 2019, Optimalisasi Pengolahan Air Limbah Industri Batik Menggunakan Integrasi Biofilter dan Construced Wetlands Sebagai Sumber Daya Air Terbarukan, Jurnal Mahasiswa Unesa Vol. 3 No. 1.
Hindryawati, Noor. 2020. Fotokatalisis Dalam Pengolahan Limbah Tekstil. Yogyakarta: Deepublish.
Rahman, Hilmi Abdul, Norela Jusoh, Norasikin Othmana, Muhammad Bukhari Rosly, Raja Norimie Raja Sulaiman, and Norul Fatiha Mohamed Noah. 2018. "Green formulation for synthetic dye extraction using synergistic mixture of acid-base extractant." Separation and Purification Technology 209: 293-300.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun