B. Pengolahan Limbah Industri Tekstil
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai jenis-jenis limbah yang dihasilkan dalam industry tekstil, yaitu limbah gas buang, partikel, padat, dan cair. Limbah padat industry tekstil biasanya berupa bahan sisa kain atau bahan sisa lainnya yang digunakan dalam proses produksi industry tekstil. Sedangkan limbah cair merupakan cairan sisa yang dihasilkan dalam proses industry tekstil yang biasanya terkontaminasi atau tercampur dengan zat pewarna yang tidak ramah lingkungan.
Kedua limbah ini harus diolah dengan tepat agar limbah yang dihasilkan tidak terbuang sia-sia dan tidak mencemari lingkungan. Limbah ini perlu dicari bagaimana caranya agar bisa dimanfaatkan kembali, kalaupun tidak bisa dimanfaatkan setidaknya diproses lagi sedemikian rupa agar mengurangi pemcemaran lingkungan. Limbah padat industry tekstil biasanya berupa kain sisa yang tida digunakan dalam proses produksi industry tekstil, Limbah kain ini dapat dimandaatkan kembali dan dapat digunakan sebagai bahan dasar proses pembuatan produk tertentu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi dan Arini (2021) yang menjelaskan bajwa limbah kain dari industry tekstil berpotensi besar untuk dapat dimanfaatkan kembali melalui metode upcycle yang didalamnya harus melewati serangkaian proses seperti observasi, mengsortir sesuai kebutuhan, dan memproduksinya dengan menggunakan teknik surface design.
Selanjutnya yaitu Limbah cair, limbah cair pada industry tekstil cenderung tidak bisa dimanfaatkan dan sangat berbahaya serta berpotensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengolahan limbah cair sedemekian rupa sebelum limbah tersebut dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Secara umum proses pengolahan limbah cair industry tekstil terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Proses Prapemrosesan
Pada proses ini biasanya dilakukan beberapa tahapan seperti penyaringan butiran kasar, pemerataan, pengaturan suhu, penghilangan warna, dan penyaringan halus. Pada tahapan pengaturan suhu, air limbah tekstil cair biasanya mempunyai suhu 350-400 derajat Celcius, hal ini perlu dilakukan pendinginan agar mempermudah proses biologis yang melibatkan aktivitas bakteri lebih maksimal, biasanya proses pendinginan dilakukan pada menara pendinginan. Pada tahapan perubahan warna, air limbah industry tekstil yang berwarna akan dilakukan perubahan warna dengan cara menambahkan larutan FeSO4 dengan konsentrasi 600-700 ppm, selanjutnya air limbah indutri tekstil akan diatur kadar pH nya dengan cara menambahkan kapur tohor dengan konsentrasi 150-330 ppm dan Ferro Sulfat pada limbah cair. Pada tahapan penyaringan butiran kasar, air limbah industry tekstil di saring untuk menangkap kain dan residu serat yang dimungkinkan masih ada pada air limbah.
2. Proses pengolahan primer
Pada proses ini akan terjadi dua proses yaitu proses biologis dan proses sedimentasi. Proses biologis akan berlangsung secara alami yang mengandalkan bakteri. Proses biologis ini diiringi oleh proses sedimentasi, kedua proses tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunaan parit oksidasi, kolam aerobic, dan lumpur aktif.
3. Proses pengolahan sekunder
Proses sekunder merupakan proses persiapan air limbah yang diolah untuk masuk ke sumber penerima. Beberapa parameter diperiksa di outlet settling tank untuk membuat cetakan dan untuk mengetahui apakah limbah cair industry tekstil ini layak di buang ke sumber air atau tidak. Dalam beberapa kasus limbah cair industry tekstil diperlukan melakukan penambahan larutan polimer pada konsentrasi 0,5-2,0 ppm, agen anti-busa, dan alumunium sulfat pada konsentrasi 150-33 ppm guna mengurangi suspensi dan residu yang tersisa.
KESIMPULAN
Limbah tekstik merupakan limbah yang muncul karena adanya proses sizing, pemisahan, bleaching, pemasakan, pemolesan, pencelupan, pencetakan, dan finishing dari produksi tekstil. Industri tekstil memproses dan memproduksi bahan jadi dengan memanfaatkan zat warna, sisa zat warna yang digunakan (limbah tekstil) mampu mencemari lingkungan dengan derajat kereaktifannya masing-masing. Limbah tekstil sendiri mempunyai karakteristiknya masing-masing, hal ini dapat dilihat dari sifat biologi, sifat fisik, dan sifat kimia dari limbah yang dihasilkan. Semoga karya ilmiah ini dapat memperkaya pengetahuan para pembaca yang akan mendirikan usaha industri tekstil agar lebih memahami pengertian limbah tekstil dan cara penanganan limbah tekstil yang benar cocok untuk tidak membuang limbah tekstil tidak sesuai yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ajim, Nanang. 2020. "Jenis dan Penggolongan Limbah Industri Tekstil", https://www.mikirbae.com/2016/08/jenis-dan-penggolongan-limbah-industri.html, diakses pada 04 Januari 2021 pukul 17.00
Amiroh, S. F., & Arini Arumsari, 2019, Pemanfaatan Limbah Konfeksi Di Soreang Dengan Inspirasi Kesenian Sisingaan, E-Proceeding Of Art & Design, Vol. 6 No. 2 Page 1871
Citra Puspitasari & Hasna Adams, 2021, Perancangan Produk Fashio Dengan Teknik Tenun Sebagai Upaya Kreatif Mengoptimalkan Pemanfaatan Limbah Benang Rajut (Studi Kasus: Sentra Rajut Binong Jati-Bandung), Jurnal Desain, Vol. 8 No. 3 Page 334-344
Dwioktavia. 2011. "Pengolahan Limbah Industri Tekkstil", https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/, diakses pada 03 Januari 2021 pukul 20.00
Febri Oktapiyanti & Arini Arumsari, 2021, Pemanfaatan Limbah Kain Katun Dari Industri Konfeksi Soreang Menggunakan Teknik Surface Design Untuk Produk Fesyen, Jurnal E-Processding Of Art & Design, Vol. 8 No. 6 Page 3633.
Findia, Amiroh Salwa, and Arini Arumsari. 2019. "PEMANFAATAN LIMBAH KONFEKSI DI SOREANG DENGAN INSPIRASI KESENIAN SISINGAAN." Edited by Arini Arumsari. e-Proceeding of Art & Design (Universitas Telkom).
Guntur, A. F., & Erina, R., 2019, Optimalisasi Pengolahan Air Limbah Industri Batik Menggunakan Integrasi Biofilter dan Construced Wetlands Sebagai Sumber Daya Air Terbarukan, Jurnal Mahasiswa Unesa Vol. 3 No. 1.
Hindryawati, Noor. 2020. Fotokatalisis Dalam Pengolahan Limbah Tekstil. Yogyakarta: Deepublish.
Rahman, Hilmi Abdul, Norela Jusoh, Norasikin Othmana, Muhammad Bukhari Rosly, Raja Norimie Raja Sulaiman, and Norul Fatiha Mohamed Noah. 2018. "Green formulation for synthetic dye extraction using synergistic mixture of acid-base extractant." Separation and Purification Technology 209: 293-300.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H