Mohon tunggu...
@Bapaksocio_
@Bapaksocio_ Mohon Tunggu... Penulis - Pengajar dan juga Pembelajar Aktif

Menyukai kajian seputar isu pendidikan, sosial, budaya, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Orang Aceh dalam Memuliakan Bulan Rajab

10 Februari 2024   10:36 Diperbarui: 10 Februari 2024   17:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, tradisi berbagi dan memasak Apam sudah menjadi bagian kebudayaan orang Aceh, yang setiap bulan Rajab orang Aceh ramai-ramai memasak Apam. Khususnya di Pidie, dengan budaya Acehnya yang sangat khas, tradisi memasak Apam dilembagakan oleh pemerintah daerah dalam sebuah perda (peraturan daerah) sebagai suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan di instansi pendidikan dan masyarakat (di level kampong) di setiap bulan Rajab. Pun demikian, seiring dengan tradisi dan budaya itu, bulan Rajab sudah dikenal dengan sebuah bulan Apam oleh orang Aceh.

Tradisi Toet Apam di Pidie

Pidie, dengan segala kekhasannya, sangat mewarnai tradisi di bulan Rajab dalam hal toet Apam (masak Apam). Orang Pidie menjadikan prosesi masak Apam itu dilakukan secara bersama dan ramai-ramai di tempat yang sudah disepakati bersama. Dan lazimnya, tempat yang mereka pilih adalah ruang publik seperti Meunasah atau Bluko (poskamling).

Disini mereka memasak secara sama-sama, berbagi dengan sesama dan siapapun warga yang melintas di hadapan mereka, serta menikmatinya bersama di tempat tersebut. Dari sini, kita juga melihat satu nilai pokok masyarakat yang masih berkembang di Pidie Aceh yakni nilai kebersamaan dan kegotong-royongannya.
Oleh karena pelembagaan dan tradisi toet apam inilah, Pidie berhasil mendaftarkan, mempertahankan dan kemudian mendapatkan penghargaan untuk jenis warisan budaya yang satu ini. Tradisi toet apam di Pidie mendapatkan status Warisan Budaya Takbenda (WBTb) yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI tepatnya, pada tahun 2022.

Nah, apabila kita melihat cara memasak Apam yang terbilang sangat unik dan masih sangat tradisional –meskipun sekarang teknologi sudah masuk dan modern dalam hal masak-memasak. Orang Aceh masih menggunakan tungku serta ceuprok tanoh (wadah tanah liat) adonan Apam dimasak di atas arang dibantu dengan ubeue (daun kelapa kering). Cara memasak ini dapat membuat bagian bawah Apam terasa renyah dan wangi, serta bagian dalamnya empuk, dan bagian atasnya terlihat berpori.

Begitu juga dengan cara menikmati Apam. Orang Aceh memiliki caranya tersendiri, yang apabila digeneralisi maka caranya terbagi ke dalam dua golongan. Pertama, golongan Apam yang dimakan dengan dengan kuah santan, untuk jenis ini disebut dengan istilah Apam Meukuwah. Kedua, Apam yang dimakan dengan membubuhkan kelapa parut dan dicampur dengan gula, untuk jenis ini disebut dengan istilah Apam U. Baik apam meukuwah dan apam  u, keduanya memiliki sensasi dan rasa yang sama ketika kita menikmatinya. Yaitu, Apam yang kenyal dan gurih. Nyanban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun