Para intelektual saat ini tidak  tampil homogen seperti yang didambakan Julian Benda. Intelektual telah terbelah dan  terkotak --kotak dan tidak lagi mempresentasikan kepentingan mastyarakat.  Dari sisi ideologi para intelektual saat ini sudah terpolar dalam cara berfikir yang terkotak-kotak dan  interest pribadi sehingga cara dan peran perjuangannya  juga berbeda beda.
Peran intelektual terlanjur berkoalisi dengan  pemerintah dan begitu dominan dalam mempengaruhi segala kebijakan  penguasa. Baik buruknya kebijakan penguasa adalah manifestasi dari baik  buruknya para intelektual dibelakang penguasa. Intelektual sudah tidak  menjadi baro meter dalam setiap moment dan isu yang terjadi disamping  kehidupan kita. Buruk menurut intelektual, belum tentu dianggap  buruk  dimata  masyarakat.Karena intelektual sudah diidentikan dengan penguasa.
 Dalam konteks ini, intelektual  yang masuk kedalam ruang kekuasaan  diperhadapkan pada dua dilemma utama yaitu mampu mendikte penguasa atau  intelektual itu sendiri yang terdikte. Atau dengan kata lain mampukah  intelektual menjadikan penguasa sebagai budaknya atau justru sebaliknya ?  Saya kira itulah tantangan terbesar yang harus dijawab kaum intelektual  dalam menguatkan posisi tawarnya sebagai intelektual publik diskursus  sebagaiman yang ditawarkan saudara Aloed dalam buku "Ambiguitas Kaum  Intelektual."
Ternate, 23.00, Â 15 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H