Perkembangan Islam Di Masa Daulah Abbasiyah
Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Pada bidang pendidikan sudah dibangun kurang lebih 30.000 masjid di Baghdad yang berfungsi sebagai forum pendidikan serta pengajaran pada taraf dasar. Perkembangan pendidikan di masa Daulah Abbasiyah dibagi jadi dua masa, yaitu pada abad ke 7-10 M (pendidikan spesial Arabia) dan abad 11 M. Dalam perkembangannya secara alamiah, sistem aktivitas pendidikan dan pengajaran diatur oleh pemerintah serta di masa ini telah dipengaruhi unsur dari non-Arab. Terdapat beberapa forum pendidikan di masa Daulah Abbasiyah, antara lain yaitu:
- Mendirikan Kuttab;
- Al-Hawanit al-Warraqien (Toko Kitab);
- Manazil al-Ulama (Rumah-Rumah Ulama);
- Al-Sholahun al-Adabiyah (Sanggar Sastra);
- Madrasah Pendidikan;
- Pendidikan Rendah di Istana; dan
- Al-Ribath.
Perkembangan pada Bidang Militer
Khalifah Al-Mu'tashim memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk pada pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tak seperti di masa Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktik orang-orang muslim mengikuti perang telah terhenti. Tentara dibina secara spesifik agar menjadi prajurit-prajurit  profesional. Kekuatan militer Daulah Abbasiyah menjadi sangat kuat.
Perkembangan dalam Bidang Ekonomi
Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai semakin tinggi dengan peningkatan pada sektor pertanian, malalui irigasi dan peningkatan hasil penambangan seperti perak, emas, tembaga, dan besi. Penghasilan gandum, beras, kurma dan zaitun. Perkembangan dagang transit antara Timur dan Barat juga membawa kejayaan. Bashrah menjadi pelabuhan yang krusial pada masa pemerintahan al-Mahdi. Kekayaan Abbasiyah dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, forum pendidikan dokter, dan farmasi didirikannya. Pada masanya ada kurang lebih 800 orang dokter, dibangunnya pemandian-pemandian umum. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuam,dan budaya serta kekuasaan menjadi penekanan pemerintah. Sumber utama pendapatan Abbasiyah diambil dari pemungutan pajak, dan zakat yang wajib bagi setiap umat Islam. Zakat hanya dibebani pada pemilik tanah produktif, hewan-hewan ternak, logam mulia seperti emas dan perak, barang-barang dagangan dan harta benda lainnya yang bisa berkembang dan menghasilkan. seluruh harta yang terkumpul dari umat Islam akan dibagikan oleh kantor perbendaharaan pemerintah untuk kepentingan dan kesejahteraan umat Islam itu sendiri yaitu digunakan untuk orang miskin, anak yatim, musafir, orang yang ikut dalam perang suci, para budak, dan untuk tawanan yang harus ditebus dari musuh.
Perkembangan dalam Bidang Politik
Pada masa pemerintahan Abbasiyah kebijakan-kebijakan politik yang dikembangkan antara lain:
1. Ibu kota Negara dipindahkan dari Damaskus ke Baghdad.
2. Menumpas semua keturunan Bani Umayyah yang membahayakan.
3. Dalam rangka politik, Dinasti Abbasiyah memperkuat diri dengan merangkul orang-orang Persia, Abbasiyah juga memberi peluang dan kesempatan kepada kaum Mawali.
4. Menumpas pemberontakan-pemberontakan dalam kekuasaan pemerintahan.
5. Menghapus politik kasta yang membahayakan pemerintahan.
Terdapat langkah-langkah lainnya yang digunakan dalam politik yaitu:
1. Para khalifah tetap berasal dari bangsa Arab, sedangkan para menteri, gubernur, panglima perang dan pegawai lainnya banyak diangkat dari golongan Mawali.
2. Kota Baghdad ditetapkan sebagai Ibukota Negara dan juga menjadi sentra aktivitas politik, ekonomi, dan kebudayaan.
3. Kebebasan berfikir dan berpendapat untuk mendapat bagian yang tinggi.
Kemunduran Daulah Abbasiyah