Di era di mana kepercayaan menjadi komoditas yang semakin langka, paradoks pemasaran influencer di Indonesia menyoroti pentingnya kembali ke prinsip dasar komunikasi yang efektif: autentisitas, transparansi, dan dialog yang tulus dengan publik. Masa depan pengaruh digital tidak akan ditentukan oleh besarnya jangkauan atau jumlah pengikut, melainkan oleh kemampuan untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan audiens. Pelajaran dari kasus penggunaan influencer oleh pemerintah harus menjadi katalis perubahan menuju ekosistem digital yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H