Mohon tunggu...
Ms. Phia
Ms. Phia Mohon Tunggu... Dosen - ESL ToT| Founder I Speak English community| Writer

Sharing knowledge is as important as learning it. While teaching is learning, sharing in mastering.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Cara Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic?

26 Juli 2021   15:28 Diperbarui: 27 Juli 2021   17:01 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres karena lingkungan kerja toxic | Sumber: Shuttestock via lifestyle.kompas.com

Hello again Folks,

Sejak Covid-19 mewabah hingga adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti sekarang, banyak sekali perusahaan yang mengalami pailit, dan tak sedikit juga karyawan yang terpaksa harus dirumahkan. 

Nah. Untuk folks yang masih di erikan kepercayaan untuk bekerja, tentunya sangat bersyukur sekali dengan kondisi seperti sekarang ini.

Selama bekerja tentunya kita akan otomatis juga terlibat dalam semua urusan dunia kerja, selain tugas yang diberikan kepada kita sebagai karyawan di posisi yang kita jabat sekarang, setiap dari kita juga pastinya haruslah mengenal dan berinteraksi dengan teman sesama karyawan ataupun dengan atasan kita.

Dalam interaksi tersebut tentunya tidak selalu dalam keadaan mulus rahayu ya, folks. Pasti ada up and down-nya lah, sama saja seperti halnya hubungan pertemanan pada umumnya. Ada kesalnya, senangnya, lelahnya, dan ada serba bingungnya, typical relationship stuff lah ya, folks.

Nah, buat folks di luar sana yang masih berada di lingkungan kerja, mungkin ada yang pernah mengalami berada di lingkungan yang saling sikut atau saling jatuhkan hanya demi meningkatkan posisi atau mencuri perhatiannya atasan. Jika Anda pernah mengalaminya pasti tahu persis kondisi seperti itu dapat mempengaruhi pada kinerja kita.

Tidak jarang di lingkungan kerja kita menemukan rekan yang berselisih dengan rekan kerja yang lain, hingga akhirnya menimbulkan konflik yang berkepanjangan hingga masuk ke ranah pribadi. 

Sering juga ditemukan hanya karena sama sama ingin "mendapatkan" kepercayaan atasan, maka di belakang beberapa rekan kerja saling menjatuhkan. 

Misalnya saat yang satu tidak masuk karena sudah izin sakit atau titip pesan ke atasan, si rekan yang dititipi malah tidak menyampaikannya dan memilih bilang, "Gak tau tuh ke mana, belakangan dia sering gak masuk ya". Atau, jika di depan kita dia seperti kawan, padahal dibelakang dia bicara yang bukan-bukan soal kita pada atasan, toxic friend sekali kan.

Nah, paling bahaya jika sang atasan sudah terlibat dalam perseteruan ini. Hingga akhirnya atasan memilih untuk lebih mendengarkan apapun dari satu orang karyawan ---katakan tentang kinerja rekan rekannya dibandingkan melihat langsung hasil kinerjanya. Ini artinya lingkungan kerja Anda sudah sangat toxic.

Untuk Anda yang memilih untuk meninggalkan kondisi ini dan loncat ke perusahaan lain dengan harapan mendapatkan apresiasi yang lebih baik dan lingkungan yang lebih nyaman, yaa bagus.

Artinya Anda akan terbebas dari beban harus menghadapi orang orang yang tidak profesional. 

Nah, bagi folks yang memilih untuk bertahan, berikut ada 5 tips yang mungkin bisa Anda ikuti agar lebih kuat bertahan. Boleh disimak baik-baik yaa....

1. Abaikan Perkataan negatif dan teruslah bekerja dengan baik
Folks dengan cara ini, Anda tidak perlu pusing perihal tidak punya teman dekat atau akrab dikerjaan. Folks tinggal datang, bekerja sesuai tupoksi ---pulang dan terima gaji. 

Jangan jadikan hal negatif tentang Anda mempengaruhi mood Anda apalagi kinerja. Toh, yang menggaji Anda bukan sesama karyawan kan? Just focus.

2. Hadapi langsung saat ada yang mulai frontal
Bagi folks yang sudah tidak tahan dengan sikap rekan yang negatif tersebut, hadapi, dan tanyakan langsung jika memang sumbernya jelas dari orang tersebut. 

Ingat, pastikan dulu bahwa Anda tidak sedang diadu domba dengan orang itu oleh pihak lain. 

Hadapi dan tanyakan kebenarannya dengan tenang (tidak perlu tunjukkan emosi atau marah). 

Paling, risikonya folks akan end up conflicting dengan orang tersebut.

3. Bantu rekan lain yang memang membutuhkan Anda dan mulai bertemanlah dengan yang lain
Ini cara yang paling jitu untuk menghilangkan pikiran negatif kita, folks. Jika ada rekan yang memang membutuhkan bantuan kita dalam hal kerjaan, bantu saja dukung dengan tulus dan kesampingkan pendapat negatif yang lain. 

Sebenarnya, Anda sedang membantu diri Anda saat membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. 

Ingat, jika anda bekerja dalam sebuah tim, apapun yang terjadi maka itu adalah keberhasilan tim.

4. Minta waktu untuk diskusi dengan atasan langsung 
Cara ini bisa folks tempuh saat rekan Anda sudah semakin menjadi-jadi dalam bersikap terhadap Anda di depan rekan lainnya. 

Anda hanya perlu meminta waktu untuk berdiskusi dan minta petunjuk atasan Anda. Toh, jika Anda memang seburuk yang orang tersebut katakan, Anda pasti sudah diberhentikan atau minimal ditegur, kan? Tenang dan diskusikan dengan santai.

5. Stay calm dan jangan pernah tunjukkan jika Anda terpengaruh dengan sikap orang tesebut
Folks, seperti yang di-mention di atas, yang harus Anda lakukan adalah tetap tenang dan tidak perlu terbawa emosi, karena biasanya yang diinginkan orang tersebut adalah membawa kita ke dalam cara berpikirnya. 

Jangan tunjukan pada rekan lain dan atasan Anda, kalau Anda tidak terpengaruh oleh berita hoax yang berasal dari orang tersebut. 

Buktikan dengan ketenangan dan kinerja yang baik bahwa Anda adalah bukan orang yang digosipkan. 

Anda adalah karyawan yang berkinerja baik dan berteman baik dalam kondisi seperti apapun, be professional. 

Ingat, peribahasa "anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu". Ya, anggap saja Anda sedang menghadapi "anjing" yang sedang lapar dan menggonggong, biarkan saja nanti juga akan lelah sendiri.

Terpenting folks, dalam situasi sesulit apapun akan selalu ada titik terang yang menunggu di depan kita, entahlah itu ada tawaran pekerjan yang lebih baik dan menjanjikan lingkungan yang lebih kondusif atau Anda akan naik jabatan setelah ujian ini. 

Nah, yang pasti kita hanya perlu fokus pada tujuan kita bekerja di tempat itu, bahagia, dan tidaknya kita itu bukan ada di pundaknya orang lain, tapi ada pada hati dan pikiran kita sendiri.

So, if you can't kill it? Live with it and be happy with yourself. 

Semoga membantu ya, folks. Semangat kerja dan memperbaiki kehidupan kita, janga pernah menyerah hanya karena rintangan kecil, anggap saja tantangan kita untuk sampai ke puncak. 

Salam sehat dan semangat, folks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun