Sebagai laki-laki Minang, AM tidak akan menyerah sampai cita-cita luhurnya dirasakan banyak orang. Terbukti, tahun 1937 ia bergabung dalam Lembaga peneliti Eijkman yang setelah dilakukan musyawarah terpilih menjadi ketua Eijkman pertama di Indonesia. Nafas Panjang dan kehadiran AM telah mewarnai corak kerja dan disiplin kerja yang jarang mengenal surut. Walaupun masih dikendalikan secara kelembagaan oleh Jepang, namun dalam sanubari AM sanggat tidak senang terhadap berbagai intervensi yang dilakukan tentara Jepang.
PahlawanÂ
Tidak akan ditemui dalam lembaran mata pelajaran sejarah siswa-mahasiswa sekarang perjuangan AM. Mungkin hanya ada dalam lembaran sejarah arsip Lembaga Eijkman sekarang. Dan itu tidak untuk disebarluaskan.
Dengan mengenang dan mempelajari sejarah menjadi satu moment kepada generasi sekarang, untuk meneladani sifat seorang AM yang Tangguh berjuang walaupun dalam bayangan Jepang saat itu. Bahkan, AM rela mengorbankan nyawa demi menyelamatkan semua rekan staf dibawah pengawasannya Ketika itu.
Untuk itu, tidak elok rasanya nama seorang Achmad Mochtar hanya dikenang begitu saja sebagai tulisan berhiaskan di dinding rumah sakit di Bukittinggi. Untuk lebih menghormati jasa tanda dan jasa perjuangan beliau supaya kita warga Sumatera Barat mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk menjadikan beliau salah seorang pahlawan nasional. Sehingga, Sumatera Barat setidaknya dapat menebus atau memberikan ruang besar kepada beliau atas jasa dan keteladanan beliau selama hidup.
Usulan, untuk menambah di catatan mata pelajaran sejarah, agar dicantumkan dan diberi biografi lengkap kisah perjuangan seorang Achmad Mochtar yang bisa diteladani bagi generasi sekarang. Karena, Bung Karno pernah berpidato "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya". "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!" ujar Bung Karno di Pidato 17 Agustus 1966 saat itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI