Mohon tunggu...
Sena Baskara
Sena Baskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa

Suka dan antusias terntang kesenian, musik, fotografi dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Solo Menjadi Hidup, Hidup Menjadi Solo

21 Desember 2023   11:25 Diperbarui: 21 Desember 2023   12:12 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita berbicara tentang kota Solo, memang tak luput dari kentalnya warisan dan budaya, mulai dari tempat wisata, makanan, hingga sejarahnya, pada kali ini saya akan membahas topik khususnya dalam bidang kesenian, ini menjadi ciri khas yang nyentrik ketika kita melewati sekitaran jalan Slamet Riyadi.

Ditengah bisingnya suara mesin, klakson kendaraan, asap serta dingin nya udara malam minggu, terdapat ramai kerumunan, lalu lalang pejalan kaki di daerah Gatot Subroto, ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di malam menjelang akhir pekan. Karena ini adalah acara yang rutin jika kita lewat sana.

Ramai itu bukan tanpa sebab, karena itu adalah acara Solo Di Waktu Malam, yakni sebuah kegiatan rutin yang diadakan oleh komunitas Bernama Solo Is Solo di jalan Gatot Subroto atau kerap dibilang "Gatsu". Acara ini merupakan pasar yang berbau kesenian, mulai dari jualan, pertunjukan musik live, pameran karya seni, hingga membaca tarot pun ada disini, pokoknya semuanya serba "nyeni" hahaha...

Kalau kita datang pas malam minggu, harus siap menghadapi kemacetan, karena antusiasme warga sekitar cukup tinggi. Mulai dari segala kalangan, contohnya remaja, ibu-ibu yang ngajak anaknya refreshing, hingga kakek-nenek yang sekedar healing pun turut meramaikan trotoar jalanan Gatsu ini. Parkir pun menjadi sedikit penuh di bahu jalan, Saya agak kesusahan mencari parkir namun akhirnya ketemu juga, dengan membayar uang 3 ribu kepada petugas yang memakai baju biru.

Pertama masuk trotoar gatsu, mata saya tertuju pada pedagang yang menjual barang-barang yang berbau vintage... mulai dari mainan, poster, koleksi majalah lama, perangko, jam tangan, cd music, kaset pita, hingga Walkman nya pun juga tersedia di sana. Koleksi kasetnya juga beragam, Luar? Ada, Lokal? Ada, dari Avril Lavigne hingga Jamrud pun lengkap. Karena saya hobi mengoleksi dan mendengarkan music melalui kaset pita, akhirnya naksir juga dengan kaset Blink seharga 75 ribu, namun tidak saya beli karena uangnya tidak cukup...

Setelah pedagang-pedagang barang vintage, ada juga yang jualan Hot Wheels, mainan mobil-mobilan yang biasanya bapak-bapak juga suka ngoleksinya. Harganya juga beragam, mulai dari 30 ribu sampai yang ratusan ribu juga ada, bahkan sampai di taruh di rak display kayu untuk seri Hot Wheels yang memang langka atau biasa dikenal dengan seri "Treasure Hunt"

Geser sedikit ada pedagang gelang yang dirangkai dari manik manik, ini mungkin yang cukup mendominasi karena mayoritas yang berdagang disini ya jualan nya gelang atau kalung dari manik manik, mereka juga jual pin button dan sticker kecil. Dan beberapa ada yang jualan kaos, merchandise, tote bag dan lainnya.

Sampai Dimana kita berada di depan Gedung Solo Is Solo, besebelahan dengan toko kosmetik, sedang ada pameran yang bertajuk "Dimana Anak Anak Sembunyi" yang seniman, kuratornya merupakan dosen dari ISI SOLO, Temanya menarik, tentang AI dan korelasinya pembelajaran seni terhadap anak-anak.

Dari kejauhan saya mendengar ada acara musik ramai yang nonton, tepat di perempatan KFC yang ada wayangnya, mereka membawakan lagu-lagu Dewa dan para penonton kerap sing-along Bersama.

Saya melihat beberapa seniman jalanan, ada yang live sketch, jualan lukisan Nyi Roro Kidul, dan yang bikin saya tertarik adalah Live Karikatur, saya penasaran dan langsung mencobanya.

Beliau adalah Mas Boim, seorang seniman karikatur yang berada di Gatsu, sembari nyeket wajah saya, beliau bercerita tipis-tipis tentang Solo Is Solo. mulanya merupakan pergerakan dari Alumni ISI SOLO, salah satunya Mas Irul Hidayat dan Mas Soni yang menggelar kegiatan mural di sepanjang jalan Gatot Subroto dan diberi nama menjadi Solo Is Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun