Setiap manusia pasti ingin merasakan hidup bahagia dan tentram, akan tetapi banyak orang meraihnya dengan cara yang salah dan keliru. Sebagian menyangka bahwa kebahagiaan adalah dengan memiliki rumah megah, mobil mewah, harta melimpah, barang branded dan lain sebagainya. Mereka menyangka bahwa inilah yang dinamakan hidup bahagia. Namun, benarkah seperti itu? Â Yuk, mari simak penjelasannya berikut.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa kebahagian sesungguhnya bukan terletak dengan harta melimpah dan sebagainya, akan tetapi akan tetapi kebahagiaan sesungguhnya terletak dihati. Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Yang namanya kaya (ghina') bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina' adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bersyukur dan merasa cukup merupakan sifat yang mulia dan sederhana, akan tetapi kita kadang lupa menerapkannya, terutama saat ditimpa musibah. Manusia pada dasarnya selalu merasa kurang, ingin mempunyai lebih dengan apa yang dimilikinya. Dengan kita merasa cukup dan bersyukur maka hidup kita menjadi tenang dan bahagia.
Selain memberikan tips agar hidup bahagia, beliau juga memberikan tips tentang meraih hidup tenang dan tentram.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan cara memperoleh hidup tenang dan tentram adalah dengan tidak berbohong kepada siapaun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Diriwayatkan dari Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang menceritakan bahwa dari kecil dirinya diajarkan Rasulullah suatu kalimat, yaitu tinggalkan sesuatu yang membuatmu ragu untuk kemudian mengambil sesuatu yang membuatmu tidak ragu atau tenang. Karena kebenaran itu membuat tenang, dan kebohongan itu membuat tidak tenang"
Sifat jujur akan membuat hati kita akan menjadi tenang, sebaliknya jika kita berbohong maka hati kita merasa gelisah dan tidak akan tenang. Dengan kita kita mengetahui bahwasannya kejujuran merupakan kunci supaya hatu kita tenang, maka hedaknya lebih berterus terang terhadap orang lain, jika ada suatu hal yang menjanggal di hati.
Ada sebuah kaedah penting dalam bahasa arab yaitu:
"Di setiap keterus terangan ada ketenangan jiwa"
Pada dasarnya, manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan dan juga keburukan yang sifatnya merugikan. Hanya saja, banyak orang yang tidak berterus terang dan malah menyembunyikannya seorang diri tanpa sepengetahuan orang lain. Berterus terang merupakan bentuk lain dari kejujuran. Oleh karena itu dengan berterus terang hati kita akan menjadi tenang.
Allah ta'ala juga memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk bertaqwa kepadannya dan bergaul bersama orang-orang jujur sebagaimana firmannya dalam QS at-Taubah ayat 119:
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)."
firman Allah Ta'ala tersebut, merupakan perintah bagi orang yang beriman agar mereka selalu bertaqwa kepada Allah dan senantiasa bergaul dengan orang-orang yang jujur dan benar.
Orang yang beriman, sholeh dan jujur, merekalah yang sebenarnya merasakan manisnya kehidupan dan kebahagian karena hatinya selalu tenang, berbeda dengan orang-orang yang lalai dari Allah yang selalu merasa gelisah.
Kesimpulannya, jika kita ingin meraih kebahagian dan ketenangan hakiki dalam hidup, yaitu bukanlah berfokus dengan memiliki harta melimpah dan kemewahan dunia lainnya. Tapi letak kebahagian sesungguhnya adalah di dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H