Pembahasan
Model atau metode problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) dapat membuat siswa belajar melalui upaya penyelesaian permasalahan di dunia nyata (real word problem) secara tekstruktur untuk mengonstruksi pengetahuan siswa (Sani, 2014:127). Guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Adapun yang dimaksud dengan bermain peran adalah mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Dengan metode Role Playing (bermain peran) siswa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah/psikologis itu (Santoso, 2011).
Pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Â dan metode Role Playing, terdapat beberapa tantangan. Pertama, membutuhkan banyak waktu dalam hal persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran, dan pelaksanaan. Kedua, sebagian dari siswa tidak ikut bermain peran karena anggota kelompok yang terlalu banyak, malu, rasa enggan, ataupun rasa kurang percaya diri. Ketiga, kelas lain akan terganggu dengan aktifitas pembelajaran ini.Â
Adapun solusi untuk mengatasi tantangan tersebut adalah pertama lakukan time management, atur waktu dengan baik, sebaiknya naskah yang diperankan tidak terlalu panjang. Kedua, mengupayakan agar siswa mendapatkan peran sesuai keinginannya, anggota kelompok tidak terlalu banyak. Guru harus lebih kreatif.
Pihak terkait yang terlibat dalam pelaksanaan praktik baik diantaranya dapat dilihat dari tantangan yang dihadapi melibatkan: Guru dari segi kompetensi yang harus dimiliki, yakni guru harus memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Rekan sejawat untuk mencari solusi dan alternatif . Kepala sekolah untuk mendukung pelaksanaan praktik baik yang di sekolah. Peserta didik sebagai peserta aktif dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan keaktifan dan  hasil belajar siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut  adalah pertama menyusun rencana aksi. Pada saat penyusunan rencana aksi ditentukan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan metode role playing. Tak hanya itu, perangkat pembelajaran juga mesti dipersiapkan dengan baik, seperti mempersiapkan RPP yang dirancang  dan dibuat sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa, bahan ajar dan media pembelajaran menarik dengan menampilkan video, LKPD yang dibuat berisi informasi tentang berbagai cerita dongeng dengan menampilkan gambar-gambar. Serta Lembar refleksi yang dibuat bertujuan untuk evaluasi  selama proses pembelajaran.
Kedua, Melaksanakan pembelajaran sesuai syntax. Syntax pembelajaran ada 3, yakni ada pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan inti berisi syntax model pembelajaran problem based learning (PBL), berikut ini merupakan syntax PBL:
- Tahapan PembalajaranBerdasarkan Syntax PBL
Penjelasan
Fase 1: Orientasi Peserta Didik pada masalah:
Siswa diajak menonton, diberi pertanyaan pemantik, menyimak penjelasan, dan mengerjakan LKPD
Fase 2: Mengorganisasi kan Peserta Didik untuk belajar: