Mohon tunggu...
Ermawati
Ermawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca, bernyanyi dan traveling. Saya orang yang ambis dalam setiap kegiatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekstrak BAB II Disiplin Pegawai

15 Mei 2024   22:47 Diperbarui: 15 Mei 2024   22:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disiplin Kerja

Pada tahun 2019, Sastrohadiwiryo dan Syuhada menggambarkan disiplin kerja adalah sikap hormat, patuh pada norma tertulis dan tidak tertulis, mampu menjalankannya dan tidak lari dari konsekuensi jika berbuat kesalahan. melanggar tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya. Motivasi dan semangat kerja karyawan sangat erat kaitannya dengan disiplin kerja. 

Dengan menghargai waktu, tenaga, biaya, dan sumber daya lainnya, misalnya, disiplin kerja dapat dipupuk secara formal melalui pelatihan pengembangan. Mengembangkan kepemimpinan yang dapat menjadi teladan bagi pegawai dalam rangka menanamkan disiplin kerja. Ketika karyawan mendedikasikan diri mereka pada manajemen, bahkan ketika kepemimpinan manajer sangat tidak efektif, mereka biasanya akan mengembangkan disiplin kerja yang baik sebagai hasil dari teladan manajer (Sastrohadiwiryo & Syuhada, 2019, p. 333).

Dalam suatu organisasi, disiplin menunjukkan keseriusan tim kerja dan merupakan salah satu bentuk pengendalian diri pegawai bila diterapkan secara konsisten. Sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis, dianggap disiplin. Seorang anggota organisasi dapat didorong untuk mematuhi persyaratan kebijakan yang berbeda dengan menggunakan disiplin, yang merupakan taktik manajemen. 

Disiplin pegawai/karyawan adalah suatu jenis pelatihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang guna membantunya berkolaborasi dengan orang lain dan menyempurnakan presentasi kerjanya. Karyawan akan meningkatkan operasi bisnis dengan membina lingkungan kerja yang lebih menyenangkan dengan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh organisasi dan mempertahankan standar disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, setiap pelaku usaha berharap agar para personelnya, baik yang bekerja di lembaga maupun mandiri, akan menaati aturan yang telah ditetapkan (Khaeruman , 2021, p. 20).

Berdasarkan definisi yang diberikan di atas,dapat menyimpulkan bahwa disiplin mencerminkan moralitas dan kepatuhan terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh tempat kerja atau kelompok. Disiplin bertujuan untuk mendidik para pegawai supaya dapat mematuhi peraturan yang telah ada dalam suatu organisasi.

Tujuan Disiplin

Tujuan lain menurut (Hamsinah , 2022, p. 90) mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan disiplin kerja adalah menciptakan lingkungan terstruktur yang memfasilitasi penyelesaian tugas sesuai dengan tujuan awal. Upaya berkelanjutan manajemen untuk menegakkan disiplin kerja dimaksudkan untuk menginspirasi karyawan untuk mengatur diri sendiri---bukan karena adanya hukuman, melainkan berdasarkan keyakinan batin mereka sendiri. Adanya dilaksanakan disiplin kerja bertujuan untuk:

  • Pengembangan sikap kendali yang positif. Suatu organisasi benar-benar berharap bahwa para stafnya memiliki sikap yang baik terhadap pengendalian, sehingga mereka akan berusaha untuk mendisiplinkan diri tanpa memerlukan aturan untuk menegakkannya, dan bahwa mereka akan cukup sadar untuk menciptakan pekerjaan berkualitas tinggi tanpa memerlukan banyak pengawasan. dari atasan mereka.
  • Pengendalian kerja. agar pekerjaan pekerja efisien dan selaras dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu, pengendalian kerja dilaksanakan melalui peraturan dan ketentuan organisasi.
  • Perbaikan sikap. Orientasi, pelatihan, hukuman, dan aktivitas lain yang diamanatkan oleh tenaga kerja semuanya dapat digunakan untuk mengubah sikap.

Dari sudut pandang di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin kerja adalah untuk membantu karyawan menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas tanpa tekanan dari luar. Meningkatkan sikap karyawan adalah tujuan lain dari disiplin staf. Memberikan orientasi, pelatihan, dan sanksi untuk mendorong staf melakukan lebih sedikit kesalahan guna mencapai perubahan pola pikir ini.

Indikator Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2016) dalam (Rahmati, Sa'adah, & Aprilia, 2020) mengatakan bahwa indikator-indikator disiplin kerja ada 8 poin yaitu:

  • Tujuan dan kemampuan
  • Sasaran yang ingin dicapai, atau sasaran dan kemampuan, harus cukup sulit jika dibandingkan dengan keterampilan karyawan. Oleh karena itu, agar pegawai dapat bekerja dengan tekun dan disiplin, maka tujuan kerja yang ditetapkan harus memperhatikan kemampuannya.
  • Teladan Pimpinan
  • Karena bawahan memandang pemimpin sebagai panutan dan contoh, keteladanan mereka merupakan faktor penting dalam menentukan disiplin karyawan.
  • Balas jasa
  • Karena kompensasi akan membuat pekerja bahagia dan mencintai perusahaan, maka gaji dan kesejahteraan berdampak pada kedisiplinan karyawan juga.
  • Keadilan
  • Mengingat manusia pada dasarnya bersifat egosentris dan selalu ingin diperlakukan setara dengan orang lain, maka keadilan berperan dalam penerapan disiplin pegawai.
  • Waskat
  • Disiplin pegawai dapat diterapkan secara efektif melalui penggunaan pengawasan melekat, atau WASKAT. Waskat menunjukkan bahwa atasan mempunyai tanggung jawab aktif dan langsung untuk memantau tingkah laku, moralitas, sikap, dan tingkat semangat bawahan dalam pekerjaannya.
  • Sanksi hukuman
  • Mempertahankan disiplin karyawan sangat terbantu dengan tindakan hukuman. Sikap dan perilaku disiplin karyawan akan menurun seiring dengan semakin beratnya denda dan semakin takutnya karyawan untuk melanggar kebijakan perusahaan.
  • Ketegasan
  • Disiplin pegawai perusahaan akan dipengaruhi oleh keteguhan pimpinan dalam mengambil tindakan. Dalam hal mendisiplinkan karyawan, manajer harus berani dan tegas, memastikan bahwa setiap karyawan menerima konsekuensi yang disarankan. Bawahan akan mengagumi dan menghargai atasan mereka atas keberanian mereka dalam mengambil tindakan tegas dalam mendisiplinkan pekerja yang tidak patuh. Pemimpin akan mampu menjaga disiplin staf dengan cara ini.
  • Hubungan kemanusiaan
  • Disiplin yang baik dalam suatu perusahaan difasilitasi oleh hubungan yang harmonis antar rekan kerja.

Macam-macam Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2017) dalam buku (Rachmad, 2022) mengatakan bahwa macam macam disiplin kerja dibagi menjadi 2 yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif. Pengertian dari kedua disiplin ini sebagai berikut:

  • Disiplin preventif
  • Dorongan untuk mengikuti dan mematuhi tugas dan kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi adalah tujuan dari disiplin preventif. Sistem yang berkaitan dengan seluruh kebutuhan kerja karyawan untuk seluruh divisi bisnis adalah disiplin preventif ini. Penegakan disiplin ini diharapkan akan lebih mudah jika kerangka organisasinya kuat.
  • Disiplin korektif
  • Dengan mengarahkan mereka untuk terus mematuhi peraturan sejalan dengan kebijakan yang berlaku pada bisnis, disiplin korektif bertujuan untuk memobilisasi anggota staf untuk menegakkan kepatuhan terhadap peraturan. Karyawan yang melanggar disiplin ini harus menghadapi konsekuensi sesuai dengan hukum dan peraturan terkait.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa disiplin preventif dan korektif adalah disiplin yang sama sama berupaya dalam menggerakan karyawan/pegawai untuk mematuhi setiap peraturan yang sudah ada di perusahaan. Disiplin preventif berbeda dari bentuk disiplin lainnya karena merupakan metode yang memenuhi semua kebutuhan pekerjaan karyawan secara menyeluruh di seluruh organisasi. Penegakan disiplin ini diharapkan akan lebih mudah jika kerangka organisasinya kuat. Ketika seorang karyawan melanggar kebijakan perusahaan, mereka harus menghadapi disiplin korektif, yang berarti memberikan konsekuensi atau hukuman kepada mereka. Tindakan ini dilakukan agar pegawai tidak melakukan kesalahan yang sama berulang kali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Seorang atasan perlu memahami unsur-unsur yang mempengaruhi disiplin karena ini adalah kualitas yang paling penting dan sangat dihargai dalam sebuah organisasi atau bisnis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai menurut Singodimedjo dalam (Sutrisno, 2017). Faktor-faktor ini meliputi:

  • Besar kecilmya kompensasi, ketika remunerasi digunakan sebagai sarana disiplin, maka karyawan akan lebih cenderung untuk mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan memperoleh imbalan yang sesuai dengan kerja kerasnya. Hal ini disebabkan besarnya kompensasi yang diberikan.
  • Ada Tindakan keteladanan dari pimpinan perusahaan, kemimpin perusahaan menunjukkan perilaku yang patut dicontoh. Hasilnya, mereka memberikan contoh yang sangat penting untuk diikuti orang lain. Karyawan mengamati bagaimana pemimpin mengatur perilakunya sendiri, baik melalui perkataan, perbuatan, atau sikap yang mungkin merugikan pedoman disiplin yang telah ditetapkan.
  • Ada atau tidaknya pedoman khusus yang mengatur pegawai, jika pedoman itu ada dan disampaikan secara tertulis, bukan hanya lisan, maka pegawai akan menegakkan disiplin.
  • Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan, apabila ada pegawai yang melanggar peraturan maka pimpinan harus tegas dalam menerapkan akibat yang dianggap perlu.
  • Pimpinan melakukan tindakan pengawasan; karyawan memerlukan arahan untuk menyelesaikan tugas secara akurat dan sejalan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Atasan langsung merupakan orang yang paling tepat untuk mengawasi kedisiplinan karena mereka mengenal karyawan tersebut dan dapat memberikan bimbingan.
  • Tindakan perhatian pada pegawai, pekerja adalah individu biasa dengan kepribadian unik, terlepas dari apakah mereka menerima pemberitahuan atau tidak. Beberapa pekerja tidak puas hanya dengan gaji mereka yang besar; mereka juga memerlukan perhatian pimpinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun