Mohon tunggu...
Agustini
Agustini Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Profesi sebagai guru telah dijalani dua puluh tahun yang lalu. Bangga menjadi guru.Hobby menulis, banyak kata-kata yang tak mampu dilengakapi oleh kalimat yang keluar melalui bibir. Maka, menulis adalah cara aku berbicara dengan lantang. Hidup seperti awan diatas langit yang terombang-ambing oleh angin lalu dihempaskan ke bumi dalam bentuk hujan. Dan ingin menjadi air hujan yang menuduhkan hati yang gundah dengan suaranya, menyuburkan tanaman dengan air yang bermanfat, mengalirkan sungai dan membasahi tanah yang tandus.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dan Karakter, Bung Hatta Sosok Inspiratif Merdeka Belajar

30 Mei 2023   14:22 Diperbarui: 30 Mei 2023   14:37 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aghoesthine, edit by canva

Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur sulit diperbaiki. -Bung Hatta-

Bung Hatta sangat sederhana dalam kesehariannya sampai akhir hayatnya. Bung Hatta memiliki kepribadian antikorupsi. Bisa dibuktikan dengan Bung Hatta yang  tidak mau menggunakan fasilitas-fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Suatu hari sang istri, Bu Rahmi meminta untuk dibelikan satu mesin jahit. Bung Hatta menabung dan sambil meminta kepada istri tercintanya untuk bersabar sampai mesin jahit itu mampu dibelinya. Bahkan, Bung Hatta pernah ingin membeli sepasang sepatu bally yang dilihat di sebuah iklan yang hanya dilipat dalam buku harian, tapi tak pernah tersampaikan untuk dibeli oleh sang proklamator. 

Ketika meninggal pada Maret 1980, bapak koperasi julukan lain Bung Hatta minta dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Hal ini sesuai dengan wasiatnya yang ditulis di atas kertas bersegel, "Apabila saya meninggal dunia saya ingin dikuburkan di makam pahlawan ( Kalibata), saya ingin dikubur di tempat kuburan rakyat biasa, yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya. " Surat wasiat ini ditandatangani oleh Bung Hatta pada 10 Februari 1975. 

Hatta telah menjadi suatu perumpamaan dari kepemimpinan yang memuliakan pendidikan. Dibuatlah partai bernama Pendidikan yang ber-orientasi pada pengkaderan. Karena tugas pemimpin yang mulia adalah menyiapkan pemimpin-pemimpin berikutnya. Sebab Indonesia tak bisa sejahtera oleh satu orang anak manusia. Itulah kenapa ada Bung Karno, ada Bung Hatta... Karena kita merdeka berkat kerjasama...... -Mata Najwa-

Bung Hatta memiliki 800 karya tulis. Selama hidupnya, menulis dari usia 16 tahun hingga berusia 77 tahun. Tulisan beliau menggunakan berbagai bahasa yaitu, Bahasa Indonesia, bahasa Belanda, bahasa Inggris dan sedikit bahasa perancis.

Aghoesthine,dokpri by canva
Aghoesthine,dokpri by canva

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun