Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Kenangan Gerakan (2)

16 Mei 2023   10:20 Diperbarui: 17 Mei 2023   12:42 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya gagasan pembentukan kesatuan aksi bagi mahasiswa adalah ide spontan yang muncul selama diskusi-diskusi dalam sidang komisi FS LDK Nasional ke X di Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. Perlu dibentuknya kesatuan aksi yang menghimpun mahasiswa Muslim terutama yang bergabung dengan LDK.

"Terik kering mempermainkan debu dan menghempasnya ke atap dan jendela-jendela. Kemarau makin geram dan seperti akan melampiaskan lukanya akibat kepulan asap dan hutan-hutan terbakar. Sketsa paradoks cerminan hidup dan alam semesta. Kebangkitan menjatuhkan atau kemajuan menggilas. Ya, seperti kerumunan orang menanti dalam antrian panjang pembagian sembako gratis. Dibaliknya ada kecemasan yang titip sangat keluarga di rumah. 

Atau lebur retrorika membingungkan menjejali perut-perut busuk. Semuanya jadi logis. Dibalik gerbalisme miris dengan seluruh gaya dramatikalnya. Dan disini tak lagi ada air mata. Air mata telah disulap jadi banteng besar yang kapanpun datang di malam gulita. Ah, keadaan ini makin membingungkan dan turut membingungkan. Di wajahnya ada raut cemberut dan senyum histeris seperti kabut, tak teraba. Realitas yang berputar dan pikiran-pikiran tak seimbang. 

Kelihatannya kebingungan gradual berarti terpojokan, tetapi tidak! Naluri profetik yang satunya hidup sekarang malah kalam oleh ketidakberdayaan dan permainan-permainan membuka. Dan tak satupun argumen yang layak diajukan. Objektivitas sekalipun. Sudah banyak karya-karya yang ditawarkan. Lalu mengambil pena dan mulai menulis. Ada ketidaksinkronan mulai terasa, dunia atas dan dunia bawah satu sama lain tak harmonis. Kemarau-kemarau panjang, pertikaian-pertikaian, kelaparan dan kemarahan alam. 

Lebih manusiawi dari kemarau, yang ditikai, yang dilalui keadaan alam yang dimarahkan. Sengaja kesamaran dijajah agar wajah asli tak kelihatan. Dunia kita dimetafora. Sama-sama tak ada yang mau menyisahkan. Percikan-percikan yang diteriakan di jalanan. Hanya suara spritual dan orisinil. Apakah akan terus dmainkan simbol dibiarkan kehilangan arti? Sepertinya memang demikian. Nadi menjadi kehilangan denyut. Doa-doa menjadi pukulan cambuk. Irama-irama akan terus diarak. 

Semakin lama menyusut. Ketika banyak harapan baru, ia menjadi simbol kuat di tiang gantung. Lalu berdiri, oh pidatoku membakar, menjawab lantang keadaan yang makin membobrok, dipalingkan dari alunan suci, serdadu-serdadu menyerbu ke dalam langgar, seakan banyak kemasgulan yang tidak adil",Usamah mengenang kejadian-kejadian dari fenomena deklarasi.

 Dan di tengah-tengah kumpulan mahasiswa dalam ruangan itu, sang Deklarator, berkata, "Mereka yang tidak lulus sekolah dengan baik, dan yang kondisi track record dalam pembangunan adalah jelek, diangkat menjadi pemimpin kita, agama melarang kita, agama sesungguhnya menekankan kepada kita, jangalah kita biarkan orang-orang yang akan mempermainkan agama kita ini menjadi pemimpin. Kita harus mau mengambil sikap itu. Dan saya kira gelora kampus kita, gelora masjid kampus kita, akan sanggup bertahan dalam pola perjuangan semacam itu".

Baiklah untuk tidak berpanjang kata, saya dengan mengucapakan bismillahirrahmanirrahim, akan membacakan deklarasi yang kita sebut Deklarasi Malang. Didasari keprihatinan mendalam terhadap krisis nasional yang melanda negeri ini dan didorong tanggung jawab moral terhadap penderitaan rakyat yang masih terus berlangsung, serta itikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan dan perbaikan, maka kami segenap Mahasiswa Muslim Indonesia yang berkumpul di tempat ini mendeklarasikan lahirnya: 

Organisasi Kepemudaan Muslim. Selanjutnya, organisasi kepemudaan Muslim ini menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia. Malang, 29 Maret 1998", tutup Sang Deklarator.

Sehari setelah Deklarasi Malang, Sang Deklarator, mengadakan jumpa pers di Masjid Arif Rahman Hakim Jakarta menyampaikan pandangan umum atas persoalan bangsa. Didalamnya dirumuskan butir-butir reformasi ekonomi, politik, hukum, dan perundang-undangan, sosial, pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta yang paling mendasar reformasi moral.

 "Organisasi Kepemudaan Muslim ini menuntut, perekonomian nasional perlu ditata ulang dengan kebijaksanaan dan strategi yang tepat. Proses pembangunan diorientasikan sepenuhnya pada pemberdayaan dan kemakmuran rakyat. Manajemen pembangunan dijalankan oleh pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun