Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serpihan Bermula

15 Mei 2023   08:17 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak muda ini, memandang seperti kata Syaikh Yusuf Qardhawi; "Islam adalah dunia dan agama, dakwah dan Negara, aqidah dan syariat, ibadah dan kepemimpinan, mushaf dan pedang".

Asas bahwa Islam adalah dakwah dan Negara, ibadah dan kepemimpinan. Mereka akhirnya peduli dengan Islam dan politik. Maka seperti gerigi, ada gerigi besar, ada gerigi sedang, ada gerigi kecil, dan ada gerigi yang lebih kecil lagi. Gerigi besar itu tak akan bergerak kalau gerigi paling kecil itu macet. Atau seperti butterfly effect, bahwa kepekan kupu-kupu mempengaruhi terpaan tornado.

Anak-anak muda ini, memang tak memberikan suara dalam politik secara signifikan. Tapi esensi tentang gerigi itu memberikan mereka tentang fokus. Fokus tentang apa yang dapat mereka lakukan. Maka lakukanlah.

Memilih fokus itu adalah esensi. Satu hal yang perlu disikapi dengan cepat sesudah jihad siyasi ini adalah kesinambungan amal dakwah dan tarbawi. Karena kelambanan dalam bersikap akan membuat jedanya perjalanan amal dakwah ini. Jeda seperti yang kita pahami dapat menjadi jurang bahaya bagi para kader. Bagi mereka, sirah tentang sesudah perang Badar, yang hingar-bingar karena euforia kemenangan yang berujung pada kondisi nyaris konflik menjadi catatan penting bagi mereka. 

Bahkan jeda juga dapat membuat kaku sendi-sendi syaraf yang telah lentur karena selalu dipergunakan untuk mobilitas amal yang beruntun. Dan ini dapat berakibat pada ketahanan tubuh dan kelenturannya beramal. Oleh karena itu euforia ini tidak boleh berlama-lama. Apalagi hingga keasyikan. Semua itu dapat memperdaya kader-kader dakwah lainnya.

Fokus itu perlu bersungguh-sungguh dan disiplin. Bersungguh-sungguh itu artinya tidak main-main dalam menunaikan suatu tugas. Menunaikannya dengan mengerahkan segenap potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Sungguh-sungguh sudah menjadi watak orang-orang beriman. 

Karena ia adalah pelita hati. Ia akan menunjuki jalan yang tepat mencapai natijah yang besar. Dengan kesungguhan, mereka akan selalu sibuk dengan hal-hal besar. Sebaliknya malas dan main-main adalah jamur jiwa. Ia akan menimbulkan berbagai penyakit. Ia akan direpotkan oleh masalah-masalah sepele atau ia akan memandang masalah kecil sebagai masalah besar atau kebalikannya hal-hal besar dianggap masalah yang ringan.

Orang yang bersungguh-sungguh tentu akan mengerahkan seluruh potensinya secara optimal. Karena langkah inilah yang akan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang ia hadapi. Bagi mereka mengerahkan seluruh potensinya sampai pada kondisi titik penghabisan.

Disiplin artinya selalu tertib akan tata aturan yang mengikat dirinya berbuat sesuatu. Sehingga ia menapaki tugas dan kewajibannya secara teratur dan sistemik. Tidak 'ngawur' apatah lagi 'ngaco'. Sebenarnya disiplin sudah menjadi identitas ajaran ini. Yang sepatutnya melekat dalam diri mereka. Disiplin dalam aturan, disiplin dalam dalam perilaku, disiplin dalam amal, disiplin dalam tarbiyah, disiplin dalam struktural.

Mereka yang disiplin dengan segala kaitannya dapat membentuk pribadi yang memiliki loyalitas kuat. Hal ini sebagai sikap yang amat prinsipil. Lantaran dari situlah martabat keimanan terbentuk menjadi bangunan yang kuat dalam sanubari seorang mukmin. Bila demikian halnya mereka mampu mengemban amanah yang diserahkan pada dirinya. Kemudian melaksanakannya dengan segera.

Kefokusan itu, memang seperti gerigi kecil kepada gerigi yang lebih besar. Hal-hal esensi namun sederhana, memang disuburkan, istigfhar, berdoa, memperbanyak amalan, rutinitas tarbawi dikencangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun