Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Proletariat Gizi

14 Mei 2023   11:53 Diperbarui: 27 Mei 2023   09:46 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran Kelas

Dengan sedikit uraian sebagai sebuah korelasi diatas adalah harapannya tentu adanya sebuah kesadaran kelas. Kesadaran kelas sebagai kepercayaan yang dimiliki seseorang tentang kelas sosial atau tingkatan ekonominya di masyarakat, struktur kelas, dan kepentingan kelas mereka. Dalam kesadaran kelas ini ada pelaksana (petugas gizi) dan kelompok kasus (kaum miskin yang menderita masalah gizi).

Harusnya ada kesadaran kelas dari proletariat gizi, dimana pelaksana (petugas gizi) menjadi orang yang paling mengiba atas kejadian-kejadian kasus gizi buruk, stunting, gizi kurus. Dengan demikian kesadaran kelas menjadi sebuah bentuk peminimalisiran terhadap kasus gizi. Dan kadang para kelompok kasus adalah mereka yang tidak mempunyai 'suara'. Antara pelaksana (petugas gizi) dan kelompok kasus bukan sebagai pertentangan kelas, tapi penyatuan kelas untuk menumbuhkan kesadaran kelas.

Gagasan dari Ekologi Masalah Gizi, Pangan, dan Kemiskinan (Khomsan, 2012), malnutrisi perlu menjadi indikator kemiskinan. Di lembaran lain, Ali Khomsan (2012) menuliskan, "Rakyat Indonesia memang tidak mengalami kelaparan kronis sebagaimana menimpa rakyat di benua Afrika. Namun, dianalogikan bagaikan the phenomena of iceberg or snowball, kita menderita kelaparan tersembunyi yang menyebabkan persoalan kurang gizi tak kunjung teratasi".

Terakhir mengutip gagasan Kanisius (2019) dalam Indoprogress, dalam tulisannya "Relasi Tidak Searah Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Dana Desa Terhadap Kasus Stunting di Nusa Tenggara Timur"; "Stunting atau dapat kita sebut masalah gizi bukanlah problem individu semata tetapi sekaligus menjadi ancaman bagi populasi. Akibat stunting, Negara akan mengalami kerugian Rp 300 triliun per tahun.

Kompleksitas masalah gizi (yang tersebut; stunting), semacam ini jelas membutuhkan perhatian yang lebih. Perbaikan yang menyeluruh dan komprehensif perlu dilakukan. Pertumbuhan ekonomi mestinya bisa menjadi data riil untuk mendekatkan kita pada problem masalah gizi. Kesadaran kelas proletariat gizi disini menempatkan; pertama-tama harus berpihak pada masyarakat miskin yang memiliki masalah gizi. Apakah harus tersebut; proletariat gizi, bersatulah?

Bahan Bacaan:

1.         Khomsan, Ali, 2012. Ekologi Masalah Gizi, Pangan dan Kemiskinan. Penerbit Alfabeta. Bandung.

2.         Marx, Karl, 2015. Manifesto Partai Komunis. Penerbit Ultimus. Bandung.

3.         Harnecker, Marta, 2015. Sosialisme; Pengalaman Venezuela Amerika Latin. Penerbit Resist Book. Jogjakarta.

4.         Hamzah, Fahri, 2018. Mengapa Indonesia Belum Sejahtera? Sebuah Upaya Merekontruksi Makna dan Indikator Kesejahteraan Indonesia. Bagian Penerbitan Biro Penerbitan Parlemen Setjen DPR RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun