Yesss....
Ini dia pangeran hati saya, ehem...pangeran ya, bukan Raja! :)
Karena Tunduk akan "perintah" Raja segala raja akhirnya saya melepaskan dia, ah...pasti pada mikir, kenapa nggak dari awal aja?, well... saya baru menyadari "panggilan" Tuhan ketika kami berdua memutuskan ingin menikah, ketika saya sudah mengatakan "iya" untuk mengikuti kepercayaannya. Awalnya saya adalah orang yang sangat tidak masalah akan hal perbedaan keyakinan dalam suatu hubungan, tapi ternyata... "ketidak masalahan" saya itu menjadi "kecemburuan" Tuhan akan diri saya, sampai di suatu Jumat dibulan Maret, Tuhan menyatakan "panggilan"Nya, dan walau masih belum "sadar" tetapi itu adalah awal pengertian saya akan hubungan yang terlarang ini.
Flashback...His smart, sangat pintar, pekerja keras, lelaki yang setia, secara fisik his "PERFECT" at least dia jauh lebih tinggi dari saya yang kata orang tinggi :D, rohani? apalagi.... bahkan dia rela meninggalkan saya sendirian di parkiran mobil, sedangkan dia pergi untuk sholat, sabarrrrrrrrrrr luar biasaaaaaa, pendiam tapi tidak peka!!
Hubungan kami lebih banyak ributnya sih, tapi ribut-ribut itu justru jadi hal yang mengikat kita semakin mencintai, dia mampu menerima saya apa adanya, sayapun berusaha menerima "sikap" dinginnya yang nggakkk romantissss sama sekali, nggak pernah berkata-kata gombal, dan hal "normal" lainnya...tapi toh saya tetap bertahan dengan dia, karena what we called "L.O.V.E".
Kami senang sekali becanda, hal-hal "tolol" yang buat dia terbengong-bengong memperhatikan sikap saya..sampai hal-hal "norak" yang buat saya nggak bisa ngomong liat tingkah lakunya dia, ahhhhhhhhhhh..... hanya cinta yang buat kami bertahan, semakin cinta... disaat cinta itu kuat, saya melepaskannya... saya menyadari otoritas saya yang sebagai "hamba" dan DIA sebagai Tuan yang adalah Tuhan saya, amien :)
membayangkan Muka masamnya dia kalo melihat saya pake baju-baju yang sexy, dengan polosnya dia akan bilang "aduh..mas sedih liatnya, masak kamu diliatin cowok2, kamu kan punya mas", hehehe atauuuuuu sampai larangannya untuk saya turun dari mobil "kamu tunggu sini aja ya, janji ya!! mas nggak mau kamu diliat-liat orang2" hahahah achhh...dalam hatiiii polos bener pangeran saya ini, dalam hati ada perasaan bangga karena itu berarti dia hanya benar2 menginginkan saya menajdi miliknya 100%...dalam hatiii betapa saya mencintai mas dedik :).
Setiap berjalan di mall, dia pasti akan dengan eratnya menggenggam tangan saya, dia nggak berani meluk..menurut dia, dia nggak terbiasa pacaran kayak gitu (meluk2 depan umum), pegangan tangan aja dia grogi :D, karena saya jahil..seringlah saya buat dia salah tingkah, saya peluk dia depan umum..saya cium pipinya..well, alhasil mukanya meraaaaahhh dan saat itu saya akan ketawa ngakakkkkk!!! lol :D
Tiap kali berantem, sampe nangis-nangis saya... minta ketemu, harus ketemu!!! giliran udah ketemu yang ada kami berdua bukannya berantem, tapi malah menciptakan suasana yang menyenangkan!, oh my!!!...dan masih banyak lagi moment2 "idiot" yang buat kami walaupun saat ini diam 1000 bahasa mengerti bahwa cinta itu masih ada.
Sayang, terakhir bertemu kami bertengkar..sangat hebat, sampai saya membanting hp saya dan hp dia...baru kali itu saya melihat dia sungguh2 marah kepada saya, tapi ujung2nya dia bisa melunakan hati saya dengan obrolan yang konyol:
mas: "mau makan nggak?, kalo mau makan turun, kalo masih mau nangis berantem dimobil aja"
saya: "mau nangis aja, gak mau turun"
mas: "yaudah mas tinggal, mas laper nih"
saya: "tinggal aja, aku mau dimobil"
mas: "yaudah, mas dimobil juga"
saya: "tapi aku laper"
mas: "yaudah turun, nanti abies makan berantemnya dilanjutin lagi, oke??" sambil dia mengeluarkan ekspressi senyumnya yang wooowww...ganteng banget.
hahahaha...dengan tertawa2 (padahal air mata masih berurai) saya mutusin untuk kalah oleh rasa lapar akibat tenaga yang dikeluarkan untuk berantem sepanjang perjalanan, dan yaaahhh seperti biasa...seperti tidak terjadi apa2 kami berdua having dinner dengan dipenuhi cerita2 lucu.
itulah saat terakhir saya bertemu dengannya, saat terakhir kami saling bilang bahwa kami saling mencintai... bahwa itu adalah terakhir kali saya mau menemui dia (dia tidak tahu rencana saya akan meninggalkannya),yah...pelukan terakhir, ciuman terakhir, dinner terakhir, berantem terakhir...saya memeluknya sangattttttt eratttt, entah dia merasa atau tidak, padahal itu sebagai tanda saya untuk meninggalkan dia..ya, selamanya mas...
still,
~GOD IS GOOD~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H