Mohon tunggu...
Ms  Tina
Ms Tina Mohon Tunggu... Guru - I am a rural teacher

Pendidikan = jantung pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bab 1 Review Buku Pendidikan Kaum Tertindas (Paulo Freire)

28 September 2023   14:31 Diperbarui: 28 September 2023   14:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hakikat penindasan ialah suatu perbuatan bersifat menindas hanya jika dia menghalangi seseorang untuk hidup lebih manusiawi.

Pada buku pendidikan kaum tertindas karya Paulo Freire, deskripsi dari bab 1 adalah

membahas tentang kebutuhan pendidikan yang tepat untuk kaum tertindas. Paulo memiliki

harapan supaya kaum tertindas tidak boleh kembali menjadi penindas untuk menindas

mereka yang dahulu melakukan hal yang sama. Ada banyak penindas berkedok dermawan,

murah hati yang palsu padahal tujuan utamanya adalah mempengaruhi pola pikir sebuah

masyarakat tertinggal kemudian merampas kemanusiaan dan sumber daya yang dimiliki oleh

masyarakat tertinggal atau tertindas dengan kekuasaan yang ada pada penindas.

Masyarakat yang sudah ditindas, dicuci pola pikirnya bahkan dirampas hak-hak mereka oleh

penindas yang berpura-pura dermawan melalui sebuah program atau pendekatan, sangatlah

membutuhkan kehadiran individu maupun komunitas yang murah hati, tulus dan memahami

penderitaan kaum tertindas supaya bebas dari mental meminta-minta, mental budak dan

mental gratis tetapi mau kritis terhadap perubahan, terbuka dengan keinginan kemajuan dan

mau bekerja memberdayakan diri dan SDM mereka untuk mengubah kehidupan mereka.

Selain orang asing sebagai penindas, masyarakat tertindas juga seringkali ditindas oleh diri

mereka sendiri yang tidak mau belajar, tidak mau bekerja, tidak menerima pendatang yang

datang ke daerah mereka untuk melakukan perubahan yang baik dan merasa cukup dengan

kehidupan mereka yang begitu-begitu saja dari generasi ke generasi dan semua itu sangat

mengerikan jika dibiarkan. Mereka membutuhkan orang lain yang bisa merasakan

penderitaan akibat penindasan tersebut dan mau memperjuangkan kepentingan masyarakat

yang tertindas dengan menawarkan cinta yang besar, kasih yang tulus, kepeduliaan yang

nyata dengan tindakan dan hidup bersama-sama dengan mereka.

Antara penindas dan yang ditindas dalam hal ini menurut Paulo, keduanya memiliki

keterikatan doktrin yang melekat untuk melahirkan penindas kecil dari masyarakat yang

ditindas. Mereka yang tertindas bukan berusaha mencari cara atau berjuang untuk

membebaskan diri mereka dari penindasan dan tekanan melainkan menjadi penindas lagi. Ini

menjadi pola berulang.

Interpretasi saya terhadap apa yg dituliskan oleh Paulo dalam bab 1 bukunya ini adalah kaum

tertindas lebih memilih berdiam diri dikebiri dibandingkan berkreasi. Penindasan itu ada

pintu keluarnya dan bisa diubah. Bebas dari penindasan akan terjadi apabila masyarakat

tertindas memahami dan menyadari diri mereka sudah ditindas kemudian mereka yang

merasa senasib, bersama-sama memiliki kemauan yang tinggi untuk mengubah nasib mereka.

Selama membaca bab 1 buku pendidikan kaum tertindas, saya menemukan beberapa kata

yang sulit dipahami apabila hanya dibaca sekali saja sehingga saya berulang-ulang membaca

bab 1 tersebut dan memahami bahwa konsep pendidikan yang tepat untuk ditawarkan bagi

masyarakat tertindas adalah pemberdayaan masyarakat dengan ilmu pengetahuan atau yang

biasa disebut humanisasi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun