Mohon tunggu...
Arsil Rantisi
Arsil Rantisi Mohon Tunggu... Koki - Pengembangan sumber daya mahasiswa HIMA Ilmu Komunikasi UPNVJ

Saya adalah penggiat industry game, terutama Industry game lokal dan hobi saya mengikuti perkembangan industry game

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi di Dunia DIgital dan Adiksi Internet

17 Desember 2024   12:55 Diperbarui: 17 Desember 2024   12:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor yang mengubah cara hidup manusia. Sejak awal diciptakan, teknologi hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Tak dapat dipungkiri, pesatnya kemajuan teknologi di era sekarang telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya di bidang komunikasi. Komunikasi, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, memungkinkan kita untuk saling bertukar informasi dan membangun hubungan antar individu, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Komunikasi itu sendiri terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, dimulai dari komunikasi langsung atau tatap muka, komunikasi melalui surat, hingga akhirnya komunikasi digital yang ada pada masa kini. Komunikasi digital ini ditandai dengan hadirnya teknologi baru, seperti internet, yang memungkinkan komunikasi terjadi tanpa batasan, menjadikan interaksi lebih terbuka dan lebih mudah.

Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, turut merasakan perkembangan pesat dalam penggunaan teknologi digital. Penggunaan internet di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, dengan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pada tahun 2024 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 221.563.479 orang, dari total populasi 278.696.200 jiwa pada tahun 2023. Hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 juga menunjukkan angka yang signifikan, yaitu 79,5%, yang meningkat 1,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 78,19%. Dari sisi demografi, pengguna internet di Indonesia lebih dominan berasal dari laki-laki (50,7%) dan perempuan (49,1%). Sementara itu, berdasarkan kelompok usia, Generasi Z (kelahiran 1997-2012) berkontribusi sebesar 34,40% dalam penggunaan internet, disusul oleh Generasi Milenial (kelahiran 1981-1996) sebesar 30,62%.

Melihat data ini, dapat disimpulkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap teknologi, khususnya internet, semakin mendalam. Dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa, internet menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Internet tidak hanya memfasilitasi komunikasi dalam dunia digital, tetapi juga membuka akses informasi yang luas dan tanpa batas, memungkinkan individu untuk mengakses berita dari seluruh penjuru dunia. Namun, di balik dampak positif tersebut, penggunaan internet yang terus meningkat juga membawa tantangan, salah satunya adalah munculnya masalah adiksi internet, atau ketergantungan berlebihan terhadap teknologi digital ini.

Komunikasi dalam dunia digital merupakan segala bentuk interaksi yang terjadi melalui media elektronik, mulai dari pesan teks, pesan suara, video, ataupun media sosial. Komunikasi digital kini tidak hanya terbatas pada pesan singkat ataupun sekedar panggilan suara melalui telepon saja, tetapi juga dikarenakan perkembangan internet ini maka komunikasi digital ini kian meluas cakupan nya, seperti video call, forum diskusi online melalui media sosial yang memungkinkan interaksi secara real time saat itu juga. Banyak manfaat yang bisa diambil dalam komunikasi digital ini, contohnya 

  1. Kemudahan Akses dan Efisiensi

Karena perkembangan Internet ini, berkomunikasi sudah lebih efisien serta juga mudah dijangkau akses nya oleh masyarakat umum, kelebihan utama komunikasi digital adalah kemudahan akses dan juga efisiensi yang ditawarkan oleh hal ini. Dengan menggunakan internet saja kita sudah bisa melakukan komunikasi digital apapun, mulai dari mengirim pesan jarak jauh secara real time, atau malah melakukan panggilan suara dan bahkan video kepada siapapun dan kapanpun tanpa terbatas oleh jarak maupun waktu. Hal ini memudahkan komunikasi antar individu, kelompok, perusahaan bahkan antar negara.

  1. Platform bertukar pikiran melalui Media Sosial

Media sosial yang muncul akibat perkembangan internet ini seperti Twitter (X), Instagram, Facebook memungkinkan komunikasi yang lebih luas serta lebih interaktif lagi.

Platform Media sosial ini membuat para berbagai individu untuk bertukar informasi dan juga berinteraksi dengan individu lain, serta mengakses berita maupun hiburan dalam waktu yang sangat singkat. Karena hal tersebut, komunikasi dalam dunia digital berperan sebagai sebuah sarana yang sangat penting dalam kehidupan individu zaman sekarang dalam membangun hubungan sosial bahkan sampai jaringan professional di kehidupan mereka.

Meskipun komunikasi digital menawarkan beberapa manfaat, tetapi hal ini juga memiliki 

Beberapa sisi gelap, terutama dalam sisi psikologi bagi para individu tersebut, salah satunya ialah Adiksi Internet. Adiksi Internet merupakan suatu kejadian yang merujuk pada kecanduan atau bahkan ketergantungan yang berlebihan terhadap penggunaan internet ,baik itu mengakses media sosial, menonton hiburan berupa video, game online, ataupun aktivitas lainnya. 

Hal ini disebabkan oleh suatu hal yang bernama "Dopamine Rush" dopamine ini merupakan sebuah hormone dalam diri manusia yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang. Hormon ini dapat meningkat ketika seseorang sedang berbelanja, mengonsumsi makanan lezat, atau melakukan aktivitas seksual, sehingga perasaan dan pikiran menjadi lebih senang dan bahagia.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan fenomena Adiksi Internet ini, salah satu faktor yang memicu bagi seseorang akan mengalami fenomena ini salah satunya tentu adalah faktor psikologis, seperti kecemasan, kesepian, bahkan stress yang berlebihan, sehingga orang yang mengalami hal ini akan mencari sebuah pelarian melalui internet. Selain itu pula ketersediaan konten yang menarik dan juga interaktif dalam internet serta algoritma media sosial yang terus mempertemukan sesama pengguna media sosial yang memiliki kesamaan sehingga sesi diskusi terus menerus berjalan yang semakin memperburuk kondisi adiksi internet ini.

Adiksi Internet ini menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari fisik sampai psikologis bagi para korban yang terkena adiksi internet ini. Dari segi fisik seseorang yang terlalu lama  menggunakan internet serta gadget akan mengalami gangguan kesehatan, mulai dari gangguan mata dan juga masalah postur tubuh. Dari segi psikologis juga adiksi internet ini menyebabkan penurunan kemampuan bersosialisasi bagi para korban, lalu bisa juga muncul permasalahan mental seperti peningkatan kecemasan, depresi, dan juga kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang nyata.

Cara mengatasi serta mencegah Adiksi Internet ini menurut beberapa ahli menyatakan bahwa dimulai dari diet digital mandiri, dengan membatasi konsumsi akses dunia digital dengan intensitas yang tinggi yang biasa dilakukan oleh korban, karena menurut salah satu ahli mengatakan serta kesadaran pengguna akan dimensi ruang dan waktu selama menggunakan internet lah yang dapat menjadi sebuah indikator. Selain itu pula ada juga yang setuju bahwa aksi kolektif dan juga penciptaan lingkungan yang kondusif bagi korban untuk melakukan diet digital harus diimplementasikan kepada masyarakat, sehingga banyak korban yang ada disekitar masyarakat berhasil melakukan kegiatan diet digital ini, pencegahan terhadap dampak negatif yang muncul perlu ditangani tak hanya pada tingkat individu saja, tetapi juga masyarakat beserta pembuat kebijakan yang ada.

Perkembangan teknologi, terutama internet telah membawa perubahan besar dalam cara individu berkomunikasi. Komunikasi digital memungkinkan interaksi yang lebih efisien secara real-time dan tanpa batasan geografis melalui berbagai platform seperti media sosial. Hal ini dapat memberikan manfaat signifikan, seperti kemudahan dalam mengakses informasi, membangun hubungan sosial, dan mendukung jaringan profesional. Namun, dibalik manfaat tersebut, terdapat sisi gelap berupa adiksi internet. Fenomena ini dipicu oleh faktor psikologis, seperti kecemasan, kesepian, atau stres yang membuat individu mencari pelarian melalui dunia digital. Algoritma media sosial dan ketersediaan konten menarik turut memperburuk adiksi ini. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan fisik seperti masalah mata, postur tubuh, dan dampak psikologis seperti kecemasan, depresi, dan kesulitan bersosialisasi di dunia nyata.

Solusi untuk mengatasi permasalahan ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Secara individu, diet digital dapat membantu membatasi intensitas penggunaan internet. Secara kolektif, penciptaan lingkungan yang mendukung kesadaran digital dan keterlibatan pembuat kebijakan diperlukan untuk mencegah dampak negatif.. Kolaborasi antara individu, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi positif teknologi tanpa mengorbankan kesejahteraan pengguna. Perkembangan komunikasi digital harus diarahkan untuk mendukung kualitas hidup manusia. Dengan pengelolaan yang bijak, internet dapat menjadi alat pemberdayaan yang mendukung pertumbuhan individu dan membangun masyarakat yang lebih terhubung secara sehat dalam dunia yang semakin modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun