Hal ini disebabkan oleh suatu hal yang bernama "Dopamine Rush" dopamine ini merupakan sebuah hormone dalam diri manusia yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang. Hormon ini dapat meningkat ketika seseorang sedang berbelanja, mengonsumsi makanan lezat, atau melakukan aktivitas seksual, sehingga perasaan dan pikiran menjadi lebih senang dan bahagia.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan fenomena Adiksi Internet ini, salah satu faktor yang memicu bagi seseorang akan mengalami fenomena ini salah satunya tentu adalah faktor psikologis, seperti kecemasan, kesepian, bahkan stress yang berlebihan, sehingga orang yang mengalami hal ini akan mencari sebuah pelarian melalui internet. Selain itu pula ketersediaan konten yang menarik dan juga interaktif dalam internet serta algoritma media sosial yang terus mempertemukan sesama pengguna media sosial yang memiliki kesamaan sehingga sesi diskusi terus menerus berjalan yang semakin memperburuk kondisi adiksi internet ini.
Adiksi Internet ini menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari fisik sampai psikologis bagi para korban yang terkena adiksi internet ini. Dari segi fisik seseorang yang terlalu lama  menggunakan internet serta gadget akan mengalami gangguan kesehatan, mulai dari gangguan mata dan juga masalah postur tubuh. Dari segi psikologis juga adiksi internet ini menyebabkan penurunan kemampuan bersosialisasi bagi para korban, lalu bisa juga muncul permasalahan mental seperti peningkatan kecemasan, depresi, dan juga kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang nyata.
Cara mengatasi serta mencegah Adiksi Internet ini menurut beberapa ahli menyatakan bahwa dimulai dari diet digital mandiri, dengan membatasi konsumsi akses dunia digital dengan intensitas yang tinggi yang biasa dilakukan oleh korban, karena menurut salah satu ahli mengatakan serta kesadaran pengguna akan dimensi ruang dan waktu selama menggunakan internet lah yang dapat menjadi sebuah indikator. Selain itu pula ada juga yang setuju bahwa aksi kolektif dan juga penciptaan lingkungan yang kondusif bagi korban untuk melakukan diet digital harus diimplementasikan kepada masyarakat, sehingga banyak korban yang ada disekitar masyarakat berhasil melakukan kegiatan diet digital ini, pencegahan terhadap dampak negatif yang muncul perlu ditangani tak hanya pada tingkat individu saja, tetapi juga masyarakat beserta pembuat kebijakan yang ada.
Perkembangan teknologi, terutama internet telah membawa perubahan besar dalam cara individu berkomunikasi. Komunikasi digital memungkinkan interaksi yang lebih efisien secara real-time dan tanpa batasan geografis melalui berbagai platform seperti media sosial. Hal ini dapat memberikan manfaat signifikan, seperti kemudahan dalam mengakses informasi, membangun hubungan sosial, dan mendukung jaringan profesional. Namun, dibalik manfaat tersebut, terdapat sisi gelap berupa adiksi internet. Fenomena ini dipicu oleh faktor psikologis, seperti kecemasan, kesepian, atau stres yang membuat individu mencari pelarian melalui dunia digital. Algoritma media sosial dan ketersediaan konten menarik turut memperburuk adiksi ini. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan fisik seperti masalah mata, postur tubuh, dan dampak psikologis seperti kecemasan, depresi, dan kesulitan bersosialisasi di dunia nyata.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Secara individu, diet digital dapat membantu membatasi intensitas penggunaan internet. Secara kolektif, penciptaan lingkungan yang mendukung kesadaran digital dan keterlibatan pembuat kebijakan diperlukan untuk mencegah dampak negatif.. Kolaborasi antara individu, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi positif teknologi tanpa mengorbankan kesejahteraan pengguna. Perkembangan komunikasi digital harus diarahkan untuk mendukung kualitas hidup manusia. Dengan pengelolaan yang bijak, internet dapat menjadi alat pemberdayaan yang mendukung pertumbuhan individu dan membangun masyarakat yang lebih terhubung secara sehat dalam dunia yang semakin modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H