Mohon tunggu...
mr.x
mr.x Mohon Tunggu... Freelancer - -

Blogspot resmi: https://mrxkomp.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kasus Kimi Hime: SEMUA JUGA SALAH!

28 Juli 2019   06:23 Diperbarui: 5 September 2020   00:51 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan kebut-kebutan di jalan dalam Anak Jalanan yang episodenya tayang pada 11 Desember 2015

Penghapusan video dan channel(jika terjadi) akan memberikan kesan kalau Indonesia adalah "negara yang membatasi kebebasan individunya" dan "memaksakan ekosistem youtube di Indonesia untuk dipenuhi dengan konten yang family-friendly saja". Bayangkan jika beberapa youtuber yang sudah memiliki banyak uang keberatan dengan keputusan kalian dan kabur, berapa keuntungan nasional potensial yang akan hilang? Bukannya Youtuber dan social media influencer lain ada pajaknya yang bisa jadi ladang pendapatan bagi kalian yang stabil untuk 5-10 tahun kedepan?

Pertanyaan penulis begini,
Pertanyaan penulis begini, "Lalu aplikasi(diatas) ini untuk apa? Apakah ini hanya apps nebeng di App Store? 
Menurut penulis, lebih baik Kemenkominfo berkerja sama dengan Telkomsel dan beberapa provider lainnya untuk mengembangkan membuat sistem internet Indonesia yang jauh lebih cepat daripada mencari kambing hitam dalam dunia internet. Jika mereka belum bisa melakukan itu, setidaknya mereka lebih baik segera menghapus hoaks-hoaks yang berkeliaran di internet dan mengurus oknum yang melakukan hal ini, itu seharusnya menjadi prioritas kalian daripada orang seperti Reza Arap dan Kimi Hime. 

Lagipula kalau mereka segera take down Kimi Hime sama saja membuang-buang waktu mereka hanya untuk sesuatu yang tidak berguna, Ini akan membuat mereka tampak seperti menyelesaikan masalah dengan cara "gali tanah sebelah untuk menutup lubang yang sudah tergali" daripada menyelesaikan masalah ini secara komplit.  Ingat kalau mereka selesai mengurus Kimi Hime akan ada banyak "Kimi-Kimi lain" yang harus mereka urus setelah masalah kalian dengan Kimi Hime selesai. 

Lagipula, men take down Kimi Hime sebenarnya akan membuat si Kimi semakin populer, malah justru menciptakan kesusahan baru bagi Kemenkominfo jika seandainya "1000 Kimi Hime" ikut muncul di dunia youtube di Indonesia. Melakukan take-down bisa saja merugikan mereka di kedepannya daripada menguntungkan kalian jika dilihat dalam efek jangka panjangnya. Mereka nantinya akan mereka mengurus orang-orang seperti Reza Arap dan Kimi Hime serta teman-teman mereka.

Untung saja berdasarkan beberapa berita terbaru, pak Rudiantara menjelaskan kalau ini(take down) berjalan seperti beberapa take down aplikasi tertentu seperti Tik-Tok, yang katanya take down hanya berlangsung selama dia tidak menggubris dan hanya meminta dia untuk merapihkan konten agar bisa sesuai dengan kelompok usia. Penulis disini secara objektif setuju dengan apa yang dilakukan oleh bapak Rudiantara

"Kalau pun ada konten yang di-suspend, nanti kalau ketemu diperbaiki, biasanya kan begitu. (Saat) Tik Tok (diblokir) kan dulu begitu," ujar Rudiantara saat ditemui di konferensi pers ulang tahun Blibli.com yang ke-8 di Jakarta, Jumat (26/7/2019) malam. (Dikutip dari: Link)

Rudiantara pun memberikan tanggapan atas video klarifikasi Kimi Hime yang menyebut dirinya hanya menapilkan judul clickbait dan tidak melakukan pelanggaran aturan.

Menurutnya sah saja Kimi Hime mengaku tidak bersalah, toh Kemkominfo pun tidak menyebut Kimi Hime bersalah.

"Yang penting adalah, oke kami undang, ayo kita bicarakan baik-baik. Kami bukan pemerintahan yang otoriter, tidak langsung main blokir, kecuali saat pembatasan medsos di bulan Mei itu, itu melindungi kepentingan nasional," kata Rudiantara.

Terkait judul video yang bersifat clickbait yang diterapkan Kimi Hime di akun YouTube-nya, Rudiantara mengembalikan hal tersebut ke sistem nilai yang berlaku secara umum di masyarakat Indonesia.

"Inikan kembali pada sistem nilai-nilai moral kita. Kalau kita bicara moral, satu orang dengan orang lain bisa berbeda. Nilai-nilainya beda, tetapi kita berpatokan pada masyarakat umum yang berlaku secara keseluruhan, begitu saja," kata Rudiantara. (Link)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun