Pati resisten dikategorikan ke dalam serat pangan (Kusnandar 2017). Sebagaimana serat pangan lainnya, pati ini dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh dan mengurangi penyerapan lemak.
 Pati resisten juga dapat difermentasi oleh mikroba, menghasilkan asam lemak rantai pendek yang dapat menurunkan pH usus, menghasilkan kondisi yang tak sesuai untuk pertumbuhan sel kanker di usus.Â
Jadi, jika Anda mengubah sebagian pati di nasi putih  menjadi resisten, Anda tidak hanya memperoleh nasi ber-IG dan berkalori lebih rendah, namun juga nasi yang lebih sehat.
Bagaimana cara membuat pati resisten di rumah?
Cara yang paling sederhana ialah meretrogradasi pati menggunakan Heat and Moisture Treatment (HMT). Pada Industri, proses ini dilakukan dengan memberikan suhu tinggi dan mengatur kadar air pada sumber pati yang akan diolah.Â
Namun, hal ini juga dapat dilakukan di rumah Anda dengan lebih sederhana. Berdasarkan penelitian Sonia (2015), proses ini dapat dilakukan di rumah dengan menyimpan nasi putih yang telah matang di dalam kulkas bersuhu 4 oC selama 24 jam. Namun demikian, Â sebelum menempatkannya dalam wadah dan menyimpan nasi putih Anda dalam kulkas, Â ada baiknya nasi dibiarkan sesaat hingga uap airnya menghilang. Kondisi yang terlalu lembap membuat pembentukan pati resisten menjadi tidak sempurna (Dewi 2013). Selain itu, Sudhair A. James pada National Meeting & Exposition of the American Chemical Society 2015 Â memaparkan bahwa pati resisten dapat dibuat dengan menambahkan satu sendok minyak kelapa saat memasak nasi lalu mendinginkannya seperti langkah yang telah disebutkan diatas.
Apakah Dikonsumsi Begitu Saja?
Kabar gembiranya ialah, pati resisten bersifat stabil. Artinya, nasi dingin teretrogradasi tersebut dapat Anda panaskan kembali dengan cara dikukus, dimicrowave, ataupun dibuat menjadi nasi goreng rendah lemak--tanpa menghilangkan pati resisten di dalamnya.Â
Hanya Saja,
Perlu digarisbawahi bagi Anda yang menjalankan diet guna menurunkan berat badan, konsumsilah nasi berpati resisten tersebut dalam jumlah wajar. Nilai kalori yang lebih rendah, jika diiringi konsumsi yang lebih banyak, tidak akan menghasilkan penurunan badan yang Anda harapkan.Â
University of California San fransisco (UCSF) Medical Center menyarankan pengontrolan porsi makan dengan membagi piring menjadi: 1/4 bagian sumber karbohidrat, 1/4 bagian sumber protein, dan 1/2 bagian sayur-mayur bukan sumber karbohidrat.Â