Hidup ini seperti lari estafet, berawal dari titik start dan berakhir di garis finish. Antara titik start dan garis finish akan ada banyak titik pemberhentian, tempat yang tepat mengisi amunisi, merenung atas yang telah terjadi sebelum melanjutkan langkah ke depan. Akan ada berapa estafet dan pemberhentian, manusia tidak akan tahu, karena itu hubungannya dengan umur yang tetap menjadi misteri Ilahi.
Banyak orang menjadikan akhir tahun sebagai titik pemberhentian sementaranya. Ada pula sebagian lain menjadikan ulang tahun kelahiran sebagai titik pemberhentian. Meskipun berbeda waktu, namun kesamaannya adalah fungsi titik pemberhentian tersebut.
Ketika orang telah sampai pada titik pemberhentian tersebut, maka yang akan dilakukan adalah evaluasi semua kejadian, upaya, usaha dan pencapaian pada titik estafet periode tahun tersebut dubandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Mungkin banyak yang harus diperbaiki, diperbaharui, atau bahkan memunculkan action yang benar-benar baru.
Setelah langkah evaluasi dan perenungan dilakukan, maka orang akan menetapkan target, tujuan yang hendak dicapai untuk estafet setahun mendatang. Tujuan dan target yang hendak dicapai akan berbeda antara satu orang dan lainnya. Ada yang targetnya ambisius cenderung tidak masuk akal, ada yang biasa saja, ada yang sangat rendah dan bahkan ada yang tidak menetapkan target.
Namun sesuatu yang pasti, setidak adanya target di periode mendatang, orang masih berharap bahwa hidupnya di masa mendatang lebih baik daripada saat ini. Hal ini tidak bisa dipungkuri mengingat adanya hadits yang menyatakan "Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)." (HR Al-Hakim).
Evaluasi Instrospeksi Diri
Hal utama untuk dilakukan dalam titik pemberhentian menuju garis finish dalam hidup adalah melakukan evaluasi dan Instrospeksi diri terhadap waktu yang telah kita lalui. Seberapa baik kita di periode yang telah dilalui, seberapa buruk kita dan apa saja kesalahan dan kegagalan yang telah dilakukan dan terjadi.
Namanya evaluasi dan Instrospeksi, maka atas kegagalan dan keburukan yang kita alami seyogyanya bukan kambing hitam yang harus kita cari, apalagi menyalahkan orang lain. Semata-mata hal itu harus dikembalikan kepada diri kita sendiri sebagai penyebab utama kegagalan, kesalahan, dan keburukan yang terjadi. Berawal dari situ maka kita harus evaluasi diri kita sendiri, mengapa bisa begitu, mengapa bisa begini, dan bagaimana antisipasi ke depannya agar tidak terjadi lagi.
Sesaat setelah melakukan evaluasi dan Instrospeksi, maka kita akan tahu kelemahan dan kekuatan kita dan alasan penyebab kegagalan dan keberhasilan yang kita alami di periode waktu sebelumnya. Hal ini menjadi modal penting untuk kita mulai melangkah menuju estafet berikutnya yang berangkat dari titik pemberhentian terakhir.
Tetapkan Target dan Tujuan
Seseorang akan enak melangkah, berjalan dan berlari jika dia tahu tahu dimana garis finishnya. Nah target dan tujuan adalah manifestasi garis finish yang harus ditetapkan sebagai petunjuk manusia agar tidak tersesat.
Kita tahu bahwa garis finish tersebut adalah berakhirnya kehidupan di dunia, dimana manusia hanya dihadapkan pada pilihan mati dalam keadaan baik (husnul khatimah) atau dalam keadaan buruk (su'ul khatimah). Tujuan dan target yang hendak dicapai dalam perjalanan ke depan menyongsong garis finish adalah sesuatu yang akan mengarahkan dan mendekatkan kita pada kondisi Husnul khatimah.
Target dan tujuan yang ditetapkan adalah gabungan dimensi duniawi dan ukhrawi. Keduanya harus seimbang, mengingat pepatah "kejarlah duniamu tetapi jangan lupakan akheratmu, dan carilah akheratmu tapi jangan tinggalkan duniamu". Target dan tujuan ini haruslah sesuatu yang bisa menjadikan diri kita berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot) bukan malah menjauhkan kita dari sang Maha Pencipta.
Maka sudah menjadi hal yang umum ketika banyak orang menetapkan resolusi di awal tahun baru, dimana hal tersebut merupakan manifestasi target dan tujuan yang hendak dicapai. Setiap hembusan nafas adalah kehidupan, setiap kehidupan adalah perjuangan. Setiap perjuangan ada awal dan akhir, dimana akhir dari perjuangan adalah akhir pula dari kehidupan. Maka sudah menjadi kewajiban manusia untuk memperjuangkan hidupnya sehingga bisa sukses di dunia dan akhirat, mencapai garis finish dalam keadaan yang baik.
MRR, Bks-29/12/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H