Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kesalehan Sosial, Modal Pembangunan yang Terlupakan

17 Juni 2020   13:18 Diperbarui: 18 Juni 2020   03:12 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu dan kebaikan tidak mungkin hanya ditelan sendiri, namun harus disebarkan dan ditularkan pada orang lain sehingga kesalehan akan menyebar dan membentuk masyarakat yang diidam-idamkan, yang penuh kesalehan.

Oleh karenanya kesalehan seharusnya bersifat sosial bukan individual. Semua orang semestinya mengembangkan kesalehan sosial dalam kehidupan mereka.

Kesalehan sosial merupakan bentuk ketaatan ibadah seseorang pada Tuhannya yang melibatkan aksi dan perilaku terhadap manusia lain, masyarakat, bangsa dan negara. Karena sejatinya ajaran agama, kebaikan harus bisa menjadi manfaat bagi segenap alam semesta atau rahmatan lil 'alamin.

Kesalehan sosial menjadi sebuah kunci bagaimana merubah kondisi bangsa ini menjadi lebih baik. Karena kesalehan sosial bersifat partisipatoris dalam kehidupan bermasyarakat, maka ciri utamanya harus dikenali. 

Tentu untuk mempunyai kesalehan sosial maka dasar utamanya adalah seorang manusia harus saleh dalam artian taat dan sungguh-sunguh dalam menjalankan ibadah dan ajaran agama. 

Dengan modal kesalehan pribadi tersebut, maka selanjutnya akan menjadi kesalehan sosial apabila kita bisa menjalankan dua ciri utama dari kesalehan sosial yaitu bermanfaat bagi manusia lainnya dan menjaga silaturahmi.

Bermanfaat bagi manusia lainnya

Orang dengan kesalehan sosial pasti dia tidak individualistik. Hidupnya tidak sekedar memikirkan dirinya sendiri namun juga keluarga, orang lain, masyarakat bangsa dan negara. 

Kemanfaatan bagi orang lain adalah yang diutamakan, bukan dirinya sendiri. Kalau urusan lapar dia yang akan pertama menanggung, jika kenyang maka dia menjadi orang terakhir yang merasakannya setelah lainnya sudah kenyang.

Orang yang memegang prinsip bermanfaat bagi manusia lainnya tidak akan sempat bergunjing, menyakiti orang lain, mempersulit urusan orang dan lain sebagainya. 

Mereka sadar umur dan tindakannya di dunia akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Jadi setiap menit waktu yang digunakan harus mengandung kemanfaatan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Thabrani dan Daruquthni).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun