Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Larangan, Sarkasme, dan Perilaku Sosial

1 November 2019   08:40 Diperbarui: 4 November 2019   02:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada asap kalau tidak ada api, begitu kira-kira logika munculnya tanda-tanda larangan atau himbauan.

Semakin banyak tanda larangan berarti di daerah tersebut banyak terjadi pelanggaran yang dilakukan masyarakat. Jika masyarakat tidak ada yang melanggar, tertib aturan, tentu larangan maupun himbauan tidak pernah muncul dalam bentuk tertulis nan sarkas.

Pelanggaran muncul karena kedisiplinan dan ketertiban yang kurang dari anggota masyarakat sehingga seolah-olah mereka menjadi masyarakat tanpa aturan atau tak beradab.

Persoalan semacam ini tidak lantas selesai dengan pemasangan tanda-tanda, plang, rambu-rambu larangan beserta sanksinya. Pelanggaran selalu terjadi sebelum semua anggota masyarakat bisa berperilaku disiplin dan tertib. 

Hal ini memerlukan penyadaran melalui pendidikan akan pentingnya perilaku baik yang disiplin dan tertib. Pun demikian edukasi ini sebaiknya dimulai dari lingkup terkecil terlebih dahulu yaitu keluarga. 

Jika orang tua bisa menjadi contoh yang baik dalam perilaku disiplin dan tertib, tentu anak-anak dan anggota keluarga yang lain akan mengikuti dan menjadikannya role model. 

Sekolah, pengajian, rumah ibadah juga harus mengajarkan pada umatnya agar berperilaku baik, disiplin dan tertib semata-mata demi ketertiban dan kenyamanan masyarakat secara luas.

Bukan tugas mudah dan sekejap untuk membenahi perilaku sosial masyarakat menuju masyarakat yang disiplin, tertib dan beradab. Butuh proses panjang dan stamina yang luar biasa kuat untuk mencapainya. 

Namun ini merupakan tugas dan tanggung jawab bersama seluruh anggota masyarakat dalam upaya mewujudkannya masyarakat yang tertib, disiplin dan harmonis. Upaya ini bisa kita mulai dari diri kita sendiri dan keluarga.

MRR, Bgr-01/11/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun