Sementara Prabowo sangat sadar ide-ide gagasan besarnya akan Indonesia tidak akan bisa dijalankan tanpa keterlibatan dalam pemerintahan, lebih efektif masuk kabinet daripada menjadi oposisi terus menerus.
Nampaknya usaha Jokowi untuk membersihkan diri dari stigma negatif anti islam akan segera terwujud. Ormas islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) sudah pasti mendukung Jokowi yang telah memberikan banyak "hadiah" pada kaum Nahdliyin seperti hari santri, pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di pesantren, dan masih banyak lainnya.Â
Sementara Muhammadiyah cenderung menjaga jarak dengan politik praktis, hanya menempatkan kadernya sebagai menteri di kabinet Jokowi. Tinggal permasalahan dengan FPI dan PA 212 terutama menyangkut Habib Rizieq yang perlu digarap.Â
Sikap diamnya FPI maupun PA 212 akan masuknya Prabowo ke gerbong Jokowi patut diduga berkaitan dengan kepulangan Habib Rizieq. FPI sudah lama menuduh kepulangan Rizieq ke Indonesia dirintangi oleh pemerintah.Â
Prabowo atau Gerindra ketika sudah menjadi bagian pemerintahan tentu akan melobi keras pada Jokowi agar "mengijinkan" Rizieq balik ke Indonesia. Kepulangan Rizieq ke Indonesia akan membawa kebaikan baik pada Prabowo maupun Jokowi.
Untuk Prabowo jika berhasil membawa pulang Rizieq maka dia berhasil memenuhi salah satu janji politiknya meskipun tidak menjadi presiden. Namun jika gagal Prabowo bisa dianggap sebagai penghianat dan malah membuat permusuhan baru dengan FPI maupun PA 212.Â
Kepulangan Rizieq ke Indonesia juga akan menunjukkan ke seluruh lapisan masyarakat jika Jokowi tidak anti islam maupun memusuhi ulama serta memulihkan hubungannya dengan beberapa golongan islam beserta ulamanya yang saat ini dianggap berseberangan.
Jokowi memerlukan Prabowo untuk untuk memulangkan Rizieq, dan lewat Prabowo pula Jokowi bisa "menundukkan" FPI maupun PA 212.Â
Jika hal ini terwujud, maka semua pihak diuntungkan, persatuan dan kesatuan nasional serta stabilitas politik terjaga dan memudahkan Jokowi menjalankan program-programnya di periode kedua pemerintahannya.Â
Pada akhirnya Jokowi tinggal mengelola hubungan antar ormas islam agar tidak saling bergesekan, dengan  FPI dan PA 212 sudah masuk di dalamnya
MRR, Bks-18/10/2019