Bahkan daun yang jatuh dari pohon pun sudah Engkau tentukan daun yang mana, kapan jatuhnya, jatuh di sebelah mana sampai sedetail-detailnya. Aku masuk surga atau neraka pun sudah Engkau tentukan pula suratannya.Â
Ah kadang-kadang pusing aku memikirkan ini semua Tuhan. Mungkin ini salahku, tidak mengenal Engkau dengan baik dan juga menyamakan Engkau dengan persepsi manusia yang sarat keterbatasan. Untung masih Engkau selipkan iman di hatiku sehingga dalam pusingku tidak lantas pergi meninggalkanMu.Â
Justru kepusingan itu membuatku untuk berusaha lebih dekat dan mengenalMu lebih dalam. Banyak algoritma yang masih aku harus pelajari. Algoritma kehidupan buatanMu yang sangat canggih dibanding sekedar pemrograman buatan manusia.
Tuhan, meskipun doaku, usahaku tidak langsung atau bahkan tidak pernah dikabulkan di dunia aku tidak akan protes. Sungguh aku takut kualat padaMu.Â
Enggak apa-apa 'kan Tuhan aku takut padaMu, daripada aku takut pada sesama manusia atau pada benda-benda ciptaanMu. Yang pernah aku tahu bahwa apapun yang terjadi padaku adalah pasti hal terbaik yang Engkau berikan.
Terakhir Tuhan, aku hanya minta berilah rasa sabar dan syukur yang menetap dalam hatiku. Aku yakin saat aku punya syukur, seberapa besar nikmat yang Engkau berikan, aku tidak akan terlena dan melupakanMu.Â
Sebaliknya saat aku punya sabar, seberapa besar dan lama kepahitan dan kesangsaraan hidup maka aku tetap akan kuat menjalaninya dengan keikhlasan. Mau hujan batu, hujan emas, kepedihan, kesengsaraan, angin topan maupun gemerlap kemewahan tak akan pernah mempengaruhiku untuk berbakti padaMu Tuhan. Aku hanya ingin tetap tersenyum atas setiap tarikan nafas dalam hidupku apapun takdir yang Engkau tetapkan Tuhan.
MRR, Bks-25/05/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H