Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ntar Gimana" atau "Gimana Ntar", Sebuah Pelajaran dari Warteg dan RM Padang

23 Maret 2018   14:19 Diperbarui: 23 Maret 2018   14:38 6890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh yang bagus dari bisnis modern adalah di pengembangan software (perangkat lunak) komputer. Dalam setiap software biasanya terdapat bug. Bug merupakan suatu kesalahan desain pada suatu perangkat keras komputer atau perangkat lunak komputer yang menyebabkan peralatan atau program itu tidak berfungsi semestinya. Ketika software menunggu bebas dari bug, maka tidak mungkin software akan bisa digunakan dan dijual secara komersil. 

Pembuat software hanya memastikan bug-bug yang sangat berpengaruh tinggi dan mematikan pada operasional software harus bisa ditemukan dan diperbaiki sebelum software tersebut di launching. Sementara bug-bug yang tidak terlalu signifikan dan bisa dikendalikan akan dibereskan sembari software telah berjalan. Tidak semua bug bisa teridentifikasi saat pengembangan software, banyak bug yang ketahuan ketika sofware telah digunakan oleh banyak orang. Perusahaan sekelas Microsoft saja dengan Software andalannya yaitu "Windows" masih terdapat bug ketika sudah dilaunching untuk umum.

Sementara warteg dan warung Padang menganut "Gimana Ntar", banyak perusahaan menganut asas "Ntar Gimana". Prinsip "Ntar Gimana" ini banyak menghinggapi para pengambil keputusan, pemimpin perusahaan era sekarang.

Prinsip ini memproyeksikan atau mengangankan kejadian, potensi resiko yang akan dihadapi di masa depan atas bisnis yang akan dijalankan, dan membawa proyeksi ini ke masa sekarang. Apakah hal tersebut salah? Oh tentu tidak, semakin banyak proyeksi yang dibayangkan berarti semakin kita mengenali bisnis yang akan dijalankan. Hanya menjadi soal ketika kita menuntut semua proyeksi masalah atau resiko yang terpetakan harus diselesaikan sekarang karena tidak mau ada masalah nantinya.

Semakin banyak proyeksi permasalahan atau resiko yang ditarik ke masa sekarang biasanya malah membuat gamang pengambil keputusan. Saking gamangnya, membuat pengambil keputusan tidak bisa berpikir sederhana dan menggeser sebagian resiko untuk ditangani sambil jalan. 

Semua resiko dituntut diselessaikan sebelum jalan, hal mana yang membuat keputusan bisnis menjadi lama atau bahkan tidak tereksekusi sama sekali. Percayalah, masalah pasti ada dimanapun kita berada selama kita hidup. Diam saja ada masalah, bergerak pun ada masalah, sama-sama ada masalah maka semestinya lebih baik kita berbuat dan bergerak. Asal mau, yakin dan sabar, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

Begitulah sekelumit pelajaran dari warteg dan warung Padang tentang prinsip "Gimana Ntar". Mudah-mudahan akal yang telah diberikan oleh Allah bukan menjadi penghambat bagi kita untuk berusaha dan berikhtiar mencari rezeki, terutama dalam mengambil keputusan bisnis. Yakinlah bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, tinggal bagaimana kita berusaha menjemput rezeki tersebut. Jangan takut untuk berbuat dan memutuskan, berpikirlah sederhana dan hindari keruwetan. Semua masalah ada solusinya, dan ingat ada Allah subhanahu wa ta'ala yang selalu siap menolong kita.

 MRR, Jkt-23/03/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun