Karena itu, sejak pagi media televisi berlomba menyatakan bahwa mereka menayangkan hitung cepat tersebut, walaupun hasil hitung cepat itu baru dilakukan di sore harinya.
Bagi kandidat yang hasil hitung cepatnya dinyatakan menang atau unggul, hasil quick count tentu menjadi penambah moral dan keyakinan akan kemenangan.
Sehingga rasa senang dan gembira muncul dalam dirinya, bahkan terkadang disertai dengan euforia berlebihan.
Tapi sebaliknya, bagi kandidat yang dinyatakan kalah suara, seringkali hasil penghitungan cepat itu dianggap menyesatkan dan diragukan kebenarannya.
Apalagi sampel dalam quick count itu sangat terbatas, sehingga dianggap tak bisa menjadi acuan siapa yang menjadi pemenang.
Bahkan, ada yang mengeluarkan hasil hitung rill berdasarkan C1, yang diklaim lebih akurat.
Akibatnya, sebagian masyarakat masih diliputi kebingungan, sejauhmana keberadaan metode-metode quick count tersebut, sehingga informasi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.
Kehadiran sistem hitung ini tentu menjadi sebuah dilema.
Di satu sisi sebagai ilmu pengetahuan, hal itu tentu sebuah yang niscaya.
Sehingga membantu masyarakat mengetahui dengan cepat apa yang diinginkan, termasuk dalam hal pemilu.
Karena itu, menjadi semacam makhluk yang paling dicari setelah pencoblosan.