Mohon tunggu...
M. Rizqi Hengki
M. Rizqi Hengki Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas IBA Palembang, Program Kekhususan Hukum Pidana.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Quick Count Makhluk yang Menggemaskan

21 April 2019   14:26 Diperbarui: 21 April 2019   14:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://muslimobsession.com/tak-ada-quick-count-sebelum-pukul-tiga-sore/

Karena itu, sejak pagi media televisi berlomba menyatakan bahwa mereka menayangkan hitung cepat tersebut, walaupun hasil hitung cepat itu baru dilakukan di sore harinya.

Bagi kandidat yang hasil hitung cepatnya dinyatakan menang atau unggul, hasil quick count tentu menjadi penambah moral dan keyakinan akan kemenangan.

Sehingga rasa senang dan gembira muncul dalam dirinya, bahkan terkadang disertai dengan euforia berlebihan.

Tapi sebaliknya, bagi kandidat yang dinyatakan kalah suara, seringkali hasil penghitungan cepat itu dianggap menyesatkan dan diragukan kebenarannya.

Apalagi sampel dalam quick count itu sangat terbatas, sehingga dianggap tak bisa menjadi acuan siapa yang menjadi pemenang.

Bahkan, ada yang mengeluarkan hasil hitung rill berdasarkan C1, yang diklaim lebih akurat.

Akibatnya, sebagian masyarakat masih diliputi kebingungan, sejauhmana keberadaan metode-metode quick count tersebut, sehingga informasi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.

Kehadiran sistem hitung ini tentu menjadi sebuah dilema.

Di satu sisi sebagai ilmu pengetahuan, hal itu tentu sebuah yang niscaya.

Sehingga membantu masyarakat mengetahui dengan cepat apa yang diinginkan, termasuk dalam hal pemilu.

Karena itu, menjadi semacam makhluk yang paling dicari setelah pencoblosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun