Mohon tunggu...
M rizky Maulana
M rizky Maulana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Fenomena Petir dalam Perspektif Sains Modern dan Al-Qur'an

14 November 2024   14:08 Diperbarui: 14 November 2024   14:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Guruh/Thunder 

Guruh merupakan bunyi menggelegar yang menyertai petir, disebabkan karena udara yang datang secara tiba-tiba kemudian memuai karena dipanaskan oleh petir. Guntur terdengar setelah kilat dikarenakan cahaya berjalan lebih cepat dibandingkan dengan suara. Guruh dapat disebut guntur. 

Guntur merupakan suara yang diikuti oleh cahaya kilat, hal ini dikarenakan adanya pemanasan secara mendadak yang berkembang dalam sepanjang lintasan kilat tersebut. timbulnya guntur diawali akan adanya pelepasan muatan listrik positif (+) ke medan listrik yang bermuatan negatif (-) yang bersumber dari awan-awan konvektif yang disertai akan adanya cahaya kilat (lightning). asal mula terjadinya kilat datang dari lompatan bunga api listrik yang terjadi antar medan muatan listrik yang berasal dari awan dengan awan (intra/inter cloud), awan dengan massa udara (cloud and air mass), serta terjadi antara awan terhadap permukaan bumi (cloud and ground). Sedangkan badai guntur didefinisikan dengan insiden satu atau lebih pelepasan listrik udara secara mendadak. Hal ini menjadi perwujudan akan cahaya kilat serta disertai adanya suara gemuruh yang sangat keras. Berikut ayat yang berkenaan dengan proses terjadinya guruh.

Artinya: atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

Para mufassirin dalam menafsirkan ayat ini tidak mengatakan secara mutlak bahwa ayat ini secara keseluruhan berbicara mengenai proses petir, namun Allah memberikan mengisyaratkan dengan adanya kalimat Rasulullah SAW. Juga menjelaskan tentang hal ini dalam riwayat At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Orang-orang Yahudi bertanya kepada Nabi SAW tentang Ar-ra'd, 'Itu apa sebenarnya?' Nabi SAW menjawab, 'Itu adalah salah satu malaikat Allah yang ditugaskan mengatur awan. Dia membawa alat pemukul dari api. Dengan alat itu dia menghalau awan-awan ke tempat mana yang dikehendaki Allah. "Orang-orang Yahudi bertanya lagi, "Lalu suara yang kami dengar itu apa? "Nabi SAW menjawab, "Suara bentakannya, apabila membentak awanawan, hingga sampai ke tempat yang diperintahkan Allah. "Lalu orang-orang Yahudi berkata, "Kamu benar." 

Ada lagi penafsiran lain dari para ulama tentang ar-ra'd ini. Namun yang jelas, ar-ra'd adalah nama suara yang kita dengar seperti yang dikatakan oleh Ali RA, dan ini sudah dimaklumi dalam bahasa Arab. Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Ar-Ra'd adalah angin yang terjepit di antara awan-awan, lalu mengeluarkan suara seperti itu." 

Apabila diterjemahkan dengan Bahasa Indonesia maka tidak dapat dipahami secara luas maka apabila diterjemahkan kedalam Bahasa inggris akan lebih spesifik dan pengarah kepada terjadinya pemanasan dan pemuain udara yang sangat cepat yaitu dengan sebutan "thunder" yang dikaitkan dengan proses terjadinya guruh. Berdasarkan pendapat Vladimir A. Rakov serta Martin A. Uman, guruh atau guntur merupakan istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan gelombang kejut bunyi yang dihasilkan dampak dari terjadinya pemanasan dan juga pemuaian udara yang sangat cepat saat dilalui oleh sambaran petir. Sambaran petir mengakibatkan udara berubah menjadi plasma sehingga terjadi ledakan kuat, mengakibatkan timbulnya bunyi yang bergemuruh. serta kejadian alam ini, ini terjadi di waktu yang bersamaan dengan kilatan petir, namun bunyi gemuruhnya umumnya terdengar beberapa saat sesudah kilatan terlihat. Hal ini terjadi sebab cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil/299.338 kilometer per detik) Jika dibandingkan bunyi (kurang lebih 700 mil/1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembapan serta tekanan udara). Guruh juga merupakan bunyi yang sangat keras, tercatat kurang lebih 120 desibel, setara dengan bunyi yang ditimbulkan oleh senjata api. bunyi yang keras ini bisa mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh manusia bagian pendengaran dalam. Penyebab guruh sudah menjadi subjek spekulasi serta penelitian ilmiah selama berabad-abad. 

Teori pertama telah tercatat dikemukakan oleh Aristoteles di abad ketiga Masehi, serta spekulasi awal yang memperkirakan bahwa dia ditimbulkan oleh tabrakan antar awan. lalu, teori-teori lain mulai bermunculan. di pertengahan abad ke-19, teori yang diterima salah satunya menyebutkan bahwa petir membentuk keadaan vakum di jalur yang dilewatinya, serta guruh disebabkan karena pergerakan udara yang segera mengisi ruang kosong tersebut. lalu di akhir abad ke-19, orang menduga bahwa guruh ditimbulkan oleh ledakan uap air ketika air yang berada pada jalur petir dipanaskan. Teori yang lain menyatakan bahwa material berbentuk gas dihasilkan oleh petir lalu meledak. Baru di abad ke-20 diperoleh kesepakatan bahwa guruh diakibatkan gelombang kejut di udara dampak pemuaian termal mendadak plasma pada jalur petir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun