Apa itu Potensi Diri ?
Potensi diri merupakan kemampuan serta kekuatan dalam diri seseorang, baik yang belum terwujud maupun telah terwujud. Tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseorang. Banyak orang tidak memahami dirinya dengan baik, seperti karakter, sikap, maupun potensi yang ada di dalam dirinya.Â
Akibat dari ketidakmampuan mengenali diri sendiri, Anda tak dapat menggali lebih dalam kelebihan-kelebihan yang dimiliki sehingga potensi itu akan terpendam selamanya tanpa pernah muncul ke permukaan. Mengenali diri sendiri merupakan hal terpenting. Hampir sebagian besar dari kita menjalani hidup yang hampir sama, menghabiskan 12 tahun untuk bersekolah hingga SMU ditambah 4-5 tahun belajar di perguruan tinggi, berjuang untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi, naik pangkat, punya rumah dan mobil, menikah, menyekolahkan anak-anak di sekolah terbaik untuk mengulang kembali siklus hidup seperti yang kita jalani. Pertanyaan berikutnya adalah benarkah siklus hidup seperti itu yang memang benar benar kita jalani ? Apakah benar yang kita jalani sepanjang hidup ini adalah karir kita? Apakah kita bahagia dan puas terhadap hidup kita ?
Mengenal Potensi Diri
Sejatinya, manusia dilahirkan dengan karakter kepribadian yang berbeda-beda dan sangat beragam. Dalam bahasa sehari-hari istilah kepribadian dapat diartikan sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu khusus. Dengan mengenal jenis - jenis kepribadian kita dapat mengetahui tipe kepribadian kita sendiri yang bermanfaat untk mengenali kekuatan dan kelemahan kita. Mempelajari kepribadian membantu kita mengenal diri dan memahami dimana passion kita
Tipe tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Myers-Brigs (1985) dan Yul Iskandar (2003) dalam Srijanti dkk, 2006, adalah sebagai berikut:Â
1. Tipe tipe kepribadian dalam pergaulanÂ
a. Ekstrovert:Â orang yang cenderung senang bersama orang lain, mudah bergaul, tidak kaku dan tidak canggung dalam pergaulan, serta senang dalam kegiatan sosialÂ
b. Introvert:Â orang yang cenderung kurang menyenangi orang lain, suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.Â
Tipe tipe ekstrovert akan lebih berhasil dalam pekerjaan yang berkaitan dengan orang banyak , seperti marketing, berorganisasi dan politik. Orang yang introvert akan lebih berhasil dalam pekerjaan yang tidak melibatkan banyak orang, seperti analis dan pemograman. Agar bisa sukses, kita perlu mengenali diri sehingga pekerjaan yang kita pilih sesuai dengan kepribadian diri kita, hal ini akan mempermudah dalam hal mencintai pekerjaan dan mungkin nanti akan menemukan passion yang tepat.Â
2. Tipe Kepribadian dalam penyampai InformasiÂ
a. Jujur
orang yang mengikuti moral masyarakat, yaitu tidak berbohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya, dan tidak berkhianat.Â
b. Pembohong
 orang yang suka melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta, dusta dan berjanji palsu kejujuran menduduki peringkat pertama dalam sikap atau attitude yang paling disukai dari kepribadian dari seorang professional.
Kejujuran menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan sikap jujur seseorang akan mendapatkan sikap kepercayaan yang tinggi dari lingkungan sekitarnya. Kepribadian jujur harus dimulai sejak dini dalam hal sekecil apapun. Sebagai mahasiswa sikap jujur diuji dalam pelaksanaan ujian. Untuk mendapatkan hasil ujian yang baik mahasiswa harus mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut, bukan jalan mencontek pekerjaan temannya. Perilaku mencontek itu termasuk perilaku yang tidak jujur yang jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan dan menjadi bibit perilaku korupsi di masa yang akan datang
3. Tipe kepribadian terhadap pengambilan keputusanÂ
a. Pengambil resiko adalah orang yang berkeinginan menghasilkan sesuatu sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, malas mengerjakan sesuatu yang rutin dan berspekulasi tinggi.Â
b. Bermain aman adalah orang yang penakut, menjauhi spekulasi , tidak benrani mengambil resiko sehingga banyak kesempatan yang lewat begitu saja
4. Tipe kepribadian terhadap pertanggungjawabanÂ
 a. Bertanggung Jawab yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan resiko serta tidak mencari kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan diperbuatnya.Â
 b. Lepas Tanggung Jawab ( Pengecut ), yaitu orang yang tidak mau menerima resiko atas segala perbuatannya, melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala sesuatu berjalan berdasarkan nasib dan bersikap masa bodoh. Orang yang lepas tanggung jawab tidak selalu tenang karena hidup dengan ketakutan bahwa suatu saat orang lain akan mengetahuinya. Orang Lepas tanggung jawab akan menjadi kebal dengan kepengecutannya jika terus dibiarkan, sehingga lama kelamaan hal tersebut akan menjadi kepribadiannya.
5. Tipe kepribadian karir
 a. Manajer/pemimpin yaitu profesi manajer berkewajiban mengarahkan pencapaian pada satu tujuan dan mempunyai potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras.
 b. Staf yaitu profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan dengan kepemimpinan, mempunyai sifat setia, dan pekerja yang tekun. Â
Selain mengetahui kepribadian diri, hal krusial lain dalam menemukan potensi diri adalah dengan mengenali tipe kecerdasan yang kita miliki. Howard Gardner pada tahun 1983 mengemukakan teori Multiple Intelegence yang mengidentifikasi 8 jenis kecerdasan dan setiap orang memiliki keunggulan di salah satu jenis kecerdasan. Seorang yang tidak pandai matematika bukan berarti dia bodoh, tetapi mungkin dia pandai di bidang musik, karena kecerdasan musiknya lebih dominan dibandingkan kecerdasan lain. Jenis Jenis kecerdasan tersebut antara lain :
 Orang yang memiliki kecerdasan ruang lebih dominan, memiliki kemampuan visualisasi lebih dominan. Orang ini lebih mudah belajar melalui gambar - gambar. Biasanya seniman, perancang, arsitek memiliki kecerdasan spatial lebih dominan.Â
2. Kecerdasan linguistik (Bahasa)Â
 Orang yang memiliki kecerdasan bahasa lebih dominan. Orang seperti ini lebih mudah belajar melalui kata kata, bahasa, tulisan maupun lisan. Biasanya penulis, pengarang, memiliki kecerdasan linguistik.
3. Kecerdasan logical-matematicalÂ
 Orang dengan kecerdasan logical matematik lebih menyukai belajar melalui logika, sebab akibat, angka angka, abstraksi, berpikir kritis.Â
4. Kecerdasan bodilyikinesthatic (jasmani)
 Orang dengan keserdasan jasmani pandai dalam bidang olah tubuh seperti penari, olah ragawan dan pemain teater.Â
5. Kecerdasan musical (musik)
 Orang yang keserdasan musik pandai dibidang yang berkaitan dengan suara , irama, nada dan hal hal yangmemanfaatkan indera pendengaran, seperti pemusik, penyanyi dan pengarang lagu.Â
6. Kecerdasan interpersonal (antarpribadi)Â
 Orang yang pandai bergaul dan berinteraksi dengan orang lain memiliki kecerdasan interpersonal. Orang orang seperti ini memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain . Mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dan lebih suka belajar melalui diskusi dan kelompok.Â
7. Kecerdasan intrapersonalÂ
 Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki pemahaman terhadap diri sendiri yang tinggi, mengurangi keunikan diri, dapat mempredisksi emosi diri. Berpikir kritis adalah bidang keahliannya. Seperti pengarang, psikolog, consular, ahli filsafat.Â
8. Kecerdasan naturalistikÂ
 Orang yang memiliki kecerdasan naturalistik memiliki pemahaman tentang lingkungan yang tinggi.Â
Apa itu Berfikir Positif  ?
Berpikir merupakan kemampuan manusia yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan berpikir manusia menemukan hakikat kemanusiaannya. Dengan berpikir manusia dapat menghadapi masalah-masalah hidupnya. Berpikir secara umum adalah suatu cara penyesuaian individu terhadap lingkungannya, baik secara internal maupun eksternal. Berpikir terjadi sebagai respon terhadap masalah yang timbul dari dunia luar, oleh karena itu dapatlah dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila menghadapi permasalahan atau persoalan (Walgito, 1990).Â
Berpikir positif menurut Peale (1992), adalah cara seseorang beranjak mengatasi masalah dengan menekankan pada sisi positif dari kekuatan atau diri sendiri. Contohnya, apabila seseorang dihadapkan pada banyak rintangan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, maka individu yang berpikir positif akan lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan yang ingin dicapainya. Dengan kata lain, perhatian akan lebih banyak diarahkan pada gambaran- gambaran tentang kepuasan atau perasaan senang pada saat tujuan telah tercapai, daripada terhadap rintangan yang tengah dihadapi saat ini. Jadi individu memusatkan perhatian lebih banyak pada semua kemungkinan positif yang ada, agar dapat mempertahankan semangatnya.Â
Sementara itu Albert (dalam Susetyo, 1998), memberikan batasan berpikir positif yang berkaitan dengan positive attention (perhatian terhadap segi-segi yang positif) dan positive verbalization (verbalisasi positif). Segi-segi positif yang dimaksud di atas adalah pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, harapan-harapan yang positif, serta sifat-sifat baik yang ada pada diri sendiri, orang lain maupun masalah yang tengah dihadapi. Sedangkan verbalisasi positif menunjuk pada penggunaan istilah - istilah yang positif dalam mengekspresikan pikiran maupun perasaan. Menurut Susetyo (1998), berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain, dan situasi yang dihadapi.Â
Berpikir positif merupakan sebuah keterampilan yang harus dipelajari dan diusahakan, dan tidak akan datang dengan sendirinya. Orang lebih mudah berpikir negatif dari pada tetap mempertahankan pola berpikir positif. Setiap saat individu harus selalu mengaktifkan kembali perhatiannya pada hal-hal yang positif. Berusaha untuk menemukan aspek positif bukanlah hal yang mudah, terutama pada saat individu mengalami situasi menekan yang berat dan beruntun. Asumsi ini juga dihasilkan dari penelitian Goodhart (1985), bahwa efek berpikir negatif terbukti lebih bertahan lama bila dibandingkan dengan efek berpikir positif. Hasil pemusatan perhatian pada aspek yang negatif ternyata bertahan lama di dalam ingatan individu, sehingga efeknya pun menjadi lebih lama. Berdasarkan batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa berpikir positif adalah kecenderungan kemampuan berpikir seseorang yang telah memusatkan perhatian pada aspek-aspek positif dari keadaan diri sendiri, orang lain maupun yang tengah dihadapi.Â
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Positif
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Positif Menurut Vinacke (1990), secara garis besar dapat dikatakan bahwa ada faktor utama yang mempengaruhi cara berpikir seseorang yaitu :Â
1. Faktor EtnosentrisÂ
 Faktor etnosentris adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok atau suatu area yang menjadi ciri khas dari kelompok atau ras tersebut yang berbeda dengan kelompok atau ras lainnya. Faktor etnosentris ini berupa keluarga, status sosial, jenis kelamin, agama, kebangsaan dan budaya. Hal-hal tersebut akan membentuk kecenderungan cara berpikir yang sama di antara individu- individu dalam kelompok sosial yang sama.Â
2. Faktor Egosentris Faktor egosentris adalah sifat-sifat yang dimiliki tiap individu yang didasarkan pada fakta bahwa tiap pribadi itu lain. Faktor egosentris ini akan membedakan cara berpikir individu yang satu dengan lainnya, karena adanya keunikan pribadi masing-masing individu.Â
Disamping kedua faktor tersebut, menurut Albert (dalam Susetyo, 1998), bahwa berpikir positif juga dipengaruhi oleh harapan-harapan individu yang positif, yaitu dalam melakukan sesuatu lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari bayangan- bayangan kegagalan, serta memperbanyak penggunaan kata-kata yang mengandung harapan, seperti "saya dapat melakukannya", " mengapa tidak", "mari kita lakukan", dan sebagainya.
Aspek Aspek Berpikir Positif
Aspek-aspek Berpikir Positif Peale (1992), menyatakan bahwa aspek-aspek berpikir positif terdiri dari :Â
a. Harapan yang positif, adalah dalam melakukan sesuatu lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari bayang-bayang kegagalan, serta memperbanyak penggunaan kata-kata yang mengandung harapan.Â
b. Afirmasi diri, adalah memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat secara lebih positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan individu lain.Â
c. Pernyataan yang tidak menilai, yaitu suatu pernyataan yang lebih dekat pada menggambarkan keadaan dari pada menilai keadaan tidak kaku dan fanatik dalam berpendapat.Â
d. Penyesuaian diri terhadap kenyataan,yaitu mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri, menyelesaikan masalah secara terencana dan efektif.
Efektifitas Berpikir Positif Menurut Albert (dalam Susetyo, 1998), dalam proses berpikir sadar terdapat tiga bahasan berpikir, yaitu isyarat verbal, isyarat visual dan isyarat kinestetik. Isyarat verbal berupa kata-kata yang dihasilkan oleh pikiran individu.
Mengapa Kita Harus  Berpikir Positif
Banyak alasan mengapa kita harus membiasakan diri untuk selalu berpikir positif, salah satunya karena berpikir positif akan membuat kita jauh lebih tenang, lebih terbuka dan terkadang ide baik pun akan bermunculan saat kita berpikir positif, masih ada yang lain diantaranya :
1. BahagiaÂ
Sebenarnya bahagia itu nyata datang dari diri kita sendiri, dan masalah sikap. Sering kali kebahagiaan tidak bergantung dari sekeliling kita melainkan bahagia itu datang dari sendiri. Â
2. MotivasiÂ
 Motivasi adalah sifat yang sangat luar biasa yang dimiliki seseorang, karena akan mendorong lebih maju dan rasa semangat lebih membara. Motivasi pun akan mempengaruhi tingkah laku & melakukan kegiatan ketika kita mengharapkan suatu pencapaian yang lebih baik.
3. Harga diri
 Sikap dan cara berpikir kamu akan berkaitan dengan perasaan dirimu sendiri. Jika kamu selalu membangkitkan sikap dan berpikir positif maka kamu memiliki rasa harga diri yang sangat berarti. Â
4. Kesehatan Yang BaikÂ
 Pikiran akan mempengaruhi metabolisme tubuh, maka dari itu kamu akan merasa lebih sehat ketika berpikir positif juga lebih bahagia. Karena pemikir positif akan menjalani gaya hidup sehat, sehingga tidak rentan terserang penyakit.Â
5. Hubungan Yang Lebih Baik
 Salah satu saat kita berpikir positif, cenderung kita memilih / tertarik dengan orang yang berperilaku positif pula. Karena memang benar kenyataannya orang yang positif membawa kesan kegembiraan, semangat yang menular, mereka seperti cahaya dan memberi energi di lingkungan mereka dan membuat hubungan lebih terasa saat bersama, karena ucapan dan pikiran yang positif tersebut.
Manfaat dalam membiasakan diri untuk berpikir positif
Semakin kamu memberi makanan pada pikiranmu dengan pikiran-pikiran positif, semakin kamu mendapatkan hal-hal menarik kedalam hidupmu;"Â -- Roy T Bennett. Hidup terasa lebih ringan jika kita selalu positif thinking. Berikut adalah beberapa manfaat positif thinking, antara lain :Â
1. Manfaat Berpikir Positif Dalam KeluargaÂ
 Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat seperti ayah, ibu, adik dan kakak. Awal lingkupan yang pertama dan sering bertemu dengan keluarga dan lebih dipercaya dari orang lain, dan apapun permasalahan keluarga akan menjadikan hal yang paling utama untuk memberi dan menerima solusi pemikiran kita.Â
Salah satu berpikir positif di lingkungan keluarga adalah saling berdiskusi tentang hal apapun baik suka / tidak suka, dan menjadi permasalahan itu diarahkan dengan cara berpikir positif untuk mendapatkan jalan keluar yang lebih baik. Saat berpikir positif di lingkup terkecil (keluarga), kita akan mengalir rasa kehangatan, kekompakan, dan motivasi menjadi keluarga yang sejahtera dan harmonisÂ
2. Manfaat Berpikir Positif Dalam Finansial
 berpikir positif dalam finansial adalah agar kita lebih berhemat mengeluarkan finansial sesuai kebutuhan, juga melatih diri untuk tertib dan teratur karena bukan hanya kebutuhan pokok saja tapi gunakan finansial mu dengan me-refresh diri dan pikiranmu agar mengurangi stress. Dan tak lupa sebagian finansial kita gunakan untuk sedekah, karena bersedekah tidak akan membuatmu jatuh miskin. Menekankan hal-hal positif akan menciptakan pikiran yang baik dan berkembangnya imajinasi. Faktanya, manfaat terbesar yang diberikan oleh pikiran positif adalah peningkatan kemampuan untuk membangun keterampilan dan mengembangkan sumber daya untuk digunakan di kemudian hari.Â
Sumber : Modul 3 dan 4 Perkuliahan Universitas Mercu Buana Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMBÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI