Mohon tunggu...
Mohammad Rizal Firmansyah
Mohammad Rizal Firmansyah Mohon Tunggu... Dosen - Senang membaca

Baru mulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilmuwan dan Agamawan (Bagian ke 2 dari 2 Tulisan)

19 Januari 2017   06:18 Diperbarui: 19 Januari 2017   06:56 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Al Quran, banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang perlunya (dianjurkannya) melakukan pengamatan dan pemikiran tentang takdir (ketentuan) Allah.. memikirkan tentang ketentuan Allah berarti memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, memikirkan tentang ciptaan Allah di langit dan dibumi.

Memikirkan tentang proses terjadinya hujan, memikirkan tentang proses tumbuh kembangnya janin dalam perut seorang ibu, memikirkan tentang fenomena alam, memikirkan tentang bagaimana memasak rendang yang enak dan masih banyak lagi yang lain…(tahukah kita bahwa cara memasak rendang yang enak adalah sebuah pengetahuan dan merupakan takdir/ketentuan Allah yang tidak berubah berkaitan dengan masakan rendang itu? Bukankah dalam konteks jika seorang juru masak (misalkan Si A) mencatat dengan teliti segala sesuatunya (bahan dan takarannya, prosesnya, cara memasaknya, panas api yang dibutuhkan, lama waktu memasak dll yang berkaitan dengan proses memasak rendang) – dan orang lain (Misalkan si B) kemudian melakukan hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh si A dalam memasak rendang itu, maka si B juga akan menghasilkan masakan rendang yang sama nikmat dan lezatnya seperti yang dibuat oleh si A?).

Di ayat lain dalam Al Quran juga banyak disebutkan untuk rajin beribadah kepada Allah agar kita terus diberikan petunjukNya, mendapatkan ketenangan batin, dan agar kita termasuk orang orang yang mendapatkan ganjaran yang baik di dunia dan di akhirat kelak..

Dari sini sebenarnya sudah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk melakukan kedua hal tersebut diatas secara bersamaan.

Lantas bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lainnya?

Sebelum dijelaskan hubungannya, terlebih dahulu kita perlu tahu bahwa pertanyaan pada topik diskusi diatas (pada bagian pertama dari tulisan ini) sebenarnya (sering) muncul karena kita semua cenderung (dipaksa secara perlahan-lahan) untuk memisahkan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama….. akibatnya disalah satu sisi terdapat kubu ilmuwan dan disisi lain ada kubu ahli agama.. pembahasan tentang ilmu pengetahuan hanya dilakukan oleh ilmuwan dan pembahasan tentang ilmu agama hanya dilakukan oleh orang-orang ahli agama.. keduanya terpisah dan tidak ada hubungan sama sekali..

Padahal seperti yang dipaparkan di atas, dalam Al Quran, banyak sekali ayat yang memerintahkan kita untuk berpikir seperti ilmuwan dan pada saat yang sama juga kita diperintahkan untuk berpikir tentang agama. Jadi sangat perlu bagi kita untuk melakukan keduanya pada saat yang bersamaan.Bukankah segala apa yang ada dialam semesta ini adalah ciptaan Allah?.

Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Misbah menjelaskan bahwa pemahaman tentang agama akan mengantarkan seseorang untuk mengetahui dan memahami tujuan hidupnya didunia dan diakhirat sedangkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan akan mempercepat seseorang untuk mencapai tujuan itu.. jadi keduanya bersinergi satu sama lain.. dapat dikatakan bahwa seorang (yang hanya berfungsi sebagai) ilmuwan adalah orang yang tahu akan sesuatu (dan mungkin tahu tujuan hidupnya didunia) tetapi tidak tahu tujuan hidupnya diakhirat kelak dan seorang agamawan adalah orang yang tahu tujuan hidupnya diakhirat dan (didunia?) tetapi “lambat” dalam mencapai tujuan itu.

Sekarang apa sebutan Al Quran untuk orang orang yang melakukan kedua hal tersebut diatas secara bersamaan?

Dalam salah satu ayat dalam Al Quran disebutkan:

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ULAMA (QS 35:28)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun