Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Fawwaz
Muhammad Rafi Fawwaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas di kota Tegal

Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas di kota Tegal yang memiliki minat di bidang keuangan serta aktif dalam organisasi, pernah menjadi ketua acara tradding competition bekerja sama dengan OJK dalam memperingati bulan inklusi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya literasi finansial di tengah maraknya penggunaan Paylater

4 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 4 Januari 2025   18:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di zaman yang sudah serba canggih ini, perkembangan ekonomi digital membuat berbagai transaksi menjadi semakin mudah. Tidak perlu membayar produk yang dibeli secara tunai, kamu juga bisa memanfaatkan paylater sebagai metode pembayaran. Sebenarnya, apa sih pengertian paylater ini? Apabila sering melakukan transaksi di berbagai macam marketplace, tentu istilah paylater sudah tidak asing lagi. Secara harfiah, pengertian paylater ini bisa diartikan sebagai "membayar nanti". Dengan kata lain, kamu dapat membeli barang yang diinginkan dengan metode pembayaran mencicil, dimana hal itu tidak jauh berbeda dengan kartu kredit.

Namun, ketika menggunakan paylater, kamu tidak perlu mempunyai kartu kredit. Hanya cukup ajukan aplikasi paylater pada perusahaan pembiayaan yang berkaitan, tunggu sebentar sampai memperoleh approval dan kamu sudah bisa menggunakannya. Praktis, kan? Rasanya tak heran bila sekarang ini keberadaan dan fungsi dari kartu kredit mulai tergantikan. Dibandingkan harus bersusah payah mengajukan aplikasi kartu kredit dan belum tentu memperoleh persetujuan dari pihak bank yang berkaitan, maka paylater bisa menjadi jawaban dan solusi yang lebih pasti.

Saat ini, metode pembayaran menggunakan paylater sudah semakin populer di kalangan masyarakat karena kemudahannya dalam berbagai macam transaksi. Terlebih lagi dengan adanya promo dan cashback yang diberikan oleh penyedia layanan paylater. Pastinya semua orang tertarik dengan cashbacklain karena adanya promo, pembayaran dengan menggunakan paylater memang membuat masyarakat dapat memperoleh barang yang dibutuhkan di hari-hari tua atau akhir bulan sebelum gajian

Di Indonesia sendiri, fitur paylater sudah difasilitasi oleh berbagai macam perusahaan mulai dari Bank, Fintech P2P Lending, dan lainnya. Sedangkan marketplace penyedia jasa paylater seharusnya bekerja sama dengan OJK untuk menjamin keamanannya. Paylater sendiri sekarang sudah menjadi alternatif untuk membeli sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi, kamu harus tetap berhati-hati dan melunasi tagihan paylater sesuai dengan jatuh tempo, sebab jika kamu telat, nantinya akan berpengaruh pada iDeb SLIK kamu ketika ingin mengajukan KPR untuk membeli rumah.

Selain itu kebiasan penggunaan Paylater juga bisa menimbulkan dampak buruk seperti;

1. Pengaturan Keuangan Terganggu

Kemudahan fitur paylater seringkali menjadi penyebab terganggunya pengaturan keuangan pribadi karena adanya cicilan yang datang. Seringkali, dana yang kita sisihkan untuk mmebayar cicilan terpakai guna memenuhi kebutuhan yang lebih mendesak, hal ini mengakibatkan tidak mampu membayar cicilan.

2. Ada Biaya yang Tidak Disadari

Dalam menggunakan paylater tanpa kita sadari ada biaya lain yang ikut aktif seperti biaya subscription, biaya cicilan, dan biaya lainnya. Hal ini yang akan memberatkan kita setiap kali tagihan datang.

3. Perilaku Konsumtif Berlebih

Penggunaan paylater secara tidak kita sadari juga mampu menimbulkan dorongan belanja yang implusif. Diri kita akan lebih mudah tergiur dalam melihat diskon dan tawaran menarik lainnya.  Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com anak muda masa kini menggunakan pembayaran pay later untuk kebutuhan konsumtif seperti makan bersama pasangan, membeli baju, kuota internet, dan masih banyak lagi. Hal tersebut akan menjadi hutang yang harus ia bayar. Otoritas Jasa Keuangan senantiasa menghimbau anak muda masa kini untuk meningkatkan kualitas literasi keuangan yang mereka miliki agar tidak sampai terjerat hutang pinjaman online.

Maraknya penggunaan fitur paylater di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, mencerminkan perubahan signifikan dalam cara kita bertransaksi dan mengelola keuangan. Namun, di balik kemudahan akses yang ditawarkan oleh layanan ini, terdapat tantangan serius yang perlu dihadapi: perlunya peningkatan literasi keuangan yang mendesak. Banyak pengguna, terutama mahasiswa, terjebak dalam siklus utang yang tidak terkendali, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan finansial mereka. Oleh karena itu, literasi keuangan menjadi kunci untuk membantu individu memahami dan mengelola keuangan mereka dengan bijak.

Berikut merupakan tips untuk menjaga kesehatan finansial

Menghindari Utang yang Tidak Terkendali

Literasi keuangan yang baik adalah senjata ampuh untuk menghindari jebakan utang. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konsekuensi penggunaan paylater, termasuk potensi denda dan bunga yang dapat menumpuk jika pembayaran terlambat, individu dapat membuat keputusan yang lebih bijak. Tanpa pengetahuan ini, pengguna dapat dengan mudah terjebak dalam utang yang sulit dilunasi, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas keuangan mereka.

Pengambilan Keputusan yang Bijak

Dengan literasi keuangan, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih cerdas terkait pengeluaran dan investasi. Ini mencakup kemampuan untuk menyusun anggaran, menabung, dan memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di era digital saat ini, di mana transaksi online semakin meningkat, pemahaman dasar-dasar keuangan menjadi sangat penting. Individu yang terdidik secara finansial lebih mampu menilai risiko dan manfaat dari setiap keputusan keuangan yang mereka ambil.

Mencegah Penipuan Keuangan

Tingkat literasi keuangan yang rendah membuat individu rentan terhadap penipuan dan skema investasi bodong. Pengetahuan tentang produk keuangan dan cara kerjanya dapat melindungi masyarakat dari praktik-praktik tidak etis yang sering kali menyasar mereka yang kurang paham. Dengan memahami cara kerja paylater dan produk keuangan lainnya, individu dapat menghindari jebakan yang dapat merugikan mereka secara finansial.

Mempersiapkan Masa Depan Finansial

Literasi keuangan juga berperan penting dalam perencanaan masa depan. Dengan pemahaman yang baik tentang investasi dan perencanaan pensiun, individu dapat mempersiapkan diri untuk kebutuhan finansial jangka panjang. Ini bukan hanya tentang mengelola uang saat ini, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

Kesadaran Sosial dan Gaya Hidup

Penggunaan paylater sering kali dipengaruhi oleh gaya hidup konsumtif dan tekanan sosial. Literasi keuangan dapat membantu individu memahami nilai uang dan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Dengan pengetahuan ini, mereka tidak hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan dampaknya, tetapi juga dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Contoh Kasus: Rina, Mahasiswa yang Terjebak dalam Siklus Utang Paylater

Rina adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang aktif menggunakan berbagai aplikasi marketplace untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh fitur paylater, Rina merasa tidak perlu khawatir tentang keuangan saat ingin membeli barang-barang yang diinginkannya, seperti pakaian, gadget, dan perlengkapan kuliah. Ia seringkali tergoda oleh promo dan cashback yang ditawarkan, sehingga ia mulai menggunakan paylater untuk hampir semua pembeliannya.

Awal Mula Penggunaan Paylater

Awalnya, Rina merasa senang dengan kemudahan yang ditawarkan oleh paylater. Ia bisa membeli buku kuliah yang mahal tanpa harus membayar di muka. Namun, seiring berjalannya waktu, Rina mulai menggunakan paylater untuk barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting, seperti pakaian baru dan aksesori. Ia merasa bahwa dengan membayar nanti, ia tidak perlu khawatir tentang pengeluaran saat ini.

Masalah yang Muncul

Setelah beberapa bulan, Rina mulai menerima tagihan paylater yang semakin menumpuk. Ia menyadari bahwa ia telah menghabiskan lebih dari yang seharusnya dan tidak memiliki cukup uang untuk membayar cicilan tepat waktu. Akibatnya, Rina mulai mengalami keterlambatan pembayaran, yang menyebabkan denda dan bunga tambahan. Hal ini membuat keuangannya semakin tertekan.

Pengaturan Keuangan Terganggu: Rina sering kali harus mengalihkan dana yang seharusnya digunakan untuk membayar cicilan paylater untuk memenuhi kebutuhan mendesak lainnya, seperti biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Ini membuatnya kesulitan untuk melunasi cicilan tepat waktu.

Biaya yang Tidak Disadari: Rina tidak menyadari bahwa penggunaan paylater juga membawa biaya tambahan, seperti biaya administrasi dan bunga. Setiap kali tagihan datang, ia merasa terkejut dengan jumlah yang harus dibayarkan, yang jauh lebih besar dari yang ia perkirakan.

Perilaku Konsumtif Berlebih: Dengan adanya paylater, Rina merasa lebih bebas untuk berbelanja tanpa mempertimbangkan dampaknya. Ia sering kali tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan hanya karena ada diskon atau promo menarik.

Dampak Jangka Panjang

Setelah beberapa bulan terjebak dalam siklus utang, Rina mulai merasakan dampak negatif terhadap kesehatan finansialnya. Ia merasa stres dan cemas setiap kali menerima tagihan, dan hal ini mulai memengaruhi konsentrasinya dalam belajar. Selain itu, Rina khawatir bahwa keterlambatan pembayaran akan memengaruhi skor kreditnya di masa depan, terutama jika ia ingin mengajukan KPR untuk membeli rumah.

Pentingnya Literasi Keuangan

Melihat situasi Rina, jelas bahwa literasi keuangan sangat penting untuk mencegah terjebak dalam siklus utang. Jika Rina memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, ia mungkin dapat:

  • Membuat Anggaran: Dengan menyusun anggaran yang baik, Rina dapat mengelola pengeluarannya dan memastikan bahwa ia memiliki cukup dana untuk membayar cicilan paylater.
  • Menilai Kebutuhan: Rina dapat belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga ia tidak tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak penting.
  • Menghindari Utang Berlebihan: Dengan pengetahuan tentang konsekuensi dari penggunaan paylater, Rina dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari utang yang tidak terkendali.

Kesimpulan

Kasus Rina menggambarkan bagaimana kemudahan penggunaan paylater dapat menjadi pedang bermata dua. Tanpa literasi keuangan yang memadai, individu dapat terjebak dalam siklus utang yang merugikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan agar dapat memanfaatkan layanan keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Dalam konteks penggunaan pay later, literasi keuangan bukan hanya sekadar pengetahuan; ia merupakan alat penting untuk mengelola keuangan secara efektif. Dengan meningkatkan literasi keuangan, masyarakat dapat menghindari jeratan utang, membuat keputusan finansial yang lebih baik, serta membangun masa depan yang lebih stabil secara finansial. Oleh karena itu, edukasi tentang literasi keuangan harus menjadi prioritas dalam kurikulum pendidikan dan program-program komunitas untuk memastikan bahwa semua individu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun