"mungkin terbuka sendiri karena goncangan kapal," batinnya.
Semakin ia dan Syahrul mendekati ruangan tersebut, semakin terdengar suara aneh, atau tepatnya suara perempuan yang berkata;
"hentikan pak," itulah suara pertama yang didengar Khair, entah Syahrul mendengarnya atau tidak.
"Ini tidak benar pak,"
"Saya bisa melaporkan bapak!"
"Kita hanya teman pak, bukan pasangan!"
Plak! Bunyi telapak tangan seorang perempuan yang menyapa hangat pipi lawan bicaranya menjadi sambutan yang kurang menyenangkan untuk Syahrul dan Khair saat memasuki ruang perawatan. Tanpa pikir panjang, Khair segera membiarkan Syahrul duduk dan dirinya segera menghampiri lawan bicara perempuan tadi.
"Cordoba Bajingan! Gila kau ya! Berani-beraninya melakukan pelecehan seksual di tempat kerja!" Khair mencengkram kuat seragam Cordoba.
"Hahaha! Gila? Bajingan? Hei! Khair, sadar diri kau! Kau juga pasti pernah melakukannya,kan? Sadar atau tidak, kau pasti pernah!" Balas Cordoba sembari menepis kasar cengkraman Khair pada seragamnya.
"Sini kau! Akan kuberi kau pelajaran! Ikut aku!" Perintah Khair pada Cordoba agar mengikutinya dirinya!
Mereka berada di bagian belakang kapal, tak peduli pijakan yang licin, perdebatan-perdebatan yang awalnya kecil membesar menjadi perkelahian besar. Entah sampai kapan mereka berkelahi, sampai salah satu menyerah atau tenggelam di lautan.