Tugasku mengagumi mu sudah selesai. Jika dulu saya merajut kasih tanpa menyentuh mu sedikitpun, maka kini aku kembalikan engkau dengan utuh tanpa kekurangan suatu apapun.
Setulus apapun aku mencintaimu, dia' yang menghuni hatimu tetaplah menjadi pemenangnya. Aku sadar, bahwa semua pengorbanan dan ketulusanku tak akan berarti apa-apa di matamu.
Kini tugasku sudah selesai, mencintaimu dan menjaga kehormatanmu sudah aku lakukan semampuhku. Meski pada akhirnya terbuang layaknya sampah yang berseraka.
 kau wanita yang kucintai dengan tulus. mencintaimu tanpa nafsu, saking sucinya cintaku kepadamu, hingga namamu aku bincangkan dengan Tuhanku ketika bersujud di hadapan Nya. Berharap mendapat perlindungan agar aku tetap menjaga kesucian cinta ku.
Aku Meminta kepada Tuhan agar memberimu bahagia yang tak berkesudahan, meminta kepada Tuhan agar menjauhkanmu dari kesedihan. Semua itu sudah aku lakukan.
Selama itu pula aku tak pernah membawa hubungan  ke dalam ladang dosa. karena aku menjunjung tinggi kehormatan mu sebagai wanita yang harus jaga martabatanya, bukan untuk dinodai.
Meski demikian kuat aku mencintai, aku tetap meminta pamit. Sebab sikapmu saat ini, seakan memintaku untuk menjauh. Itulah sebabnya aku memilih mundur. Terimakasih untuk semua cerita yang terukir di hari kemarin. Biarkan itu menjadi diksi manis dalam setiap untaian kata yang akan aku tuliskan di lembaran Diaryku.
Selamat tinggal orang baik. Semoga kelak kau bisa berjumpa dengan lelaki yang ketulusannya lebih besar daripada aku, lelaki yang senantiasa menjaga kehormatanmu dan menjaga martabatmu.
Aku pamit undur diri...!
Satu yang harus kau ketahui, bahwa ketulusanku tak akan pernah  kau temui pada lelaki lain di dunia ini. Dan Jika suatu ketika kau rindu, maka kenanglah aku sebagai orang bodoh yang berhasil  kau hancurkan hidupnya dan orang tolol yang kau patahkan harapannya.
"Mencintaimu dan membawamu ke dalam harapan yang halal adalah Niatku. Namun, dirimu menolak untuk ikut bersama dalam bahtera mahabba yang disyariatkan".