Mohon tunggu...
Abhie Macap
Abhie Macap Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis,Editor

Pecinta fiksi dan fakta

Selanjutnya

Tutup

Love

Semoga Mengenalmu Tak Lagi Luka

3 Juli 2022   23:25 Diperbarui: 3 Juli 2022   23:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Mereka yang pernah mengetuk hati selalu meninggalkan kenangan. Karena datang melalui hati,maka kenangan pun turut mengkristal hingga di dasar hati.

Lantas siapakah manusia yang mampu melupakan kenangan?, rasanya susah mengubur bagian dari diri kita. 

Semesta berkata: 

"Biarkan waktu yang menghapus semuanya",

lantas apakah kenangan itu akan hilang?, tentu tidak, kita hanya lupa, sebab setiap kenangan telah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita.

"Indak lakang dek ujan indak lapuak dek paneh,"

mungkin pepatah dari tanah minang di atas bisa menjelaskan. Bahwa,sesuatu yang sudah menjadi bagian dari diri kita tak akan mungkin lekan oleh hujan dan tak akan lapuk oleh panas.

Memendam nyatanya tak mampu untuk menyembuhkan luka. Diam rasanya tak sanggup menghilangkan rindu. Dan menghindar nyatanya bukan solusi.

mencoba lupa tapi pada kenyataanya kita lemah dalam kesendirian, terpuruk, terkurung dan terperangkap dalam luka dan kenangan. Kira-kira Begitulah siksanya kenangan.

Kendati demikian, kita harus bangkit dan menyembuhkan luka kita sendiri dan belajar menghormati raga dan rasa. Biarkan cerita lalu menyatuh dalam ingatan kita walau perih pada akhirnya. Namun setidaknya kita bisa menyadari, bahwa mereka yang datang tak selalu membawa pelangi dan bunga, namun juga membawa badai.


Dari mereka kita bisa mawas diri. Imam Ali perna berkata, " Aku sudah merasakan kepahitan hidup di dunia ini,tapi yang paling pahit adalah berharap kepada manusia".

Maka dari itu, Biarkan kenangan menyatu dalam setiap derap langkah, agar menjadi pengingat kala harapan mulai terlampau jauh pada manuisa. 

Semua perih luka yang pernah ada dalam perjalanan hidup kita adalah manifestasi dari besarnya harapan. Seseorang pernah berkata: " bahwa harapan yang besar akan melahirkan kekecewaan yang besar pula. Sebabnya, pandai-pandai lah menginsyafi batasan rasa sehingga tidak terperangkap dalam luka yang kita ciptakan sendiri.

Meski demikian, Hujan badai sekalipun pasti ada redanya, Luka pun pasti ada sembuhnya. Jika suatu ketika kau kembali terluka, maka jangan salahkan mereka yang datang dan bertahta, namun salahkan dirimu karena harapanmu yang tidak tertata.


'Semoga mengenalmu tak lagi luka'

Waisai, 24 Mei 2022

(Abhie)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun