Pendahuluan
Seiring berjalannya waktu perkembangan dari suatu wilayah mengikuti perubahan zaman ke arah modern dan ke arah percepatan di dalam perubahan secara signifikan,, utamanya pada globalisasi, komunikasi, informasi, dan teknologi yang tidak dapat dipungkiri serta tidak dapat terlepas dari genggaman masyarakat. Yang mana hal ini berkaitan erat dengan ekonomi sebagai paham guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kompleks atas penggunaan dari sumber daya yang memiliki tujuan dasar yang sama.
Memahami dengan begitu pada hakikatnya ekonomi sebagai aspek yang penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dari individu di dalam masyarakat Kompleks baik secara material ataupun non material. Sehingga mampu menunjang dan menjamin secara keseluruhan dari kesejahteraan mampu tercapai dan mengalokasikan hak asasi manusia secara signifikan dalam ruang lingkup dari lokal hingga global.
Istilah ekonomi tentunya tidak dapat dilepaskan dari dinamika sosial dan politik sebuah wilayah atau negara. Kegiatan ekonomi secara mikro memang digunakan untuk mensejahterakan masyarakat, sedangkan secara makro kegiatan ekonomi dapat dipahami sebagai rangkaian proses yang saling menghubungkan antar pihak dalam sebuah jalinan ekonomi baik itu bersifat bisnis maupun usaha. Sehingga tidak heran apabila diskursus mengenai ekonomi cukup luas dan menyasar pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Salah satunya yakni topik yang cukup menarik adalah mengenai resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi secara global maupun nasional pada tahun 2023.
Istilah resesi dalam topik ekonomi memang bukan hal baru lagi. Istilah ini telah banyak digunakan oleh ahli ekonom akademisi maupun praktisi untuk melihat sebuah gejala dan fenomena ekonomi yang terjadi serta berdampak cukup besar terhadap aktivitas manusia. Resesi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kondisi dimana kegiatan ekonomi mengalami kontraksi atau mengalami kelemahan pertumbuhan akibat dari gejala tertentu.Â
Dimana kondisi ini biasanya ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun atau PDB menurun dalam beberapa kali kuartal atau dalam kurun waktu periode yang terus berangsur-angsur, yang dipicu karena kegiatan ekonomi yang terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu seperti beberapa bulan atau beberapa tahun.
Merujuk pada pemahaman secara makro atas resesi tersebut, maka suatu kondisi dimana kegiatan ekonomi mengalami penurunan dan berdampak pada PDB dapat menjadi salah satu indikator resesi pada suatu wilayah. Selain itu terdapat indikator lain yang mampu mendorong terjadinya resesi, seperti guncangan perekonomian akibat kondisi tidak pasti dan tidak diduga seperti bencana alam dan pandemi.Â
Kedua yakni berkaitan dengan deflasi terhadap harga barang-barang, suku bunga yang terlalu tinggi, gelembung aset yang tersentralisasi hingga pada hilangnya kepercayaan konsumen atas pasar dan produk. Selain hal tersebut terdapat variabel lain yang mungkin dapat memicu resesi pada sebuah negara misalnya kondisi perang atau kondisi politik yang tidak kondusif.
Pembahasan
Memahami Makna Resesi dan Prediksi
Istilah resesi pada akhir tahun 2022 lalu sempat populer akibat beredarnya banyak kabar yang menyatakan bahwa di tahun 2023 ini akan terjadi kondisi resesi ekonomi secara global yang berdampak terhadap banyak negara. Namun sebelum membahas lebih jauh perlu diketahui makna sebenarnya dari resesi. Secara singkat resesi dapat dimaknai sebagai suatu kondisi dimana terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi berada dibawah standar pertumbuhan ekonomi yang umumnya terjadi secara global. Dimana batas minimal pertumbuhan ekonomi global untuk saat ini adalah 2,5%. Sedangkan definisi secara lebih lengkap resesi dapat dipahami sebagai suatu kondisi ketika terjadi penurunan penjualan ritel, produk domestik bruto bernilai negatif, meningkatnya pengangguran serta pertumbuhan bernilai negatif riil yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Sebagai suatu kondisi penurunan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, resesi dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kondisi pemulihan pasca bencana atau pandemi, beralihnya peran manusia oleh teknologi, kondisi perang, kelangkaaan sumber daya alam dan energi serta perubahan struktur pasar global. Sehingga kondisi-kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana dampak yang terjadi mengkontraksi kondisi pertumbuhan riil, yang berimbas pada nilai negatif. Ketika pertumbuhan bernilai negatif selama dua kuartal, maka dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut berada dalam resesi. Dengan indikator utama yakni kenaikkan harga-harga barang, terutama untuk produk kebutuhan pokok.
Resesi dan terjadinya resesi ekonomi yang mengancam kegiatan ekonomi masyarakat, isu yang cukup banyak beredar dalam bulan-bulan terakhir tahun 2022 ini adalah ancaman resesi ekonomi yang mungkin akan menghantam sebagian besar negara di dunia pada tahun 2023 nanti. Untuk tahun 2022 terdapat negara-negara seperti AS, Korea Selatan, Perancis, Italia dan Singapura mengalami resesi perekonomian. Sedangkan Indonesia telah masuk pada kondisi resesi semenjak kuartal III tahun 2020 dengan kontraksi sebesar 2,07% sepanjang tahun dan tingkat pertumbuhan kuartal III tahun 2020 berada pada angka -3,49% dimana angka tersebut telah mengalami peningkatan daripada kuartal sebelumnya yang menyentuh angka -5,32%.
Strategi Pribadi
Dalam rangka menghadapi sebuah kondisi resesi, secara pribadi perlu dilakukan pengukuran derajat kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal yang terpenting adalah memprioritaskan apa yang paling dibutuhkan untuk digunakan terlebih pada kondisi resesi. Kegiatan dan usaha yang dijalankan harus didasarkan pada keuntungan bertahap tidak dalam skala besar karena resesi dapat mengkontraksi secara domino kegiatan perekonomian. Sehingga dibutuhkan perencanaan paling utama, kegiatan usaha paling sederhana namun dapat memberikan dampak yang terus berangsur meskipun tidak terlalu besar. Sehingga strategi inilah menjadi rujukan kesesuaian yang alternatif untuk menangani dan meminimalisir masalah di tengah resesi diiringi dengan usaha yang dapat dikembangkan.
Strategi dan Inovasi Disrupsi
Berlandaskan atas prinsip memprioritaskan apa yang seharusnya dilakukan, maka ditengah hantaman resesi yang terjadi salah satu pendekatan bisnis dan inovasi yang dilakukan berorientasi pada bisnis UMKM. Dalam sejarah resesi panjang yang pernah terjadi pada tahun 1997 sampai dengan 1999 UKM dinilai sebagai salah satu usaha yang paling aman dari resesi. Maka dari itu dengan menekankan pada prinsip usaha UMKM, strategi yang diwacanakan adalah berfokus pada optimalisasi pasar lokal. Yang artinya usaha akan dimulai dengan memenuhi kebutuhan lokal dan kebutuhan dasar yang juga didapatkan dari pasar lokal.
Adopsi teknologi seperti optimalisasi penggunaan e-commerce, media sosial dan media komunikasi yang terintegrasi akan ditekankan dalam membentuk branding dan menjalin komunikasi secara digital ditengah terjadinya resesi. Memprioritaskan produk yang dibutuhkan pasar, memenuhi produk dan juga menjalin kerjasama dengan produsen utama dilakukan untuk mengurangi rantai distribusi panjang yang dapat menciptakan biaya besar. Sehingga inovasi utama yang ingin digagas adalah mengkolaborasikan antara pasar lokal konvensional dengan pasar digital yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam skala domestik. Sehingga usaha ini diharapkan mampu bermanfaat baik untuk pelaku bisnis maupun bagi masyarakat. Dimana usaha ini akan melibatkan penggunaan media digital dan juga pasar konvensional.
Kesimpulan
Potensi resesi yang mungkin terjadi pada tahun 2023 memang tidak dapat dipastikan secara nyata sebelum benar-benar terjadi. Namun terdapat fakta bahwa pandemi Covid-19 dan juga kondisi perekonomian global yang tidak menentu menjadi pemicu utama ancaman resesi tahun 2023. Atas dasar fakta bahwa Indonesia sendiri telah mengalami resesi semenjak kuartal ketiga tahun 2020 lalu maka sebenarnya Pemerintah harus mampu untuk mempelajari polanya dan membentuk suatu pertahanan ekonomi nasional. Sedangkan bagi pelaku bisnis dan usaha, tidak bergantung pada produk global untuk sementara dapat membantu mengurangi dampak resesi terhadap bisnis. Selain itu mengoptimalkan pasar domestik dapat menjadi alternatif dalam menghadapi kondisi resesi yang mungkin terjadi tahun 2023 nanti.
Daftar Pustaka
Miraza, B. H. (Desember 2019). Seputar Resesi dan Depresi. Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 30, No. 2, 11-13.
Pratama, R. A. (2022, Oktober 14). Ancang-Ancang Indonesia Hadapi Resesi Global 2023.
Surya, T. A. (Oktober 2022). MEWASPADAI ANCAMAN RESESI EKONOMI GLOBAL. INFI SINGKAT KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIV, No. 19, 13-18.
Suselo, D. (Oktober 2021). DETERMINASI RESESI EKONOMI INDONESIA DIMASA PANDEMI COVID-19. Menara Ekonomi Volume VII No. 2 , 1-12.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H