Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 17)

6 Mei 2018   16:27 Diperbarui: 8 Juli 2018   16:34 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak di luar para pelayan sedang memindahkan barang-barang bawaan Bao. Nyonya Li masuk ke dalam kamarnya. Bao sedang minum teh di sana. Melihat istrinya masuk, ia meletakkan cangkir tehnya dan bangkit kemudian berkata sambil tersenyum**, "Aku telah merepotkan istriku karena melibatkanmu dalam urusan pemerintahan ini." Istrinya juga tersenyum dan mengatakan bahwa Bao pasti lelah dari perjalanan jauh. Mereka berdua bertukar salam seperti biasanya kemudian duduk.

Nyonya Li berkata, "Aku sangat khawatir karena masalah Pang Yu." Lalu ia pelan-pelan menanyakan bagaimana Bao bisa bertemu dengan ibu suri dan mengakuinya sebagai ibunya. Bao menceritakan secara singkat kejadian ia bertemu dengan ibu suri di Chenzhou. Nyonya Li tidak berani menanyakan lebih lanjut. Kemudian makanan disajikan dan mereka berdua makan bersama di atas meja. Setelah selesai makan dan minum teh, mereka berbincang-bincang beberapa lama. Kemudian Bao masuk ke ruang baca untuk mengerjakan beberapa tugas pemerintahan.

Bao Xing datang melaporkan, "Para petugas dari Jembatan Caozhou akan pulang. Mereka menanyakan apakah Tuan memiliki perintah untuk mereka?" "Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pakaian dan penjepit rambut di Kuil Tianqi, berikanlah kepada mereka. Suruh Tuan Gongsun menuliskan surat ucapan terima kasih." Bao baru saja pulang sehingga tidak bisa mengurus semua hal ini. Ia merasa lelah sehingga langsung tidur.

Keesokan harinya Bao sedang berpakaian setelah selesai mandi ketika Bao Xing memberi tanda dengan berdehem dari koridor. "Ada apakah?" tanya Bao. Bao Xing berdiri di dekat jendela kamar sambil menjawab, "Pengurus Ning dari Istana Nanqing secara khusus datang ingin memberikan penghormatan dan bertemu dengan Tuan."

Mendengar Pengurus Ning tiba-tiba datang secara pribadi, Bao yang tidak pernah menerima tamu seorang pejabat internal istana mengerutkan alisnya. Ia berkata, "Ada apakah gerangan sehingga ia ingin bertemu denganku? Kamu katakanlah bahwa aku sedang mengurus beberapa tugas pemerintahan sehingga tidak bisa menerimanya. Jika ada hal penting, katakan besok saja bertemu kembali di ruang tamu di istana." Bao Xing baru saja akan pergi ketika tiba-tiba terdengar Nyonya Li berkata, "Tunggu sebentar."

Bao Xing pun menunggu, tetapi ia tidak bisa mendengar pembicaraan mereka di di dalam. Setelah beberapa lama terdengar Bao berkata, "Kamu benar, istriku." Bao pun berkata kepada Bao Xing, "Bawa Pengurus Ning ke ruang baca dan sajikan teh. Katakan bahwa setelah aku merapikan diri maka akan segera menemuinya." Bao Xing segera pergi menyampaikan hal ini.

Tahukah kalian apakah yang dikatakan Nyonya Li kepada Bao? Tentu saja hal yang berhubungan dengan kasus ibu suri. Ia berkata, "Saat ini di Istana Nanqing terdapat Putri Di dan suaminya, Pangeran Kedelapan. Siapa yang mengetahui maksud Pengurus Ning datang ke sini. Mengapa Tuan tidak menemuinya dan bertanya maksud kedatangannya. Jika ada kesempatan, maka Yang Mulia Ibu Suri akan dapat bertemu dengan Putri Di. Baru kemudian kita dapat membicarakan langkah berikutnya." Bao pun menyetujui hal ini dan segera berpakaian lengkap dengan topi dan ikat pinggang kemudian menuju ruang baca.

Setelah menerima perintah, Bao Xing menemui Pengurus Ning dan berkata, "Tuan kami sedang merapikan diri. Setelah itu beliau akan menemui Tuan secara pribadi. Silakan Tuan menunggu di ruang baca." Mendengar hal ini, Ning merasa sangat senang sampai alis matanya terangkat dan berkata, "Mohon pengurus rumah menunjukkan jalannya. Aku berpikir karena aku telah datang ke sini, tidakkah seharusnya memberikan penghormatan kepada Tuan Bao. Mengingat hubungan baik kami, bagaimana mungkin Tuan Bao tidak menemuiku?" Sambil berbincang-bincang mereka tiba di ruang baca. Li Cai mengangkat tirai dan Ning pun masuk ke ruang baca.

Ia melihat perlengkapan di dalam ruang baca tampak sederhana dan tidak mewah dengan hiasan seadanya. Ning pun merasa kagum. Bao Xing segera menyajikan teh dan mempersilakannya duduk serta menemaninya di sana. Ning mengetahui bahwa Bao Xing adalah orang kepercayaan Bao yang sering menemani Bao masuk ke istana. Oleh sebab itu, ia tidak berani memandang rendah Bao Xing.

Ketika mereka sedang berbincang-bincang, dari luar terdengar Bao bertanya, "Apakah Tuan Ning sudah masuk ke dalam?" "Beliau sudah di dalam," jawab Li Cai. Bao Xing segera keluar menyambut Bao dan mengangkat tirai. Bao pun masuk ke ruang baca. Ning berdiri menyambut Bao dan berkata, "Hamba datang untuk memberi hormat kepada Tuan Bao. Sesungguhnya saya mau datang kemarin, tetapi takutnya Tuan kelelahan setelah perjalanan yang jauh sehingga saya tidak berani mengganggu. Oleh sebab itu, hari ini pagi-pagi saya datang kemari, takutnya setelah makan pagi Tuan ada urusan yang harus diselesaikan. Apakah Tuan beristirahat dengan baik?"

Ning menjatuhkan dirinya di atas lantai memberikan penghormatan dan Bao segera menyuruhnya berdiri. Ia berkata, "Terima kasih atas perhatiannya. Sebelumnya saya tidak dapat datang memberikan penghormatan kepada Tuan, dalam hati sungguh merasa tidak tenang. Mohon maafkan saya." Setelah itu ia mempersilakan Ning duduk dan menuangkan teh baru. "Tuan Ning datang kemari, ada maksud apakah? Mohon pencerahannya," tanya Bao.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun