Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 14)

21 April 2018   08:25 Diperbarui: 21 April 2018   08:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia adalah seorang wanita yang rela mati demi mempertahankan kesuciannya; tidak perlu didatangkan ke persidangan untuk ditanyai. Mohon lakukan ini demi aku." Setelah itu ia pun pergi meninggalkan tempat itu. Ma juga tidak ingin berlama-lama lagi; bersama dengan Geng Chun dan Zheng Ping segera kembali dan melaporkan hal ini kepada Bao.

Sementara itu Zhang Long dan Zhao Hu telah sampai di daerah sebelah timur Gaolin dan sama sekali tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Zhao berkata, "Mungkinkah orang itu sudah melewati daerah ini?" "Di depan sejauh yang terlihat tidak ada orang sama sekali, tidak mungkin ia sudah melewati daerah ini," kata Zhang. Ketika sedang berbicara, mereka melihat dari jauh sekelompok orang mendekat dengan menunggangi kuda. "Mereka datang, mereka datang! Kita harus melakukannya sesuai rencana dan tidak boleh berbuat kesalahan," seru Zhao.

Zhang mengangguk dan membawa para petugas bersembunyi di balik pohon. Orang-orang itu mempercepat kuda mereka dan tiba di tempat itu. Zhao berlari ke depan kuda dan menjatuhkan diri di atas tanah. Zhang muncul dari balik pohon lalu berteriak, "Gawat! Gawat! Kamu telah membunuhnya!" Lalu ia maju ke depan dan meraih tali kekang kuda Pang Yu sambil berkata, "Kamu telah menabrak orang, mau pergi ke mana?" Para petugas pun bersama-sama datang mengepungnya.

Para anak buah Pang berkata, "Kalian benar-benar bernyali. Kalian telah dengan lancang menghalangi perjalanan Tuan Bangsawan." "Siapa yang peduli apakah ia seorang bangsawan atau rakyat biasa. Kalian harus mengembalikan nyawa teman kami," protes Zhang. "Kurang ajar! Orang ini adalah bangsawan An Le, putra Guru Besar, yang sedang menyamar dengan pakaian seorang pengelana untuk melakukan perjalanan diam-diam. Kalian dengan lancang menghalangi perjalanan Tuan Bangsawan, sungguh menentang langit!"

Zhao yang terbaring di atas tanah mendengar bahwa orang itu tak salah lagi adalah bangsawan Pang langsung bangkit dan menampar pengikut Pang tersebut sambil berkata, "Jadi kami telah menentang langit? Sebenarnya kalianlah yang telah menentang langit!" Ia pun menarik Pang dari kudanya dan para petugas segera mengeluarkan belenggu untuk mengikatnya. 

Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, para anak buah Pang satu per satu mencambuk kuda mereka lalu melarikan diri dan menghilang tanpa jejak. Terlambat bagi Zhang dan Zhao untuk mengejar mereka sehingga keduanya hanya menahan Pang seorang dan tidak mengejar para pengikutnya itu. Keduanya segera mengawal bangsawan Pang menuju kediaman Bao.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun