Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 14)

21 April 2018   08:25 Diperbarui: 21 April 2018   08:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu Bao dan Gongsun Ce telah mengenakan pakaian dan topi yang biasa mereka pakai. Sambil tersenyum, Bao berkata, "Sungguh seorang ksatria yang menakjubkan! Ia dapat disebut sebagai pendekar yang pemberani." Kemudian Bao berkata kepada Gongsun, "Tuan Gongsun, bantu aku melepaskan orang ini." Gongsun memahami maksud Bao, tetapi ia berpura-pura bertanya, "Orang ini datang untuk membunuh anda, mengapa melepaskannya?"

Bao sambil tersenyum menjawab, "Aku sedang kehausan mencari orang berbakat. Melihat ksatria ini, bagaimana mungkin aku tidak menginginkannya? Lagipula aku dan dia tidak saling membenci, bagaimana mungkin ia dapat menyakitiku? Ini tak lain karena ia telah dimanfaatkan oleh orang jahat. Oleh sebab itu, segera lepaskan dia." Gongsun pun berkata kepada orang itu, "Tidakkah kamu mendengarnya? Tuan Bao demikian berbaik hati terhadapmu. Bagaimana kamu dapat membalas kebaikan ini?" Kemudian ia menyuruh Zhang dan Zhao melepaskan sang penyusup. Wang Chao melihat kaki penyusup itu tertusuk anak panah lalu segera mencabut anak panah tersebut. Bao memerintahkan Bao Xing membantu orang itu untuk duduk.

Mendapatkan perlakuan yang baik dari Bao, juga melihat bahwa Wang, Ma, Zhang, dan Zhao menjaganya di kedua sisinya dengan sekuat tenaga dan penuh semangat, hati orang itu tergerak dan berpikir, "Orang-orang mengatakan bahwa Tuan Bao adalah seorang yang jujur dan lurus, juga dapat mengenali seorang pahlawan. Ini sesungguhnya bukan omong kosong." Lalu ia menjatuhkan dirinya di atas tanah sambil berkata, "Hamba telah bersalah terhadap Tuan Utusan Kaisar. Sesungguhnya hamba pantas mati!"

Bao langsung berkata, "Tuan Pendekar bangkitlah dan silakan duduk." "Tuan Utusan Kaisar ada di sini, saya tidak berani duduk." "Tuan Pendekar hanya perlu duduk saja, tidak akan ada masalah." Lalu orang itu pun bersujud lalu duduk. "Siapakah nama Tuan Pendekar? Mengapa datang ke sini?" tanya Bao.

Sang pendekar yang mendapatkan perlakuan yang terhormat dari Bao pun menjawab, "Nama hamba Xiang Fu, karena mendapatkan tugas dari Pang Yu...." Dan ia langsung menceritakan semuanya dari awal sampai akhir lalu berkata, "Tak disangka Tuan demikian berbaik hati sehingga hamba merasa sangat malu."

Bao menjawab, "Sesungguhnya karena kebaikan tak terhingga dari Yang Mulia sehingga nama baikku tersebar luas ke mana-mana dan menyebabkan orang-orang menjadi iri dan menjelek-jelekkanku. Oleh sebab itu, kelak di hadapan bangsawan An Le, harap Tuan Pendekar memberikan kesaksiannya tentang hal ini agar tidak merusak hubungan murid dan guru antara aku dan Guru Besar Kerajaan." Xiang Fu pun mengiyakannya dan Bao menyuruh Gongsun merawat luka Xiang Fu dengan baik; Gongsun segera membawa pergi Xiang Fu.

Kemudian Bao diam-diam memanggil Wang Chao dan menyuruhnya melepaskan Xiang Fu di hadapan umum, tetapi sebenarnya menahannya lagi. Wang juga memperlihatkan anak panah yang melukai Xiang kepada Bao dan mengatakan ini adalah anak panah milik Pendekar Selatan Zhan Zhao. Mengetahui hal ini, Bao berkata, "Ternyata Pendekar Zhan diam-diam membantu kita. Sebelumnya di desa Sanxing pasti ia juga yang meninggalkan surat tersebut." Dalam hati Bao merasa sangat berterima kasih kepada Zhan Zhao. Wang Chao pun mengundurkan diri.

Saat itu Gongsun telah membagi tugas para petugas dengan memerintahkan Ma Han membawa kepala pengawal Geng Chun dan Zheng Ping menuju Kuil Guanyin untuk menyelamatkan Jin Yuxian dan juga menugaskan Zhang Long dan Zhao Hu menuju sebelah timur Gaolin untuk menangkap Pang Yu.

Ma Han dengan membawa Geng Chun dan Zheng Ping segera menuju Kuil Guanyin. Tampak sebuah tandu sedang berjalan menuju kuil tersebut. Melihatnya, Ma Han bergegas menyelidikinya. Ketika tiba di sana, terdapat seseorang di samping tandu berseru, "Adik, kenapa terlambat?" Ma melihat orang itu yang ternyata adalah Zhan Zhao kemudian bertanya, "Kakak, mau ke manakah tandu ini?" "Aku mencegat tandu ini dan menyuruh Jin Yuxian berlindung di dalam Kuil Guanyin. Adik datang tepat waktu, mari kita bertukar tempat."

Kemudian Geng Chun dan Zheng Ping datang lalu mengangkat tandu itu menuju kuil. Sesampai di kuil, pintu utamanya terbuka dan keluarlah seorang ibu tua dan seorang bhiksuni. Ibu tua tersebut tak lain adalah Yang, istri Tian Zhong. Mereka menurunkan tandu dan membantu Jin Yuxian menuruni tandu. Ketika majikan dan pelayannya tersebut bertemu, mereka saling berpelukan sambil menitikkan air mata. Sesungguhnya Yang juga diberitahukan oleh Zhan agar menunggu di kuil itu. Mereka juga memindahkan barang-barang berharga dari dalam tandu tersebut.

Zhan berkata kepada Yang, "Kalian majikan dan pelayan berdua tunggulah di kuil ini sampai kasus tuan kalian selesai. Baru kemudian ia akan mencari kalian ke sini." Ia juga berkata kepada sang bhiksuni, "Guru, mohon agar dapat menjaga mereka dengan baik. Ketika Tuan Tian datang, ia akan sangat berterima kasih kepada anda." Kemudian ia berkata kepada Ma, "Adik kembalilah. Sampaikan salam hormatku kepada Tuan Bao dan katakan kepadanya, 'Pada kesempatan lain Zhan Zhao akan datang menemui Tuan. Kita pasti akan bertemu lagi'. Sampaikan juga bahwa Jin Yuxian telah memberitahukan apa yang terjadi padanya dengan sangat jelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun