Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 13)

17 April 2018   08:31 Diperbarui: 17 April 2018   21:47 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah waktu jaga pertama, Zhan bertukar pakaian seorang pengembara dan dengan menyusup ke desa keluarga Miao ia sampai di rumah Miao Xiu. Tidak perlu diceritakan lagi bagaimana ia melayang di atas atap rumah dan memanjat dinding. Dalam gelap ia melihat terdapat tiga ruang tamu yang diterangi oleh cahaya pelita. Ada orang sedang berbicara di sana. Ia pun sembunyi-sembunyi berjalan lalu berdiri diam-diam di dekat jendela. Terdengar Miao Xiu bertanya kepada putranya Miao Hengyi, "Bagaimanakah kamu bisa mendapatkan banyak sekali uang? Aku hari ini di Toko Keluarga Pan hanya mendapatkan sedikit uang sejumlah tiga puluh lima uang perak." Lalu ia menceritakan bagaimana ia bertemu dengan seorang pemuda gagah yang melunasi hutang sang kakek di rumah makan tadi. Setelah itu ia tertawa dengan keras.

Sang anak juga tertawa lalu berkata, "Selain mendapatkan kembali uang tersebut, ayah juga memperoleh bunga tiga puluh uang perak. Hari ini aku tidak mengeluarkan sepeser uang pun justru mendapatkan tiga ratus uang perak." Miao Xiu dengan tersenyum senang bertanya, "Bagaimanakah kamu melakukannya?"

"Kemarin setelah gubernur mengirim Xiang Fu ke Tianchang, ia berdiskusi dengan Tuan Bangsawan dan mengatakan jika Xiang Fu berhasil dalam tugasnya, maka ini bagus. Namun jika Xiang gagal, ia menyarankan agar Tuan Bangsawan menyamar dengan mengenakan pakaian pengembara lalu pergi melalui sebelah timur Gaolin menuju ibukota; kemudian bersembunyi di kediaman Guru Besar sembari menunggu Tuan Bao selesai menyelidiki pembagian bantuan dan melihat bagaimana hasilnya; setelah itu baru memikirkan langkah selanjutnya. Selain itu, ia juga mempersiapkan peti-peti berisi barang berharga dan para wanita yang diculik, termasuk Jin Yuxian, untuk diselundupkan melalui sungai di dekat Kuil Guanyin [Avalokitesvara] dan mereka dengan menaiki perahu diam-diam memasuki ibukota. 'Berapakah total semua biaya yang diperlukan sepanjang perjalanan menggunakan perahu ini? Aku akan mempersiapkannya,' tanya Tuan Bangsawan. Karena tidak berani meminta uang dari Tuan Bangsawan, gubernur pun berkata, 'Ini masalah kecil, biar hamba yang mengurus semuanya'."

Miao Hengyi melanjutkan, "Oleh sebab itu, sekembalinya ke kantor ia memberiku tiga ratus uang perak dan menyuruhku mengurus hal ini. Aku berpikir apa pun yang dilakukan oleh Tuan Bangsawan semuanya melanggar hukum dan aturan langit. Hari ini sebelum pergi ia mengatur agar para wanita yang diculik tersebut secara diam-diam dibawa ke ibukota. Selain itu ia juga memiliki banyak peti barang berharga. Maka aku memberitahu tukang perahu agar meminta biaya perjalanan tersebut ketika mereka telah tiba di ibukota; jika bangsawan Pang tidak memberikannya, aku menyuruh tukang perahu itu agar menahan barang-barang berharganya sebagai jaminan. Ayah, aku berpikir Tuan Bangsawan melakukan hal ini secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui orang dan sulit diselidiki sehingga ia tidak punya pilihan selain harus membayarnya. Uang perak ini gubernur yang mengeluarkannya, apakah diberikan atau tidak diberikan kepadaku, Tuan Bangsawan tidak akan mengetahuinya. Bukankah artinya uang ini kudapatkan secara cuma-cuma?"

Zhan yang mendengar hal ini dari luar jendela berkata dalam hati, "Ungkapan 'orang jahat dibalas oleh orang jahat juga' sungguh tidak salah." Ketika ia berbalik, di sisi lainnya tampak ada bayangan seseorang. Setelah diperhatikan dengan seksama, orang itu mirip dengan pendekar yang ia temui di rumah makan sebelumnya, pemuda tampan yang membayarkan hutang sang kakek tadi. Zhan pun tertawa dan berkata, "Jadi, ia pada siang hari membayarkan hutang orang dan mengambilnya kembali pada malam hari."

Tiba-tiba terlihat sekilas cahaya dari jauh. Takut ada orang datang, Zhan membalikkan badannya lalu memanjat ke atas pilar dan naik ke atap rumah. Ketika melihat ke bawah, ia tidak menemukan pemuda tadi lagi. Ia berpikir, "Tampaknya ia sudah pergi bersembunyi. Kenapa ia tidak memanjat ke atas pilar juga? Maka kami berdua bisa melakukan jurus 'Dua Ekor Naga Bermain-Main dengan Mutiara'." Ketika sedang menertawai hal ini, tampak seorang pelayan wanita dengan panik berlari menuju ruang tamu sambil berseru, "Tuan, gawat! Nyonya menghilang!"

Kedua ayah dan anak Miao tersebut terkejut lalu berlari ke belakang. Zhan segera menuruni pilar dan masuk ke dalam rumah. Di atas meja ia melihat ada enam bungkusan uang dan juga terdapat satu bungkusan yang kecil. Ia langsung mengambil tiga bungkusan lalu berkata dalam hati, "Tiga bungkus sisanya dan sebungkus yang kecil aku tinggalkan untuk pemuda itu agar ia mendapatkan bunganya." Lalu ia dengan diam-diam pergi ke belakang dan meninggalkan rumah itu.

Sesungguhnya bayangan tadi memang benar adalah Bai Yutang. Sebelumnya ia melihat ada seseorang menguping pembicaraan Miao dan putra dari balik jendela. Kemudian orang itu memanjat ke atas pilar dan naik ke atap rumah. Bai diam-diam mengagumi orang itu dan mengetahui bahwa kemampuan orang tersebut tidak di bawah kemampuannya sendiri. Karena melihat ada cahaya, ia pun mendatanginya. Ternyata itu adalah istri Miao Xiu bersama dengan pelayan wanitanya yang memegang lentara sedang menuju ke kamar kecil. Ketika sang pelayan meletakkan lenteranya dan pergi untuk mengambil kertas toilet, Bai muncul dan seketika menghunuskan pedang ke arah Nyonya Miao sambil berkata, "Jika berteriak, kamu akan merasakan pedang ini!"

Nyonya Miao ketakutan sampai sekujur tubuhnya lemas dan tidak dapat berteriak sama sekali. Kemudian Bai membawa keluar sang nyonya dari kamar kecil, menyobek sepotong kain dari roknya, lalu menyumpal mulut nyonya tersebut. Sungguh kejamnya Bai! Ia memotong kedua telinga wanita tersebut lalu melemparkan nyonya itu ke tempat sampah di samping kamar kecil. Kemudian ia bersembunyi untuk mengamati apa yang terjadi.

Sang pelayan yang tidak menemukan Nyonya Miao segera berlari menuju ruang tamu untuk memberitahukan hal ini kepada tuannya. Miao Xiu dan putranya bergegas keluar melalui ruang sebelah barat untuk mencari Nyonya Miao. Seketika Bai masuk ke dalam ruang tamu dari ruang sebelah timur. Saat itu Zhan telah meninggalkan sisa uang di atas meja. Ketika Bai melihat tiga bungkusan uang dan sebungkus lagi yang kecil, ia menyadari bahwa orang yang naik ke atas pilar tadi telah mengambil separuhnya dan meninggalkan sisanya. Dalam hati ia menghargai tindakan Zhan; setelah mengambil uang tersebut, ia pun pergi.

Ketika Miao dan putranya tiba di belakang, mereka menanyai pelayan wanita itu dan mencari sang nyonya dengan menggunakan lentera. Sampai di samping tempat sampah, terdengar suara rintihan yang ternyata adalah sang nyonya yang seluruh tubuhnya berlumuran darah dan mulutnya disumpal. Segera mereka menariknya keluar dan berusaha menyadarkannya. Ia berseru "Aiyo!" dan menceritakan situasi menegangkan yang dialaminya. Mereka pun melihat bahwa kedua telinganya telah terpotong. Segera sang pelayan diperintahkan mengambilkan air gula dari dalam rumah untuk diminum sang nyonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun