Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 9)

11 Maret 2018   13:34 Diperbarui: 28 Maret 2018   09:36 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sejak kepergian Bao ke istana, Gongsun merasa cemas dan tidak tenang; dalam hati ia bermaksud mengemas barang-barangnya lalu pergi, tetapi ia takut akan muncul perkataan orang-orang yang tidak mengenakkan tentang dirinya; oleh sebab itu, ia memutuskan untuk menunggu. Tiba-tiba terdengar suara teriakan; Gongsun menyangka masalahnya menjadi runyam. Ketika ia sedang panik, Bao Xing masuk ke dalam dan berkata, "Tuan menerima gelar sarjana dari Paviliun Longtu dari Kaisar dan ditugaskan menyelidiki pembagian bantuan di Chenzhou." Mendengar hal ini, Gongsun sangat gembira tak terkira.

Bao Xing berkata lagi, "Tuan menyuruh saya bersama Tuan Gongsun untuk memberitakan kabar baik ini kepada orang-orang, tetapi jangan sampai membuat kehebohan." Kemudian Gongsun dengan gembira bersama Bao Xing pergi memberitakan kabar baik ini kepada orang-orang. Setelah mereka pulang, tak lama kemudian Bao datang. Semua orang pun memberikan penghormatan dan ucapan selamat kepada Bao.

Bao berkata kepada Gongsun, "Yang Mulia telah menganugerahkanku tiga buah titah kaisar. Aku harap Tuan Gongsun bisa membantuku dengan hati-hati membacanya dan memberitahuku apa maksudnya; jangan sampai mengecewakan kebaikan Yang Mulia." Setelah berkata demikian, Bao langsung masuk ke dalam.

Kalimat titah kaisar yang diberikan kepada Gongsun tersebut sangat sulit dipahami. Sesampainya di kamarnya, setelah berpikir ribuan kali, tiba-tiba ia tersadarkan: "Benar! Ini pasti cara untuk mengusir tamu. Tuan tidak ingin menggunakan saya lagi, tetapi tidak sampai hati terang-terangan menyalahkanku karena dapat menyinggung perasaanku; oleh sebab itu, Tuan menggunakan hal yang sulit ini. Bagaimana jika aku menggunakan hal ini untuk bermain-main agar dapat menunjukkan cita-cita dari dalam hatiku? Selain itu, ini juga untuk melihat bagaimana keberanian Tuan Bao: apakah ia akan menarik kata-katanya sendiri dan memecat diriku?"

Kemudian ia mencelupkan kuasnya dan mulai menuliskan sesuatu. Ia menuliskan suatu metode untuk membuat tiga jenis alat penggal yang berbentuk naga, macan, dan anjing. Ia menggunakan kesamaan bunyi dalam bahasa Mandarin antara huruf "zha" (dokumen resmi titah kaisar) dengan "zha" (alat penggal kepala). Karena berjumlah tiga buah titah, maka ia membuat tiga jenis alat penggal. Setelah selesai menggambarkannya, ia datang ke ruang baca. Bao Xing mempersilakannya masuk. Gongsun memberikan gambar rancangannya kepada Bao dan berpikir pasti ia akan marah besar. Ketika melihat gambar itu, Bao bukan saja tidak marah, tetapi juga tersenyum dan memuji Gongsun, "Tuan sungguh berbakat!" Kemudian ia menyuruh Bao Xing mencari tukang kayu dan berkata, "Sekali lagi merepotkan Tuan Gongsun untuk memberikan arahan kepada tukang kayu bagaimana cara membuatnya karena rancangan ini harus diselesaikan malam ini juga sehingga besok pagi aku bisa memperlihatkannya kepada Yang Mulia." Mendengar hal ini, Gongsun kebingungan dan tidak dapat berkata apa-apa. Pada waktu itu ia juga tidak mengatakan bahwa gambar rancangan tersebut ia buat hanya untuk main-main saja.

Melihat Bao mendesak agar tukang segera menyelesaikannya, Gongsun bermaksud mengurus pembuatan rancangan itu. Ia mengundurkan diri dan sekali lagi dengan hati-hati menambahkan beberapa hal dalam rancangan tersebut, seperti bagaimana ia harus dilapisi dengan tembaga, dipaku dengan paku emas, dan dipasangkan kepala raja hantu pada pegangannya, serta menghiasinya dengan berbagai warna dan bentuk. Tak lama kemudian para tukang datang; Gongsun terlebih dahulu memperlihatkan rancangannya lalu menginstruksikan cara membuatnya. Mereka semua tidak tahu apakah gunanya rancangan tersebut sehingga mau tidak mau mengerjakannya mengikuti intruksi. Setelah mengerjakannya satu malam penuh, akhirnya rancangan itu diselesaikan.

Sebelum menuju istana, Bao memeriksa masing-masing hasil rancangan itu lalu memerintahkan memasukkannya ke dalam peti berwarna kuning untuk dibawa ke istana. Setelah itu ia bersiap-siap menuju istana. Dengan menggunakan tandu, Bao tiba di istana. Setelah memberikan penghormatan tiga kali, ia berkata, "Hamba, Bao Zheng, kemarin telah menerima anugerah tiga buah titah dari Yang Mulia. Hamba dengan hati-hati menjalankan perintah Yang Mulia dan telah membuat rancangan bentuknya. Tanpa persetujuan Yang Mulia, hamba tidak berani menggunakannya. Mohon Yang Mulia melihatnya terlebih dahulu." Kemudian peti kuning dibawa masuk dan digelar di halaman istana. Ketika kaisar melihatnya, ternyata tiga buah rancangan alat penggal, yaitu yang berbentuk naga, macan, dan anjing.

Bao berkata, "Jika terdapat orang yang melanggar hukum, ia akan dihukum berdasarkan statusnya." Setelah beberapa lama kaisar memahami bahwa Bao sengaja menganggap bunyi kata "zha" (dokumen resmi) menjadi kata "zha" (alat penggal) dan berpikir ini digunakan untuk menakuti-nakuti dan mengusir keluar para pejabat yang korup. Kaisar tampak senang dan memuji Bao memiliki pemikian yang jenius lalu memerintahkan, "Kamu tidak perlu menunggu instruksi lebih lanjut, segera berangkat setelah alat hukuman tersebut dibuat."

Bao berterima kasih kepada kaisar lalu meninggalkan istana menggunakan tandu. Di jalan sepuluh orang lanjut usia bersama-sama berlutut sambil membawa petisi di tangan mereka. Ketika melihat mereka, Bao menginjakkan kakinya pada dasar tandu sebagai suatu isyarat rahasia. Ia memerintahkan pengangkut tandu menghentikan tandunya dan menyuruh Bao Xing membawakan petisi tersebut. Di dalam tandu Bao membaca petisi tersebut lalu tertawa; ia menyobek-nyobeknya dan membuangnya ke tanah. "Orang-orang jahat ini! Bagaimana hal ini bisa terjadi? Perintahkan petugas untuk mengawal mereka menuju ke luar kota karena takutnya di dalam kota mereka akan membuat keributan," kata Bao.

Orang-orang tua tersebut meratap sambil saling berpelukan dan berseru, "Kami dengan susah payah datang ke ibukota berharap melaporkan ketidakadilan. Siapa sangka Tuan ini juga tunduk pada pengaruh pejabat seniornya. Ini sesungguhnya mengetahui seseorang dari nama baiknya tidak sama dengan bertemu langsung. Tiada tempat lagi bagi kami untuk mengadukan ketidakadilan ini." Setelah itu mereka pun bangkit sambil menangis keras. Dari samping seorang petugas berkata, "Pergilah, jangan membuat kami kesulitan karena kami hanya menjalankan perintah. Kalian menangis juga tidak ada gunanya karena tiada tempat yang tidak ada ketidakadilan di dunia ini." Mereka semua pun terpaksa mengikuti petugas itu menuju ke luar kota.

Sesampai mereka di luar kota, datanglah seseorang yang menunggangi kuda dengan cepat dan berkata kepada petugas itu, "Karena telah membawa mereka ke luar kota, kamu tidak perlu mengurus mereka lagi. Pulanglah!" Petugas itu segera pergi meninggalkan mereka. Orang yang baru datang itu tak lain adalah Bao Xing; ia mengikuti orang-orang tua itu sampai ke tempat yang tidak ada orang kemudian berkata, "Tuan Bao bukannya tidak menerima petisi kalian, tetapi karena di jalan kota terdapat banyak mata dan telinga yang bisa membocorkan informasi, akibatnya bisa tidak bagus. Tuan berpesan agar kalian jangan sampai terpencar-pencar dan mencari tempat yang terpencil untuk bersembunyi. Setelah Tuan berangkat menyelidiki hal ini secara diam-diam, barulah kalian bersama-sama datang menemui Tuan. Sekarang terlebih dahulu dua orang yang paling tua mengikuti saya masuk ke dalam kota dan membicarakan hal ini di kantor pemerintah." Mereka semua bergembira mendengar hal ini; dua orang tua di antara mereka pun mengikuti Bao Xing dari jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun