Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 9)

11 Maret 2018   13:34 Diperbarui: 28 Maret 2018   09:36 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bao bertanya, "Chen Yingjie, mengapa kamu merencanakan membunuh Zhang Youdao? Katakan yang sebenarnya!" Tuan Tanah Chen sangat ketakutan dan terkejut seketika; ia langsung berkata, "Hamba sama sekali tidak pernah melakukannya, Tuan Langit Cerah." Bao memukul meja satu kali lalu berseru, "Kamu ini kurang ajar! Di hadapan pengadilan masih berani membantah! Petugas, bawa masuk Gou-er." Kemudian Gou-er dibawa masuk ke ruang sidang untuk dihadapkan dengan Chen. Chen bergemetar ketakutan dan setelah beberapa lama baru berkata, "Benar bahwa hamba dan Liu berselingkuh, tetapi hamba tidak merencanakan membunuh Zhang. Ini semua adalah perkataan Gou-er yang tidak benar. Tuan sama sekali tidak boleh mempercayainya."

Bao marah dan berseru, "Siapkan alat hukuman!" Para petugas pun membawa masuk alat hukuman berupa papan kayu dengan rantai besi yang digunakan untuk membelenggu leher, tangan dan kaki seseorang. Chen ketakutan setengah mati lalu berkata, "Hamba mengaku! Hamba mengaku!" Kemudian ia mengakui telah menyuruh Gou-er mencari shigui dan diam-diam memberikannya kepada Liu untuk ditaburkan pada teh atau makanan. Setelah mengonsumsinya, Zhang menderita sakit jantung dan meninggal dunia. Ia menyuruh Liu agar tenang karena racun ini tidak akan meninggalkan bekas luka sedikit pun, bahkan setitik noda darah pun tidak ada. Demikianlah ia menceritakan semuanya. Bao pun menyuruhnya menandatangani pengakuan.

Kemudian petugas melaporkan, "Liu dan ibu You beserta menantunya telah tiba." Pertama-tama Bao memerintahkan Liu masuk. Tampak Liu masuk ruang pengadilan dengan tenang seperti sebelumnya, tetapi ketika ia melihat Chen, raut wajahnya berubah menjadi ketakutan. Mau tidak mau ia pun berlutut. Bao tidak menanyainya, tetapi menghadapkannya dengan Chen. Chen sambil meratap berkata, "Kamu dan aku berpikir tidak ada orang yang mengetahui rahasia ini. Siapa sangka hantu gentayangan Zhang Youdao melapor kepada Tuan Bao. Persekongkolan ini telah terungkap. Karena tidak mungkin tidak mengakuinya, aku telah menandatangani pengakuan. Kamu juga harus menandatangani pengakuan untuk menghindari hukuman yang berat."

Wanita itu menghardik, "Kekasihku, kamu begitu lemah dan tidak berguna, tidak bisa melakukan hal dengan baik! Kamu sudah mengakuinya, bagaimana mungkin aku menghindarinya?" Lalu ia maju dan berlutut sambil berkata, "Merencanakan membunuh Zhang Youdao adalah benar. Tidak ada hal lain yang perlu dikatakan lagi. Sesungguhnya masalah Zhang Zhiren melecehkanku adalah juga untuk membuat tuduhan salah terhadapnya." Bao juga menyuruhnya menandatangani pengakuan.

Kemudian Bao memerintahkan membawa masuk ibu You dan menantunya. Seraya menangis ia mengatakan tidak ada yang menyokongnya lagi dan menambahkan, "Tuan Chen dulu pernah berjanji memberikan tanah seluas beberapa mu. Wanita tua ini takut ia mengingkari janji, tetapi untungnya seseorang menuliskan surat ini." Kemudian dari lengan bajunya ia mengeluarkan sepucuk surat dan memberikannya kepada Bao. Bao mengenali tulisan di surat itu sebagai tulisan tangan Gongsun Ce dan dalam hati merasa senang lalu berkata kepada Chen, "Kamu menjanjikan Gou-er tanah seluas beberapa mu, kenapa kamu tidak menyisihkan untuknya?" Karena telah berjanji demikian, mau tidak mau Chen harus menyisihkan tanahnya beberapa mu untuk diberikan kepada ibu You dan menantunya. Bao langsung memerintahkan kantor kabupaten untuk mengurus hal ini.

Bao lalu bertanya kepada Chen, "Bagaimana kamu bisa mengetahui racun dari shigui ini?" "Hal tersebut diberitahukan oleh guru keluarga kami," jawabnya. Bao pun segera mengundang guru tersebut datang untuk menanyainya bagaimana ia bisa mengetahui dan mengajarkan metode ini. Guru itu menjawab, "Hamba pernah mempelajari beberapa ilmu pengobatan, oleh sebab itu mengetahui sifat obat-obatan. Pada suatu hari ketika turun hujan disertai tiupan angin, setelah selesai memberikan tugas, hamba seringkali berdiskusi dengan tuan tanah dan mengatakan bahwa obat ini tidak boleh digunakan sembarangan; di antaranya mengatakan terdapat enam kondisi denyut nadi dan delapan jenis obat yang bertentangan yang merupakan benda yang paling beracun; kemudian menyebutkan tentang shigui. Hamba tidak sengaja memberitahukannya. Siapa sangka tuan tanah benar-benar mengingatnya dan memikirkan rencana jahat ini. Mohon Tuan menyelidikinya dengan seksama."

Bao mengangguk dan berkata, "Walaupun kamu tidak bermaksud mengatakannya, tetapi hal ini tidak sepatutnya diberitahukan kepada orang jahat; oleh karenanya ini termasuk kesalahan yang ringan karena kamu telah berbicara sembarangan." Bao langsung mengeluarkan keputusannya: sang guru diasingkan ke tempat asalnya, Liu dihukum mati dengan dipotong-potong tubuhnya, Chen dihukum penggal, Gou-er dihukum gantung, dan Zhang Zhiren si penggugat dibebaskan dari segala tuduhan.

Setelah menutup sidang, Bao menuju ruang baca untuk membuat laporan kepada kerajaan. Ia menyuruh Gongsun menyalinnya. Baru saja Gongsun selesai menulis, Bao Xing masuk membawa sepucuk surat lainnya dan berkata kepada Gongsun, "Tuan menyuruh agar surat ini juga disalin dan dimasukkan ke dalam laporan tadi. Besok pagi Tuan akan melaporkannya kepada Kaisar bersama dengan laporan tersebut." Ketika melihat isi surat tersebut, Gongsun terkejut dan terdiam sejenak baru kemudian dapat berkata, "Apakah aku harus menyalinnya sesuai dengan apa yang tertulis ini?" "Tuan sendiri yang menulisnya dan menyuruh Tuan Gongsun menyalinnya. Bagaimana tidak sama seperti sebelumnya menyuruh anda menyalinnya juga?" jawab Bao Xing.

"Taruh saja, aku akan menyalinnya sama persis seperti yang tertulis," kata Gongsun mengangguk. Dalam hati ia merasa tidak tenang karena sesungguhnya surat yang disisipkan itu adalah mengenai penyaluran bantuan untuk korban kelaparan di Chenzhou yang tidak seharusnya dipercayakan kepada orang dari keluarga selir kaisar dan secara gamblang mengatakan bahwa Kaisar telah menugaskan orang yang tidak tepat; suatu pernyataan yang sangat menentang atasan. Walaupun Gongsun merasa ketakutan, tetapi tidak ada pilihan lain baginya selain harus menuliskannya. Ia berpikir, "Setelah besok surat ini diserahkan, takutnya Tuan Bao akan kehilangan jabatannya. Aku Gongsun Ce memang selalu bernasib tidak baik; seperti yang telah terjadi, selalu bertemu dengan masalah ini. Tidak ada pilihan lain, besok aku harus melihat bagaimana perkembangannya dulu baru kemudian merencanakan apa yang harus dilakukan."

Keesokannya pada waktu jaga kelima, Bao menuju ke istana. Hari ini Kasim Chen Lin yang menerima laporan itu lalu menyerahkannya kepada kaisar. Setelah beberapa lama Bao dipanggil masuk. Awalnya ketika membaca laporan Bao, kaisar sangat tidak senang, tetapi kemudian ia berpikir bahwa Bao berani berbicara terus terang sesungguhnya karena kesetiaannya kepada kerajaan. Oleh sebab itu, ia berubah dari marah menjadi senang dan langsung memanggil masuk Bao. Ketika menghadap kaisar, Bao menceritakan bagaimana pembagian bantuan bencana kelaparan di Chenzhou disalahgunakan. Oleh sebab itu, kaisar memberikannya gelar sarjana dari Paviliun Longtu* dan tetap menjabat di prefektur Kaifeng. Selain itu, Bao ditugaskan pergi ke Chenzhou untuk menyelidiki pembagian bantuan bencana kelaparan dan melihat bagaimana kondisi rakyat di sana sekarang.

Menerima tugas dari kaisar tersebut, Bao tidak mengucapkan terima kasih, melainkan berlutut sambil berkata, "Hamba tidak memiliki kekuasaan sehingga tidak dapat meyakinkan para pejabat. Sangat sulit bagi hamba untuk menjalankan perintah kaisar ini." Kaisar berkata, "Aku menganugerahkan tiga buah titah kaisar kepadamu. Siapakah yang berani menolak?" Bao berterima kasih kepada kaisar; setelah menerima titah kaisar, ia mengundurkan diri dari istana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun