“Tetapi kita tidak punya bukti manager yang membocorkannya.”
“Aku akan melihat ke ruang manager untuk mengamati gerak-geriknya.” Alisa pun segera menuju ruang manager di lantai atas. Tidak ada karyawan lain di sana. Diam-diam ia mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Tampak sang manager sedang menelepon seseorang.
“.... Baiklah, besok pagi jam sembilan kita akan bertemu di sini dan langsung melihat penemuan baru itu,” kata sang manager menutup pembicaraan teleponnya.
“Lis, apa yang sedang kau lakukan di sini?” Tiba-tiba seorang karyawan perempuan memanggil Alisa ketika melihatnya mengintip melalui pintu itu.
“Ah, tidak, aku ingin menemui manager, tetapi beliau sedang menelepon tadi....”
Alisa pun terpaksa mengetuk pintu dan ia pun dipersilahkan masuk ke dalam ruangan.
Ketika melihatnya, sang manager berkata, “Ah, Lis, aku baru saja ingin memberitahu kalian bahwa aku telah menelepon bos tentang penemuan kalian. Besok pagi kami akan melihatnya ke lab. Apakah kau ada yang ingin disampaikan?”
“Tidak, Pak. Aku baru saja ingin menanyakan hal yang sama. Aku akan kembali ke lab dan memberitahukan kabar ini kepada Profesor.” Lalu Alisa pun kembali ke laboratorium mereka.
“Aku curiga manager bukan menelepon bos tetapi orang-orang bersenjata yang akan menyerang kita besok,” kata Alisa setelah menceritakan apa yang ia dengar dari pembicaraan sang manager di telepon tadi.
“Kita harus menyelamatkan data-data penelitian kita dulu,” kata Bobi.
“Dan kita harus melaporkan hal ini kepada polisi agar mereka bisa menangkap para penjahat itu sebelum mereka beraksi,” sahut Alex.