Pada masa ketika manusia berusia 10 tahun akan terjadi kekurangan makanan dalam tujuh hari yang membinasakan semua orang jahat jika penurunan usia ini disebabkan oleh meningkatnya keserakahan. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebodohan batin, akan terjadi wabah penyakit dalam tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebencian, akan terjadi saling bunuh di antara sesama manusia dengan menggunakan senjata dalam masa tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa.
Beberapa orang yang bersembunyi dan menyelamatkan diri dari bencana ini (kelaparan, wabah penyakit, atau pembunuhan besar-besaran). Setelah tujuh hari mereka akan keluar dan menyesali kejahatan mereka dengan bertekad untuk tidak melakukan pembunuhan lagi. Karena tidak melakukan pembunuhan lagi, usia manusia pada generasi berikutnya bertambah menjadi 20 tahun. Karena tidak melakukan pencurian, kebohongan, fitnah, ucapan kasar, pembicaraan tidak berguna, iri hari, permusuhan, pandangan salah, hubungan seksual sedarah, keserakahan berlebihan, hubungan seksual sesama jenis, dan menghormati orang tua, pemuka agama, dan tokoh masyarakat, usia manusia perlahan-lahan menaik menjadi 40 tahun, 80 tahun, 160 tahun, 320 tahun, 640 tahun, 1.000 tahun, 2.000 tahun, 4.000 tahun, 8.000 tahun, 20.000 tahun, 40.000 tahun, dan 80.000 tahun pada generasi-generasi berikutnya. Pada masa ketika usia manusia 80.000 tahun, usia 5.000 tahun merupakan usia pernikahan untuk para wanita. Ketika kebajikan berkembang dan kejahatan tidak dikenal sama sekali, manusia akan mencapai usia yang sangat panjang yang tidak terhitung.
Demikianlah umur kehidupan manusia naik dari sepuluh tahun hingga tidak terhingga saat mereka mengembangkan kebajikan dan turun dari tidak terhingga menjadi sepuluh tahun saat mereka dikuasai oleh kejahatan. Hal ini akan terus berulang-ulang sampai 64 kali selama masa asankheyya kappa keempat hingga akhirnya siklus berulang dan kembali ke periode kehancuran.
Pada periode berlangsungnya pembentukan semesta yang kita alami saat ini telah muncul empat orang Buddha (yaitu Kakusandha, Konagamana atau Kanakamuni, Kassapa, dan Gautama atau Sakyamuni) dan akan muncul lagi seorang Buddha (yaitu Metteya atau Maitreya) pada masa yang akan datang. Karena kemunculan 5 orang Buddha pada siklus semesta kita saat ini, maka periode ini disebut bhaddakappa atau bhadrakalpa (masa keberuntungan). Dalam beberapa siklus semesta lainnya tidak muncul seorang Buddha pun (disebut sunyakappa/sunyakalpa atau masa kosong), sedangkan yang lain muncul satu sampai dengan maksimum lima orang Buddha.
Pada periode antara kappa kedelapan dalam masa asankheyya kappa saat ini, ketika usia manusia menurun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 40.000 tahun, Buddha Kakusandha muncul di dunia. Setelah Buddha Kakusandha wafat, usia manusia perlahan-lahan turun dari 40.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Setelah itu usia manusia kembali turun menjadi 30.000 tahun. Saat inilah muncul Buddha Konagamana di dunia. Setelah Buddha Konagamana wafat, usia manusia turun perlahan-lahan dari 30.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Saat usia manusia kembali turun menjadi 20.000 tahun, Buddha Kassapa muncul di dunia. Setelah Buddha Kassapa wafat, umur manusia turun perlahan-lahan menjadi 10 tahun lalu naik menjadi tak terhingga. Ketika umur manusia turun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 100 tahun saja, Buddha Gautama yang kita kenal dalam sejarah muncul.
Saat ini usia rata-rata kehidupan manusia semakin berkurang karena semakin menurunnya moralitas manusia itu sendiri. Ajaran Buddha Gautama yang sekarang dikenal sebagai agama Buddha pun akan perlahan-lahan dilupakan dan lenyap sekitar 5000 tahun setelah wafatnya Buddha Gautama. Kelak penurunan usia manusia akan mencapai puncaknya ketika usia manusia tinggal 10 tahun. Saat itu akan terjadi tujuh hari “masa pedang”, yaitu pembunuhan besar-besaran sesama manusia dengan senjata (yang diumpamakan dalam sutta sebagai pedang) karena meningkatnya kebencian. Setelah tujuh hari berlalu, banyak orang akan terbunuh dan mereka yang selamat akan mulai menyadari kesalahan mereka serta mengembangkan kebajikan kembali. Akibatnya umur manusia akan perlahan-lahan meningkat menjadi tak terhingga dan kemudian turun menjadi 80.000 tahun. Ketika usia manusia 80.000 tahun, Buddha yang akan datang, Metteya, akan muncul di dunia. Tidak ada angka tahun yang pasti antara kemunculan Buddha Gautama dengan kemunculan Buddha Metteya kelak seperti juga tidak ada angka tahun yang pasti antara kemunculan Buddha-Buddha sebelumnya.
Kemudian pada masa yang akan datang yang jauh setelah wafatnya Buddha Metteya, keadaan moral manusia akan semakin memburuk. Pada akhir antara kappa ke-64 akan turun hujan deras yang mengguyur bumi bersama seluruh tata surya lainnya yang menandai akan terjadinya kehancuran alam semesta. Saat inilah siklus akan berulang kembali ke periode kehancuran (samvatta-kappa) di mana alam semesta kita saat ini akan hancur oleh api.
Penutup
Demikianlah gambaran kosmologi menurut agama Buddha. Walaupun sebagian gambaran kosmologi ini mendekati konsep astronomi modern, kosmologi Buddhis tidak sepenuhnya sesuai dengan ilmu pengetahuan karena ia menggambarkan proses di alam semesta berdasarkan hukum alam yang juga dipengaruhi oleh perbuatan semua makhluk dan kekuatan para makhluk suci seperti para Bodhisattva dan para Buddha. Sesungguhnya kosmologi Buddhis yang dijelaskan di sini hanya membahas kosmologi temporal (usia dan siklus alam semesta) dan sebagian kosmologi spasial (struktur alam semesta) karena tidak membicarakan tentang alam-alam kehidupan para makhluk dari alam neraka sampai dengan alam Arupabrahma yang semuanya ada 31 alam. Mengenai 31 alam kehidupan ini telah dibahas oleh penulis lain dan dapat dibaca pada artikel yang berjudul “31 Alam pada Ajaran Buddha”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H