Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Embun Pagi di Mojosongo

9 Desember 2024   08:10 Diperbarui: 9 Desember 2024   11:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, langit Mojosongo terlihat cerah, secerah senyum Sri yang tengah mempersiapkan ruang kegiatan di RS Mojosongo Grup, Solo. Ia melirik jam dinding---pukul 06.30. Masih ada waktu untuk menyapu lantai ruang aula dan merapikan kursi-kursi plastik yang akan digunakan oleh para anggota komunitas pagi itu.

"Retno, tolong ambilkan kain pel. Lantai bagian depan masih terlihat agak kusam," pinta Sri sembari mengikat rambutnya agar tidak mengganggu pekerjaannya.

Retno yang baru saja selesai menyiapkan meja snack mengangguk. "Siap, Bu Sri. Tapi jangan terlalu lelah, ya. Hari ini ada sesi line dance. Nanti malah tidak kuat bergerak," candanya sambil membawa kain pel yang diminta.

Sri tertawa kecil. "Ah, Retno, kamu ini. Kalau lantainya bersih, gerakan kita juga jadi lebih leluasa. Lagi pula, kebersihan itu kan sebagian dari kebahagiaan."

Aula kecil itu mulai terasa hidup. Pancaran matahari pagi yang masuk melalui jendela menciptakan suasana hangat. Aroma khas pembersih lantai bercampur dengan semangat dua perempuan ini untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para anggota komunitas mereka.

 

Setelah aula selesai dirapikan, satu per satu anggota komunitas mulai berdatangan. Mereka adalah ibu-ibu rumah tangga di sekitar Mojosongo yang telah lama bergabung dalam kegiatan rutin RS Mojosongo Grup. Hari ini, agendanya adalah sesi berbagi pengalaman tentang manajemen rumah tangga yang diselingi dengan latihan line dance.

Sri membuka acara dengan senyum khasnya. "Selamat pagi, ibu-ibu semua. Pagi ini, mari kita mulai dengan sedikit berbagi cerita. Apa yang sudah kita lakukan untuk membuat rumah kita lebih bersih dan nyaman?"

Retno mengangkat tangan pertama. "Saya mulai membiasakan anak-anak untuk langsung mencuci piring mereka setelah makan. Awalnya sulit, tapi lama-lama mereka menikmati tanggung jawab itu."

Sri mengangguk antusias. "Luar biasa, Retno. Langkah kecil seperti itu bisa membawa dampak besar, ya. Siapa lagi yang ingin berbagi?"

Seorang anggota lain, Bu Sumiati, menyebutkan bahwa ia baru saja mengatur ulang tata letak ruang tamunya untuk menciptakan suasana baru. Cerita-cerita ini terus bergulir, menciptakan diskusi hangat yang penuh tawa dan inspirasi.

 

Setelah sesi berbagi selesai, giliran latihan line dance dimulai. Musik ceria mengalun, mengundang para peserta untuk bangkit dari kursi mereka. Sri dan Retno berdiri di barisan depan, memimpin gerakan dengan penuh semangat.

"Satu, dua, tiga, langkah ke kanan, putar!" Sri mengarahkan dengan lantang, diikuti oleh tawa ceria para peserta.

Retno menambahkan, "Ayo, Bu Sumiati, jangan malu-malu. Ikuti irama musiknya!"

Latihan itu berjalan lancar. Para peserta yang awalnya ragu-ragu mulai mengikuti gerakan dengan lebih percaya diri. Retno sesekali memperbaiki gerakan anggota yang masih kaku, sementara Sri memastikan semua orang merasa nyaman dan menikmati momen tersebut.

 

Ketika sesi berakhir, Sri mengajak semua peserta untuk duduk kembali. "Terima kasih untuk semangatnya pagi ini. Kita belajar bahwa kebahagiaan itu sederhana---dimulai dari rumah yang bersih, lingkungan yang rapi, dan hati yang penuh syukur."

Retno menambahkan, "Dan jangan lupa, tubuh yang sehat juga bagian dari kebahagiaan. Mari kita terus bersemangat untuk menjalani hari-hari ke depan."

Di luar aula, sinar matahari semakin terik, tetapi kehangatan yang dirasakan para anggota komunitas RS Mojosongo Grup lebih berasal dari dalam diri mereka sendiri. Kegiatan pagi itu tidak hanya memberikan kebugaran fisik tetapi juga semangat baru untuk terus memperbaiki diri.

Sri dan Retno, seperti embun pagi yang menyegarkan, adalah bukti bahwa perubahan dimulai dari hal-hal kecil. Bersama, mereka menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah komunitas, membuat Mojosongo menjadi tempat yang lebih hangat dan inspiratif bagi semua orang.

Cerita ini adalah refleksi dari semangat kebersamaan, kerapian, dan kebahagiaan sederhana di Mojosongo, Solo. Terinspirasi oleh kehidupan sehari-hari yang penuh makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun