14 November 2024Â
Hari ini, saya, Winarno, melaksanakan tugas sebagai instruktur visitasi AKMI di MAS Qudsiyah, JL SIMPANG SAPRODI KM 5 DUSUN KUDUSh, Banyak hal menarik dan penuh pelajaran yang saya temukan selama berinteraksi dengan para guru dan staf madrasah. Â
Kunjungan saya diisi dengan diskusi bersama Minal Mursalin, seorang guru yang sangat mendukung pelaksanaan AKMI. Beliau menyoroti pentingnya monitoring dan evaluasi untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai rencana. Meskipun fasilitas seperti laboratorium komputer dan koneksi internet cukup memadai, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar. Ia mengusulkan perlunya pelatihan literasi untuk guru guna meningkatkan hasil AKMI. Â
Suzie Hakim juga menunjukkan antusiasme yang serupa. Beliau menyebut akses menuju madrasah yang mudah sebagai kelebihan, namun lagi-lagi dukungan masyarakat dinilai kurang. Dengan fasilitas ruang kelas yang cukup memadai, beliau berharap ada bimbingan teknis lebih intensif untuk guru. Â
Pada siang hari, saya bertemu Mundakir, S.Pd.I, yang menyampaikan dukungan luar biasa terhadap AKMI. Beliau menekankan pentingnya penyediaan anggaran dan berharap pemerintah dapat membantu pembiayaan kuota internet untuk madrasah swasta. Fasilitas koneksi internet yang sudah cukup mendukung, menurutnya, harus dimanfaatkan secara maksimal. Â
Zainal Arifin menambahkan bahwa hasil AKMI dapat digunakan sebagai panduan untuk merancang perbaikan pembelajaran berbasis literasi. Meskipun fasilitas buku dan bahan ajar cukup memadai, beliau merasa pelibatan guru dalam perencanaan perlu ditingkatkan. Â Â
Berikutnya diskusi bersama Lulus Budiarto, Kepala MAS Qudsiyah, JL SIMPANG SAPRODI KM 5 DUSUN KUDUS. Beliau menyampaikan dukungannya terhadap AKMI, khususnya dalam bentuk pelatihan dan bimbingan teknis. Namun, beliau juga mengakui bahwa keamanan lingkungan sekitar menjadi tantangan utama. Sebagai kepala madrasah, beliau telah merancang penyediaan modul tindak lanjut AKMI dalam bentuk buku dan video. Â
Diskusi selanjutnya dengan Novy Sefriyani menyoroti pentingnya pelatihan teknis dan monitoring. Beliau menilai suasana belajar kondusif meskipun ada kekhawatiran terkait keamanan. Fasilitas lainnya cukup memadai, namun beberapa aspek pelaksanaan AKMI masih belum direncanakan dengan matang. Â
Di sela-sela kegiatan, saya juga memperkenalkan Duolingodan Scratch, dua aplikasi pendukung pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru maupun siswa. Â
Duolingo adalah aplikasi pembelajaran bahasa yang interaktif dan menyenangkan, sangat cocok untuk meningkatkan literasi siswa dalam bahasa asing. Saya menjelaskan bagaimana aplikasi ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pembelajaran mandiri. Â
Scratch adalah platform coding visual yang memungkinkan siswa belajar pemrograman dasar dengan cara kreatif dan mudah. Aplikasi ini diharapkan dapat memacu kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, terutama dalam pembelajaran berbasis teknologi. Â
Para guru sangat antusias dengan pengenalan aplikasi ini. Beberapa bahkan langsung menyatakan minat untuk mencoba dan mengintegrasikannya ke dalam metode pembelajaran mereka. Â
Dari kunjungan ini, saya menyimpulkan bahwa MAS Qudsiyah, JL SIMPANG SAPRODI KM 5 DUSUN KUDUS memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan AKMI, tetapi mereka menghadapi tantangan berupa dukungan masyarakat yang kurang optimal dan kebutuhan peningkatan fasilitas. Dengan pengenalan aplikasi seperti Duolingo dan Scratch, saya berharap dapat memberikan inspirasi bagi para guru untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Â
Semoga masukan dari para guru dan kepala madrasah dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan AKMI di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H