Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panagara dan sang Pejuang Hak Cipta

12 Juli 2024   06:02 Diperbarui: 12 Juli 2024   06:11 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut kota Bandar Lampung, sebuah percakapan menarik terjadi antara dua sahabat lama, Joko dan Bowo. Hari itu, Joko sedang membicarakan masalah hak cipta sebuah nama yang dianggapnya unik dan penuh sejarah, "Panagara".

"Harus segera didaftarkan HAKI ini nama Panagara," ujar Joko dengan semangat.

Namun, Bowo dengan cepat menanyakan hal penting lainnya, "Ya, tf berapa?"

Joko terdiam sejenak, kemudian melanjutkan, "Ternyata sudah banyak nama itu. Padahal dulu ibu atau bapak yang bilang itu dari koran terus disingkat sendiri kan."

Bowo, yang sedang dalam perjalanan menuju Jakarta dari Bandung, hanya bisa tersenyum kecil melihat semangat sahabatnya. "Kirim ke ibu," sarannya.

Joko yang merasa sedikit bingung melihat Bowo di stasiun, bertanya, "Mau kemana pak kok di Stasiun?"

"Bandung otw Jakarta," jawab Bowo singkat.

"Oh, ke Ps. Senen terus nge bus ke Lampung?" tanya Joko penasaran.

"Iya, mantap, jadi bagian komunitas ya pak," lanjutnya dengan nada penuh apresiasi.

Percakapan itu berlanjut dengan berbagai topik, mulai dari denda pos hingga bercanda tentang jokes bapak-bapak. Tak lama kemudian, Joko menerima informasi penting dari Bowo tentang bagaimana Google mencatat tempat-tempat yang dikunjungi pengguna, dan bagaimana itu bisa membantu dalam memberikan ulasan.

"Iyasih ya, tapi emang ngaruh di apa pak?" tanya Joko.

"Google mencatat tempat-tempat yang kita kunjungi. Cek timeline.google.com lalu dia menawarkan untuk review tempat-tempat tersebut," jawab Bowo.

Joko pun mencoba untuk mengerti dan akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakannya, "Ya udah ga usah deh Pak."

Hari-hari berikutnya, mereka tetap berkomunikasi, mendiskusikan berbagai topik dari tugas akhir program hingga mengikuti seminar internasional. Salah satu percakapan menarik adalah ketika Bowo memberikan informasi tentang seminar "International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy" yang akan diadakan pada tanggal 10-11 Juli 2024.

Joko sangat antusias mengikuti seminar tersebut dan menyampaikan rasa terima kasihnya. Namun, ada momen lucu ketika dia harus login dan logout terus menerus saat mengikuti acara melalui Zoom.

Joko juga berbagi kebanggaannya tentang ibunya yang kini menjadi Bendahara Tim Penggerak PKK di Kelurahan Nusantara Permai. "Mantap sekali, beneran jadi menteri keuangan kelas kelurahan," ujarnya dengan nada bercanda.

Melalui percakapan sederhana ini, terlihat betapa pentingnya hubungan antara sahabat dan keluarga. Mereka saling mendukung, berbagi informasi, dan menghibur satu sama lain di tengah kesibukan masing-masing. Joko dan Bowo menunjukkan bahwa persahabatan sejati adalah tentang saling memahami dan membantu dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun