Minggu, Â 5 Juli 2024, sebuah berita duka mengisi grup WhatsApp HEPI UKD Lampung. Herpratiwi mengawali dengan pesan, "Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bapak Kumpul Harianto bin Ahmad Musa, orang tua dari Ibu Tri Winarsih, Kepala SMAN 3 Bandar Lampung. Semoga Alm. husnul khotimah, diampuni segala dosa-dosanya, dan diterima semua amal ibadahnya serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin."
Tidak lama kemudian, Herpratiwi menambahkan, "Assalamualaikum. Berita duka ibu dan bapak."
Muhamad Khotib, M.Pd, turut menyampaikan belasungkawanya, "Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni semua dosa-dosanya. Aamiin."
Pesan demi pesan berisi ungkapan duka dan doa terus berdatangan. Mas UML menulis, "Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita atas wafatnya Bapak Kumpul Harianto Bin Ahmad Muso, Ayahanda dari Ibu Tri Winarsih. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya. Aamiin ya robbal alamin."
Dr. Pujiati, M.Pd, juga menyampaikan, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita. Semoga almarhum husnul khotimah, dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan dan ketabahan. Aamiin."
Viyanti menambahkan, "Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni semua dosa-dosanya. Aamiin."
Di antara ungkapan belasungkawa tersebut, Syafri menulis, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. Aamiin."
Zusmizawati Hepi mengungkapkan dukanya, "Innalillahi wa innailaihi rojiun. Saya atas nama pribadi dan keluarga turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Bapak Kumpul Harianto bin Ahmad Muso, orang tua dari Ibu Tri Winarsi. Teriring doa: Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fuanhu. Semoga almarhum diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin YRA."
Nurmala mengulangi pesan Zusmizawati dengan menambahkan, "Alamat rumah duka di mana ya?"
Siti Sumilah  menambahkan pesan yang serupa, dan Dr. Fardarita M.Pd, menulis, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita atas wafatnya Bapak Kumpul Harianto bin Ahmad Muso, orang tua dari Ibu Tri Winarsih. Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni salah dan khilafnya, serta mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan. Aamiin YRA."
Ucapan duka terus berdatangan dari Evi Ghozaly, Yulva Roza, dan Suindriyati. Setiap pesan dipenuhi doa dan harapan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan. Â
Papan bunga sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa berdatangan, lalu diturunkan dipasang di jalan di sisi kanan dan seberang rumah. Diantaranya tampak kiriman bunga papan dari Universitas Lampung, Dinas Pendidikan Propinsi Lampung, MKKS SMP Propinsi Lampung dan HEPI UKD Lampung.Â
Almarhum merupakan ayah dari Bapak Sugeng, Kakak dari Tri Winarsih. Bapak Sugeng P. Harianto berhasil meraih sukses dengan menjabat rektor Universitas Lampung (Unila) untuk periode kedua pada 2011-2015. Â Almarhum adalah saya seorang guru. Guru SD golongan satu. Dia juga bertani sama seperti bapaknya. Almarhum memiliki sembilan anak, dia pernah jualan jagung.Â
***
Jenazah almarhum telah dimandikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain dengan air yang bersih dan tempat yang layak untuk memandikan jenazah. Menggunakan sabun dan kain bersih. Dan dilaksanakan di tempat yang tertutup dan terlindung dari pandangan orang yang tidak berkepentingan. Usai dimandikan jenazah dikafani dengan menyiapkan kain kafan yang terdiri dari tiga lapis, kain kafan berwarna putih dan cukup untuk menutupi seluruh tubuh jenazah.
Lalu jenazah dibawa ke Masjid Jami KH. Ghalib Pringsewu yang berjarak 265 meter dari rumah. Jenazah diletakkan di dalam masjid, tak lama kemudian adzan jumat berkumandang prosesi shalat jumat berlangsung seperti biasa, hanya saja sebelum adzan petugas masjid telah menyampaikan informasi tentang wafatnya Bapak Kumpul Hariyanto. Bahkan petugas masjid mendeskripsikan dengan jelas posisi dimana beliau melaksanakan shalat berjamaah di masjid ini.Â
Saat shalat jumat hujan turun. Usai shalat jumat, jenazah di depan imam dengan posisi kepala berada di sebelah kanan imam. Lebih dari 5 baris jamaah yang ikut menyolatkan, salah satunya tampak Bapak Supomo Kandar. Usai shalat jenazah dilanjutkan dengan doa, lalu mobil ambulan tiba, jenazah dibawa ke makam keluarga di Desa Wates Timur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H